Don't forget to vote, comments, and share!
Happy reading^^
---
Ini tidak dapat dipercaya -Sasha---
Mungkin, kini saatnya ia melupakan segala perasaannya pada Sasha dan memulai hidup yang baru dengan orang baru seperti kata Sasha, cari pacar sana jangan kelamaan jomblo. Tidak buruk juga, dia tampan, baik, apalagi yang ia butuhkan? Batin Nata.
---
Setelah hampir dua jam Sasha berada dipesawat, kini Sasha sudah berada di Bandara Soekarno Hatta bersama dengan kopernya.Menunggu Vano.
Sasha sudah berkali-kali menelfon Vano namun panggilannya selalu diabaikan oleh Vano.
"WOY BOCAH, CEPETAN," Teriak seseorang dibelakang Sasha.
Sasha mengenali suara itu, suara Vano. Sasha langsung menoleh kebelakang dan menemukan Vano dengan wajah malasnya.
"Lama amat sih lo, jamuran gue disini nungguin lo," gerutu Sasha kesal.
"Masih untung gue jemput," ucap Vano sambil berjalan menuju parkiran dan diikuti oleh Sasha.
Sasha memilih diam saja karena menanggapi ucapan Vano sama saja membuang separuh waktunya.
Ketika mereka sampai di parkiran, Sasha yang akan menaruh kopernya dikursi belakang dikejutkan oleh Ara dan Nio yang berada dikursi belakang tersebut.
"Kalian ngapain disini?" tanya Sasha heran, pasalnya ia hanya menyuruh Vano untuk menjemputnya saja dan tidak menyuruh Vano membawa kedua adiknya.
"Jemput Kak Sasha sekalian mau makan, lapar," ucap Ara sambil tersenyum.
Mendengar itu, Sasha segera menutup pintu mobil belakang. Tujuan utama kedua adiknya ikut sepertinya bukan untuk menjemputnya namun untuk meminta makan diluar padanya.
Sasha masuk ke kursi depan dan langsung menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi. Harapan untuk segera terlelap dengan damai di kamarnya dikacaukan oleh keberadaan kedua adiknya.
Bukankah ini adalah hari yang melelahkan untuk Sasha? Menghabiskan harinya di Jogja bersama Nata dan langsung kembali ke Jakarta untuk menemui Dava.
Selama diperjalanan Sasha hanya berkutik dengan pikirannya, mungkin ia akan sangat merasa canggung setelah beberapa hari tidak bertemu dengan Dava.
Beberapa menit setelah itu Sasha merasa mobil yang dikendarai oleh Vano berhenti dan saat menatap kedepan, mereka telah sampai disalah satu restoran cepat saji.
Tanpa berkata apapun, kedua penumpang mobil dibelakang sudah terlebih dahulu keluar meninggalkan Sasha dan Vano yang masih didalam mobil.
"Gue gak bawa dompet, jadi pastikan uang lo cukup," ucap Vano sebelum pada akhirnya turun dari mobil disertai tawanya.
Saudara laknat. Batin Sasha sebelum pada akhirnya turun dari mobil dengan terpaksa.
Sasha melangkahkan kakinya yang terasa sangat berat memasuki restoran tersebut dan betapa terkejutnya Sasha saat ia melihat berbagai makanan sudah tersaji dimeja yang ditempati Vano dan kedua adiknya.
"Welcome to our city Kak Sasha," ucap Ara dengan senyum lebarnya.
Sasha mendelik sebal kearah Ara. Adiknya benar-benar perampas sejati.
Kemudian setelah itu Sasha menarik kursi disebelah Vano dan duduk disana. Memperhatikan kedua adiknya yang tengah menikmati hasil makanan dari dompetnya. Satu lagi, jangan lupakan seorang Vano Ardata yang nampak menikmati makanannya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...