Tebar bintang dulu yaa...
___
Gue belum sanggup untuk pisah sama lo- Dava
___"Berarti kalau gak ada orang gak masalah dong kalau gue peluk lo?" tanya Dava sambil mengedipkan sebelah matanya.
Sasha memukul lengan Dava. Tidak tahu saja Dava jika dirinya tengah menyembunyikan semburat merah dipipinya.
---
Sasha masuk ke dalam rumahnya setelah diantar oleh Dava.Sepi. Sasha tidak menemukan seorang pun di rumah ini.
Sasha menengok ke jendela yang terarah langsung pada garasi rumahnya, hanya ada mobil milik bundanya yang berarti mereka semua pergi dengan mobil ayahnya. Namun Sasha juga melihat motor Vano yang terparkir disamping mobil bundanya.
Sasha menyunggingkan senyumnya dan segera menuju lantai dua, dimana kamar Vano berada.
Sasha membuka pintu kamar Vano dan menemukan Vano tengah tertidur dengan masih mengenakan seragam sekolah.
Sasha hendak meraih ponsel Vano namun dia urungkan saat melihat tiga koper besar disamping ranjang Vano.
Pada akhirnya Sasha meraih salah satu koper dan membukanya. Pakaian Vano semua.
Karena Sasha semakin merasa penasaran akhirnya Sasha juga membuka koper lainnya dan menemukan beberapa sepatu milik Vano.
Sasha menutup kembali koper tersebut dan melihat keyboard serta gitar disamping lemari.
Senyum yang sebelumnya menghiasi wajah Sasha kini digantikan dengan raut wajah khawatir. Sasha khawatir jika Vano akan menyusul orangtuanya yang kini sedang ada tugas diluar negeri. Meskipun Vano menyebalkan namun tetap saja Sasha tidak ingin berpisah dengan Vano.
Sasha memperhatikan wajah damai Vano yang tengah tertidur pulas.
"Van, jangan pergi. Ya meskipun lo itu ngeselin tapi gue tetap sayang sama lo," ucap Sasha pelan.
"Gue gak bakal marahin lo lagi Van," lanjut Sasha.
"Lo boleh kok tinggal di rumah gue sampai yang lo mau,"
Vano menyipitkan matanya saat merasa tidurnya terganggu. Dan langsung bangun saat menyadari Sasha berada disampingnya.
"NGAPAIN LO DISINI," teriak Vano terkejut sambil menjauh dari Sasha.
Sasha juga terkejut saat Vano tiba-tiba bangun dan berteriak.
"Van lo gak usah pergi ya, tinggal disini aja," ucap Sasha dengan pelan.
Vano menatap Sasha dengan bingung, dirinya tetap disini dan tidak akan kemana-mana. Ada apa dengan Sasha?
Vano kembali naik keatas kasurnya dengan hati-hati, mewaspadai jika ini adalah rencana Sasha untuk membalaskan kejadian semalam.
"Lo mau kemana sih Van? Gak betah ya lo tinggal sama gue?" ucap Sasha yang hampir akan menangis.
Bingung semakin menyelimuti Vano. Ucapan Sasha semakin kemana-mana.
"Gue gak kemana-mana, emangnya gue mau kemana?" tanya balik Vano.
Sasha menunjuk kearah koper milik Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...