Don't forget to vote, comment, and share!
.
.
.
.
.
.
.
.
Vote
.
.
.
.---
Bertemu denganmu walau hanya sebentar saja sudah membuatku bahagia-Nata
---Sepertinya papanya akan berbicara serius padanya kali ini. Batin Dava.
"Selama ini Sooya, mamamu, hidup berjauhan dari nenek kakek kamu di Korea. Bahkan mamamu itu gak pernah berkunjung ke Korea lagi semenjak pisah dari papa karena alasan gak mau buat kamu gak nyaman. Mamamu itu udah berkorban banyak sama kamu Dav. Coba kamu turutin apa yang mama kamu inginkan. Kamu gak tahu kan jika selama ini mamamu selalu ingin tinggal di Korea sama kamu? Mamamu itu selalu ingin tinggal di Korea sama kamu, dekat sama keluarganya. Coba kamu turutin kemauan mamamu itu Dav. Papa udah dekat sama keluarga papa tapi mamamu belum, mamamu menyimpan kesedihan sendiri," ucap Reyhan menasihati Dava.
---
Kini Dava sudah berada di bandara ditemani Reyhan dan juga Avrila."Aku akan menunggu Kak Dava kembali ke sini," ucap Avrila sambil tersenyum pada Dava.
"Kak Dava?" tanya Dava sambil menaikkan sebelah alisnya.
Mendengar itu Avrila menjadi salah tingkah. Apa salahnya ia memanggil Dava dengan sebutan kakak? Lagi pula Dava memang lebih tua darinya bukan?
Tawa Dava seketika pecah melihat Avrila yang salah tingkah karena pertanyaannya.
"No problem, you can call me Kak Dava. Kak Dava yang tampan," ucap Dava sambil tersenyum senang.
Reyhan yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan anaknya dengan anak asisten rumahnya langsung melihat kearah jam tangannya.
Melihat papanya menatap jam tangan, Dava lantas ikut menatap jam tangannya.
Ia akan segera kembali.
Ada perasaan sedih saat Dava harus meninggalkan papanya sendiri lagi. Dan juga, Dava baru saja menemukan teman yang menyenangkan seperti Vrila.
"Pergilah," ucap Reyhan pada Dava.
Dava mengangguk dan langsung memeluk sosok ayah yang selama ini berjauhan dengannya.
"Dava pergi dulu. Kalau ada waktu Dava akan kesini lagi Pa," ucap Dava lirih.
Reyhan mengusap punggung anak laki-lakinya tersebut. Waktu berjalan terlalu cepat.
"Cepat pergi sana. Jangan buat mamamu khawatir," ucap Reyhan.
Dava mengangguk lantas menatap Vrila yang sedari tadi hanya memperhatikan dirinya.
"Kak Dava yang tampan ini pulang dulu," ucap Dava sambil menekankan kallimat 'Kak Dava yang tampan'
Tanpa aba-aba apapun, Vrila segera memeluk Dava.
"Iya," ucap Vrila yang sudah hampir menangis.
Ia akan segera kehilangan segala kejailan yang Vrila ciptakan selama ia di Sydney. Batin Dava.
Dava menjauhkan Vrila darinya.
"Gausah nangis, senyum aja. Lo itu jelek kalau nangis," ucap Dava sarkas.
Vrila segera tersenyum setelah mendengar perkataan sarkas Dava.
"Pergi sana," ucap Vrila.
Senyum terukir diwajah Dava. Ia memang akan segera pergi. Kembali ke Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...