Don't forget to vote, comments, and share 🌟🌟
---
Tidak semua kisah memiliki akhir yang jelas, seperti kita misalnya.
---"Gak mau tau pokoknya lo harus nganterin gue. Sekarang gue mau mandi dan selesai gue mandi lo harus udah siap," ucap Sasha sebelum pergi dari sana.
---
Benar saja, selesai mandi Sasha menghampiri Vano yang masih saja asik bermain game online."Van," panggil Sasha datar.
Vano nyengir kuda dan langsung berdiri dengan tangan kanannya meraih topi miliknya. Supermarket dekat, dan ia cukup menggunakan topi saja. Batin Vano.
"Ayo cepet kita supermarket," ucap Vano saat melewati Sasha.
Sasha mendelik sebal. Sepupunya benar-benar berbeda dengan yang lainnya.
Saat ini, Dava sudah berada di cafe dan tengah menunggu seseorang. Tak lama kemudian, orang yang ia tunggu datang juga. Rachel.
"Jadi lo mau ngomong apa sama gue?" tanya Rachel yang kini sudah duduk di depan Dava.
Dava nampak berpikir sebentar. Ia tidak mengatakan hal ini pada Sasha dan malah mengatakan hal ini pada Rachel yang jelas-jelas adalah mantannya. Dirinya mungkin sudah gila, batin Dava.
"Gue hari ini mau ke Korea," ucap Dava.
Rachel masih terlihat santai. Terus kenapa jika dia akan ke Korea dan mengapa harus mengatakan pada dirinya? Batin Rachel.
"Tinggal di sana," Lanjut Dava yang membuat Rachel terdiam dengan tatapan kosong.
Rachel menatap Dava dalam. Ia tidak salah dengar? Dava akan Korea? Tinggal di sana? Bukan maksud apa-apa, namun selama ini orang yang selalu mendukungnya jika ia tengah terpuruk adalah Dava dan tiba-tiba Dava akan pergi.
"Kenapa?" tanya Rachel yang kini telah menangis.
"Gue pengen aja ngebahagiain nyokap. Kan selama ini nyokap jauh dari keluarganya, jadi gue pikir bahwa sekarang saatnya gue ngalah," ucap Dava.
"Kan lo juga tahu kalau mama jarang pulang ke Korea karena gue," Lanjut Dava.
Dava mendekati Rachel yang memeluknya. Rachel saja menangis bagaimana dengan Sasha jika Sasha tahu.
Beberapa menit perjalanan, Sasha dan Vano akhirnya sampai di supermarket. Sasha turun dari motor dan matanya menangkap sesuatu, mobil Dava. Dava ada disini? Tanya Sasha pada dirinya sendiri.
Sasha berjalan mendekati mobil Dava dan melihat ke dalam cafe yang ada di samping kanan mobil Dava.
Deg...
Dava berpelukan dengan seorang perempuan lain.
Sasha mengatur nafasnya dan duduk di kursi yang tersedia di sana. Sasha melihat lagi ke dalam cafe, memastikan bahwa itu memang Dava. Tidak salah lagi, itu Dava. Dan perempuan tersebut, Rachel? Kakak kelasnya? Sasha menggelengkan kepalanya tidak percaya. Apa mereka berdua aka hubungan yang dirinya tidak ketahui? Dava membohonginya?
Melihat Dava dan Rachel akan keluar, Sasha berlari ke arah samping cafe dan bersembunyi di sana. Hatinya benar-benar hancur.
"Jaga diri lo baik-baik, jangan nangis lagi dan jangan bilang sama Sasha kalau gue pergi," ucap Dava yang dapat Sasha dengar.
Rachel memeluk Dava erat. Ia masih tidak paham kenapa Dava malah memberitahunya dan tidak memberi tahu Sasha.
"Kamu juga jaga diri disana, ingat sama aku. Dan jangan lupa sama Sasha, pacar kamu," ucap Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...