Dasha-45 📺 Damn It 📺

943 61 12
                                    

Happy reading
Don't forget to vote and comment

---
You can trust me
---

Sasha berjalan menuju tempat mie instan berada. Ia ingin ramen dan beberapa mie lainnya.

"Sasha," panggil seseorang.

Sasha kenal suara itu, suara yang tidak asing untuknya.
---
"Sha, lo masih inget gue kan?" tanyanya.

Jantung Sasha berpacu lebih cepat. Kenapa mereka harus bertemu lagi? Tanya Sasha dalam hati.

Saat orang terus berjalan mendekati Sasha, Sasha segera mendorong trolinya untuk pergi. Sasha tidak ingin mengenal orang itu lagi. Batinnya lagi.

Sasha mendorong trolinya semakin cepat saat orang tersebut memiliki mengikuti Sasha.

"Kita perlu bicara," ucap orang tersebut saat berhasil mencekal pergelangan tangan Sasha.

Sasha menoleh pada orang tersebut dan menatapnya tajam.

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Sasha menepis kasar tangan orang tersebut.

"Sha, sekarang gue sadar dulu gue bodoh banget sampai duain lo. Maafin gue, gue mohon," ucapnya sambil mencekal tangan Sasha lagi.

Tawa sinis terdengar dari mulut Sasha. Sadar? Setelah satu tahun mereka berpisah dan Nata baru sadar? Masih haruskah dirinya memaafkan Nata?

"permisi, gue mau pergi," ucap Sasha sambil menepis tangan Nata dengan kasar.

Sasha melenggang pergi tanpa Nata yang mengikutinya lagi.

Dengan berat hati Sasha mengurungkan untuk memiliki ramen karena khawatir Nata akan mengikutinya lagi jika ia tidak cepat pergi.

Selesai membayar semua belanjaannya. Sasha segera keluar dari supermarket tersebut.

Beberapa kali Sasha menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa Nata benar-benar tidak mengikutinya.

Saat Sasha berusaha menghindari Nata, Vano malah sangat membutuhkan fasilitas yang Sasha miliki. Seperti sekarang ini, Vano tengah memanfaatkan sebaik-baiknya wifi yang ada di kamar Sasha untuk bermain game online.

Hari-hari Vano hanya diisi oleh game online jika Ara dan Nio sedang tidak ada di rumah. Sudah sejak kemarin Ara dan Nio selalu pulang malam untuk berlatih drama teater. Setelah mereka pulang, mereka hanya mandi dan setelah itu langsung tidur.

Vano berharap Sasha segera kembali. Maksud Vano tinggal bersama keluarga tantenya atau Nadin adalah supaya dirinya tidak kesepian. Namun kini, ia tidak merasakan perbedaan tinggal sendiri di rumahnya maupun tinggal di rumah Nadin.

"Kak Vano!" ucap Ara yang tiba-tiba hingga membuat Vano kaget.

Vano mengatur nafasnya. Apakah ia masih hidup? Vano berkali-kali menepuk pipinya.

Sakit. Syukurlah ia masih hidup. Vano menghembuskan nafas lega.

"Ara jangan ngagetin kak Vano kaya gitu dong, nanti kalau kak Vano lewat gimana?" ucap Vano pada Ara yang saat itu sudah berbaring dikasur.

"Salah siapa melamun. Ya kalau mau lewat mah lewat aja kali gak, gak perlu permisi kalau sama Ara mah," ucap Ara.

Untung Ara itu sepupunya. Jika bukan sudah Vano rebus.

Ya siapa juga yang tidak kaget saat Vano tengah memikirkan hidupnya yang kesepian itu tiba-tiba ada suara melengking didekatnya.

"Kok Ara udah pulang?" tanya Vano heran.

Dasha-Evanescent (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang