NOW PLAYING : DDU DU DDU DU - BLACKPINK
---
Tekadku sudah bulat.
---"Bawelnya juga cuma sama lo kok bae, kan sayangnya Dava cuma buat lo," Dava mulai menutup kaca helmnya dan melambaikan tangan pada Sasha, begitu juga dengan Sasha yang membalas lambaikan tangan Dava.
Setelah Dava sudah tidak terlihat dari pandangannya, Sasha masuk ke dalam rumahnya dan menutup gerbang.
Dilihatnya Vano, Ara, dan Nio yang sudah ada didepan pintu, menatapnya dengan tatapan menyelidik.
---
"Kalian ngapain disini? Udah malam juga," tanya Sasha saat sudah sampai di depan mereka bertiga."Gak ngapa-ngapain. Cuma lagi liatin bintang sama cari angin aja," jawab Vano asal.
Sasha menatap langit. Mendung. Bagaimana bisa Vano melihat bintang padahal satupun bintang tidak nampak di langit.
Sasha paham. Mereka bertiga keluar rumah karena mendengar suara motor Dava. Sudah dapat Sasha pastikan.
Sasha mengangkat bahu acuh kemudian melangkah masuk ke dalam rumah.
Baru juga dua langkah Sasha berjalan, tiba-tiba tangan Ara memenuhi jalannya.
"Itu yang kak Sasha pegang apa?" tanya Sasha sambil mengarahkan dagunya pada boneka yang Sasha pegang.
"Boneka, emangnya kenapa?" tanya Sasha balik.
Ara menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menarik boneka paling besar yang tadi Dava belikan untuk Sasha.
"Kok ditarik sih, ini punya kakak Ra," Sasha menarik balik bonekanya.
"INI BUAT ARA AJA, KAK SASHA YANG KECIL ITU," teriak Sasha sambil mencoba merebut boneka itu lagi.
Sasha segera berlari menuju kamarnya. Sasha tidak mempedulikan teriakan Ara dibawah.
Sasha meletakkan kedua boneka tersebut dikasur dan segera menuju kamar mandi.
Sasha merasa tubuhnya sangat lengket.
Beberapa menit kemudian Sasha keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah berganti.
Sasha merebahkan tubuhnya dikasur dan mengambil ponselnya.
Dibukanya pesan baru.
Calon imamku♡
Bae, besok gue jemput ya.
Jari-jari Sasha mulai mengetikkam sesuatu.
Gausah. Gue berangkat bareng Vano aja, apa gunanya ada Vano di rumah kalau enggak dimanfaatin sebaik-baiknya.
Sasha membaca ulang pesan yang baru dikirimnya. Panjang. Sasha berdecak kesal, bagaimana bisa dirinya mengirim pesan sepanjang ini pada Dava. Meskipun Dava sudah menjadi pacarnya. Pacar.
Beberapa detik kemudian, sebuah pesan masuk kembali ke ponselnya.
Kasian Vano, gue jemput aja ya, kan gue pacar lo. Gak baik berangkat sama cowok lain juga.
Vano kan sepupu gue. Udah biarin aja gue berangkat sama Vano.
Udah ya gue mau tidur dulu. Byee..
Sasha langsung meletakkan ponselnya di meja samping dan menarik selimutnya. Bergegas tidur sebelum pada akhirnya ketukan pintu membuatnya berdiri membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...