Bintangnya jangan lupa..
___
Makanan boleh aja basi, tapi rasa sayang dan cintamu ke aku jangan sampai basi.
___"Tolong masukin ke dalam microwave terus bawa kesini," ucap Vano sambil memberikan semangkuk makanan tersebut pada Sasha.
Sasha segera keluar dari kamar Vano dan sesekali mengumpati Vano. Gak gratis itu ya, ingin sekali Sasha menonjol wajah Vano namun Sasha memilih mengalah daripada makanannya diambil lagi oleh Vano.
---
Sasha memasukan makanan Vano dan makanannya ke dalam microwave.Sambil menunggu makanannya siap untuk dimakan, Sasha mengambil sekaleng minuman dari dalam kulkas.
Sasha mengangkat panggilan dari Morin yang baru saja masuk.
"...."
Sasha menjauhkan ponsel dari telinganya karena suara Morin yang sangat menganggu kesehatan telinganya.
"Santai, telinga gue entar sakit,"
"...."
"Iya gue di rumah, nanti alamatnya gue kirim. Bye!"
Sasha mematikan panggilannya dan segera mengirimkan alamat rumahnya pada Morin.
Sasha menghabiskan minumannya dan segera menuju pintu saat suara bel berbunyi.
Saat dibukanya, Morin sudah berada disana dengan cengiran khas Morin.
"Masuk yuk," ajak Sasha pada Morin untuk segera masuk.
Sasha membawa Morin masuk ke dalam rumahnya dan saat sampai disamping anak tangga, Sasha berhenti.
"Rin, sebentar ya gue ke dapur dulu," ucap Sasha sebelum meninggalkan Morin.
Sasha membuka microwave dan mengeluarkan makanan yang masih sangat panas.
Sasha membawanya dengan nampan dan juga Sasha membawa tiga buah minuman kaleng.
"Ke kamar gue aja Rin,"
Morin hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Sasha.
"Sha, Vano masih disini?" tanya Morin disela-sela langkahnya.
"Masihlah, kalau enggak hidup gue udah sejahtera gak kaya gini," ucap Sasha sambil memandangi makanan yang dibawanya.
Morin tertawa. Ikut merasakan penderitaan yang Sasha alami karena Morin sudah mengenal Vano sejak SMP.
"Masuk dulu sana ke kamar gue, gue mau nganterin makanannya Vano," ucap Sasha sambil membuka pintu kamar Vano.
Sasha menaruh makanan dan minuman disamping papan ketik Vano.
"Udah sana keluar," usir Vano setelah Sasha selesai menaruh makanannya.
Sasha menatap Vano dengan tajam. Vano hari ini benar-benar menyebalkan.
Sasha segera keluar dan membanting pintu kamar Vano dengan keras.
Saat sudah sampai di kamarnya, Sasha segera mengambil duduk disamping Morin.
"Itu album lo. Gue makan dulu ya, lapar," ucap Sasha sambil menunjukkan album yang berada didalam totebag.
Morin segera mengambil totebag yang Sasha tunjukkan dan membukanya.
Morin menatap Sasha lama dan setelah itu Morin memeluk leher Sasha lagi.
"Sasha makasih, gue sayang banget sama lo," ucap Morin sambil mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...