NOW PLAYING : JUST FOR YOU - IKON
___
Gue Gue tahan liat wajah lo, gemesin abisnya - Sasha
___Sasha kembali diam, tidak ingin berkomentar. Mungkin Dava sudah lelah jadi sedikit mengada-ada ngomongnya.
"Ya udah gapapa," ucap Dava lagi.
Sasha menatap Dava heran, benar, Dava mungkin sudah lelah. Dava yang bertanya dan Dava sendirilah yang menjawabnya.
Sasha hanya mampu menggelengkan kepala lagi.
---
Sesampainya di perumahan yang Sasha maksudkan, Dava lantas bertanya no rumah Sasha."23," jawab Sasha singkat.
Dava hanya mengangguk sekilas tanpa berniat menjawab.
Saat sudah didepan rumah dengan no 23, Dava menghentikan motornya tepat didepan pintu gerbang.
Sasha segera turun dan melepas helmnya begitu juga dengan Dava yang melepas helmnya.
"Besok gue jemput ya," ujar Dava yang berupa pernyataan bukan pertanyaan.
Sasha menggeleng tegas. Dirumahnya sudah ada Vano yang akan berangkat ke sekolah bersamanya.
"Kenapa?" tanya Dava sambil mengerucutkan bibirnya.
Sasha yang melihat itu hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah. Saat seperti itu, Dava terlihat menggemaskan.
Sasha tidak bisa menepis fakta tersebut. Memang Dava sangat menggemaskan. Sasha lebih memilih melihat Dava yang cerewet daripada Dava yang menggemaskan seperti sekarang.
Dava yang melihat Sasha tengah menatapnya dengan tatapan kosong refleks mencubit ringan pipi kiri Sasha dengan gemas.
Sasha langsung tersadar dari lamunannya.
"Itu apa namanya,eh,iya itu, iya gue ke sekolah besok sama Vano, nah iya Vano," ucap Sasha dengan terbata-bata.
Dava menatap Sasha dengan heran. Tidak biasanya Sasha berbicara terbata-bata padanya, biasanya Sasha akan berbicara dengan kasar padanya.
"Ngomong apa sih? Gak jelas," ucap Dava sambil mencubit kedua Pipi Sasha.
Sasha ingin seseorang menariknya kedalam rumah sekarang juga. Sasha tidak tahan lagi harus berlama-lama dengan Dava.
Dava tersenyum ramah ke arah pintu rumah Sasha.
Sasha yang melihat Dava tersenyum kearah pintu rumah lantas menoleh kebelakang dan menemukan Ara serta Nio sudah berdiri disana ditemani Nadin.
Sasha menepuk jidatnya. Seharusnya dia tadi langsung menyuruh Dava pergi atau paling tidak meminta Dava menurunkannya dijalan besar depan perumahan. Jika sudah begini urusannya akan panjang.
Sasha mengikuti Dava yang sudah berjalan menghampiri keluarganya.
"Bunda," ucap Sasha dengan sedikit nyengir.
Nadin hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Baru tiga hari Sasha tiba Jakarta dan kini telah mengajak seorang cowok ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...