Lebih baik tebari bintang di chapter ini sekarang juga, takutnya nanti lupa:) DAN ORANG YANG MAU BACA TAPI GAK MAU VOTE SAMA AJA SOMBONG, GAK MAU MENGHARGAI HASIL ORANG LAIN. Dan itu gak baik, tanamkan perilaku baik dari hal-hal kecil. 🌌🌌🌌💫💫🌟🌟🌟🌟🌠🌠🌠🌠🌠✨✨✨✨✨
----
Tentang dia, semua tentang dia.
---Nadin memperhatikan anak perempuannya dengan heran. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Sasha marah-marah begini.
"Sasha mau mandi, awas aja lo Vano, gue bakal nunggu lo sampai kekesalan gue terbalaskan," ucap Sasha sebelum pada akhirnya meninggalkan Nadin.
---
10 menit kemudian Sasha turun dari lantai atas lengkap dengan seragam sekolah dan tas dipunggungnya.Sasha menghampiri Nadin yang sedang merapikan rambut Ara.
"Bun, Sasha berangkat dulu," ucap Sasha kemudian mencium punggung tangan Nadin.
"Hati-hati ya sayang," ucap Nadin sambil tersenyum pada Sasha.
Sasha membalas senyum Nadin dan mulai berjalan menuju keluar rumah, dimana Dava berada.
Namun sebelum keluar, Sasha melirik Ara sebentar dan berdecak kesal.
Sesampainya Sasha diluar, Sasha langsung menghampiri Dava.
"Yuk," ajak Sasha untuk segera berangkat.
Dava mengangguk lalu segera berdiri dari duduknya.
Sasha berjalan menuju ke arah Ardi yang tengah mengelap kaca mobil, begitupun dengan Dava.
"Yah, Sasha berangkat dulu sama Dava ya," Sasha mencium punggung tangan Ardi seperti yang Sasha lakukan pada Nadin.
"Hati-hati kak," ucap Ardi.
"Om, Dava pamit. Mau berangkat dulu," pamit Dava pada Ardi.
"Hati-hati ya Dava, jaga anak Om," Ardi menepuk-nepuk bahu Dava.
Dava mengangguk dan tersenyum. Setelah itu Dava berjalan menuju motornya karena Sasha sudah menunggu disana.
Dava naik ke atas motornya diikuti Sasha. Dan setelah itu Dava mulai menjalankan motornya.
Dava melirik Sasha lewat kaca spion motornya.
"Pegangan sini, nanti jatuh gue juga yang repot," Dava menarik tangan Sasha ke arah pinggangnya.
Saat tangan Sasha sudah berada di pinggang Dava, Sasha menarik kembali tangannya.
"Sini tangan lo," Dava mencoba menarik tangan Sasha kembali.
"Kalau gue jatuh kan lo bisa tinggalin gue sendiri. Apa yang perlu direpotin sih" gerutu Sasha pelan namun masih dapat didengar oleh Dava dan Sasha tetap tidak memberikan tangannya.
Dava melirik Sasha sebentar dari kaca spion motornya dan menarik tangan Sasha paksa untuk berpegangan pada pinggangnya. Dan cara itu berhasil.
"Apa yang perlu direpotin?" Dava mengulang kembali ucapan Sasha.
"Gak ada sih yang perlu direpotin. Kan gue tinggal pergi kalau lo jatuh seperti kata lo tadi," ucap Dava dengan senyum puas dibalik helmnya saat melihat raut wajah Sasha yang kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...