Tabur bintang yukkk...
---
Lo adalah alasan gue untuk berubah menjadi seseorang yang lebih baik, tetap disini dan temani gue - Dava
---"Lo sih Dav tiba-tiba datang terus bikin suara," gerutu Sasha kesal pada Dava.
Dava mengaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. Dirinyakan tidak tahu jika ternyata Vano belum menyadari keberadaan Sasha.
Sasha berjalan meninggalkan Dava sendiri dan memilih kembali ke kelas.
---
Dan kini Sasha tengah berada diparkiran sekolah, menunggu Dava yang juga belum menampakkan batang hidungnya.Sebenarnya Sasha ingin pulang dengan Vano supaya Vano tidak kabur lagi darinya namun apa daya jika Vano setelah istirahat tidak kembali ke kelas. Dan berakhirlah Sasha disini, disamping motor Dava.
Dari kejauhan Sasha melihat Dava yang sedang menuruni anak tangga bersama teman-temannya.
Sasha berkecak pinggang saat Dava mulai berjalan mendekatinya.
"Lama amat sih lo, pegel gue nunggu disini," geruru Sasha sambil menggerak-gerakkan kakinya.
"Kan gue gak tahu kalau lo mau pulang sama gue," ucap Dava dengan sejujurnya.
Memang benar, Sasha lupa bilang pada Dava jika dirinya akan pulang bersama Dava.
Sasha memilih bungkam. Dia juga yang salah.
"Yaudah yuk pulang," ucap Dava sambil memakai helmnya.
Sasha segera memakai helmnya dan mengikuti Dava yang sudah naik ke atas motornya.
Dan setelah Sasha sudah naik ke atas motor, Dava segera menjalankan motornya.
Ditempat lain Vano kini sedang memakirkan motornya di garasi rumahnya.
Dan setelah itu Vano berjalan masuk ke dalam rumahnya. Rumah yang tiga hari tidak dia tempati.
Vano mendudukkan dirinya di sofa depan tv dan mulai menghubungi seseorang.
"Mi, nanti tiba di Jakarta pukul berapa?"
"....."
"Lah kok gitu Mi?"
"....."
Vano menendang-nendang meja yang ada didepannya. Hilang sudah rasa bahagia yang menyelimuti dirinya sejak tadi.
"....."
"Iya Mi, Vano masih disini. Yaudah Vano mau kemas-kemas dulu,"
"....."
"Yaudah Mi, Please stay healthy and be happy. I love you more Mom,"
Setelah mengakhiri panggilan, Vano meletakkan ponselnya dimeja dan segera menuju ke dalam kamarnya.
Dikeluarkannya sebuah koper yang lumayan besar dari atas lemari.
Vano mulai mengeluarkan pakaiannya dan langsung dimasukkan ke dalam koper.
Vano berdecak malas saat mengingat Sasha. Rencananya gagal sudah. Rencana untuk tidak bertemu dengan Sasha.
Tidak lupa Vano mengeluarkan keyboard dan gitar miliknya.
Setelah selesai berkemas, Vano langsung keluar dan mengambil ponselnya untuk menghubungi taksi.
Vano mengeluarkan semua barang-barang yang sudah dikemasinya menuju keluar rumah.
Lalu Vano kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil tasnya sekalian memasukkan semua makanan yang masih berada dikulkas ke dalam totebag yang terdapat disamping kulkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Novela Juvenil[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...