---
Gue akan menunggu lo, sampai kapan pun hingga gue bisa meluapkan segala kekesalan gue sama lo - Sasha
---Dengan begitu Vano segera membalas pesan dari Dava dan mengakhiri obrolan malam ini.
Hehee, yaudah ya kamu tidur sana. Awas aja kalau kesiangan besok. Good night. I love U
Vano meletakkan ponsel Sasha kembali ke atas meja dan segera keluar dari kamar Sasha.
Dalam hati Vano sudah bertekad supaya dirinya besok pagi bangun lebih pagi daripada Sasha.
---Pagi harinya, benar saja, Vano bangun pukul setengah empat pagi dan bergegas menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Vano menuju lantai bawah sudah dengan pakaian lengkap dan tas. Dan juga, Vano sudah mengenakan hoodie yang memiliki tutup kepala dan mengenakan masker.
Saat sudah dilantai bawah, Vano menghampiri Nadin yang tengah memasak.
"Tan, sarapannya udah jadi belum?" tanya Vano sambil membuka maskernya.
Nadin menoleh ke belakang, kearah Vano, kemudian menatap jam dinding. Pukul empat pagi.
"Vano, udah mau berangkat sekolah? Inikan masih pukul empat pagi,"
Vano mengangguk mantap. Memang dirinya akan berangkat pagi. Menghindari amukan Sasha yang mungkin akan terjadi.
"Tapikan sarapannya belum jadi Vano, tante aja baru bangun beberapa menit yang lalu," ucap Nadin sebelum pada akhirnya membuka salah satu pintu rak-rakan dan mengambil semangkuk bubur instan.
"Bentar, tante buatin bubur instan sama susu," ucap Nadin.
Vano hanya mengangguk kembali dan duduk di kursi makan.
Berkali-kali Vano mengarahkan pandangannya menuju anak tangga. Khawatir jika tiba-tiba saja Sasha turun.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya semangkuk bubur dan segelas susu sudah tersaji didepannya.
"Habisin ya, kalau kurang nanti tante buatin lagi," ucap Nadin sambil duduk didepan Vano.
Vano mengangguk dan segera melahap sarapannya. Sangat cepat. Hingga membuat Nadin heran melihatnya.
Nadin hanya menggelengkan kepalanya saat memperhatikan Vano.
Setelah selesai menghabiskan sarapannya, Vano langsung meraih tasnya.
"Tan, Vano berangkat dulu. Sama nanti mungkin Vano pulangnya agak malam soalnya mau bersih-bersih rumah dulu, kan besok mama pulang," Ucap Vano.
Vano sudah menyiapkan ini semalaman, membuat rencana untuk menghindari Sasha. Berangkat pagi dan pulang malam.
Nadin mengangguk sambil tersenyum. Setelah itu mereka bersalaman dan Vano langsung keluar.
Nadin kembali pada kegiatan awalnya meninggalkan Vano yang telah berangkat.
Pukul lima pagi, Nio dan Ara turun dari lantai atas dan menghampiri Nadin yang sedang menyiapkan makanan dimeja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...