Happy reading🎹
Don't forget vote and comment :)Now playing : Just For You - IKON
---
Apapun akan aku lakukan asal itu bisa buat kamu tersenyum bahagia.
---
______________________________________
"Sha, meskipun gue punya pacar, lo tenang aja karena gue bakal tetap ada buat lo. Beneran gak bohong gue kali ini. Lo itu sepupu yang paling gue sayang diantara Ara dan Nio karena cuma kalian bertiga saudara yang gue punya karena gue anak tunggal. Dan juga papa gue anak tunggal dan papa gue udah meninggal beberapa tahun yang lalu dan pastinya lo juga tahu kalau mama gue cuma dua bersaudara sama tante Nadin" Vano mengucapkan sebuah fakta yang sebenarnya sudah Sasha ketahui jika Vano hanya memiliki saudara sepupu dirinya, Ara dan Nio.
Sasha tersenyum dan langsung memeluk Vano erat. Entah mengapa, perasaan membaik kembali setelah.
☀☀☀
Pagi harinya, Sasha terbangun dengan kedua mata sembab. Setelah dirinya dan Vano sampai rumah, Sasha langsung berlari menuju kamarnya. Beruntung hari ini adalah hari Sabtu.
Setelah kejadian semalam, bahkan Dava masih belum menghubunginya. Mungkin Dava benar-benar ingin mengakhiri hubungan dengannya.
Sasha hanya terduduk lemas di kasurnya. Tidak tahu harus melakukan apa. Dengan kedua mata sembab, tidak mungkin dirinya turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya. Sasha tidak ingin ayah dan bundanya tahu akan masalahnya dan Dava.
Saat mendengar langkah kaki yang mengarah ke kamarnya, Sasha langsung merebahkan tubuhnya dan menutupinya dengan selimut.
"Kak, sarapan enggak?" tanya Ardi yang baru saja membuka kamar.
"Sasha nanti aja Yah sarapannya, Ayah sarapan dulu aja," ucap Sasha sambil memeluk erat gulingnya.
Beberapa detik kemudian, setelah terdengar suara pintu yang tertutup, Sasha membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ayahnya sudah keluar.
"Kenapa hidup gue jadi begini?" tanya Sasha sendu pada dirinya sendiri.
Sasha berdiri dan meraih paper bag pemberian Dava.
"Gue emang ingin punya ini semua. Tapi gak gini caranya," ucap Sasha.
"Dava baik, tapi kebaikan Dava selalu buat gue merasa bersalah,"
Sasha membuka kotak berisi tiket pesawat menuju Korea Selatan.
Harus dia apakan tiket tersebut?
Ceklek...
Pandangan Sasha langsung menuju kearah pintu. Vano. Vano berdiri disana dengan nampan berisi makanan dan segelas susu.
"Hai," sapa Vano sambil tersenyum.
Sasha balas tersenyum meskipun banyak pertanyaan dibenaknya, apa ini benar sepupunya yang menyebalkan? Kenapa Vano bisa bersikap manis seperti ini?
"Gue bawain sarapan," Vano menaruh nampan tersebut disebelah Sasha.
Sejenak Vano melihat kearah tiket yang Sasha bawa dan dua buah lightstick didepan Sasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...