NOW PLAYING : SING FOR YOU - EXO
___
Hanya sedikit berbicara.
___"Sha," panggil Dava pada Sasha diantara suara mesin kendaraan lainnya.
"Apa?"
Dava tersenyum dibalik helmnya. Memanfaatkan situasi yang ada. Dava tidak ingin menyia-nyiakan setiap detik waktunya bersama Sasha
---
"Mulai hari ini kita pacaran,"Sasha hampir saja menjatuhkan boneka yang dibawanya setelah mendengar ucapan Dava barusan. Mulai hari ini kita pacaran. Sasha ingin sekali berteriak.
"Gue gak menerima penolakan," ucap Dava lagi.
Sasha menatap punggung orang didepannya dengan tidak percaya. Bagaimana tidak, Dava barusan menyatakan pernyataan bukan pertanyaan.
"Gak bisa gitu dong, lo sama gue kan baru kenal dua hari," Sasha mencoba menolak permintaan Dava. Bukan mencoba, menolak secara halus lebih tepatnya.
"Kenapa gak bisa, orang yang kenal 1 jam aja bisa nikah. Apalagi kita yang udah hampir 50 jam kenal," ucap Dava dengan percaya diri dan tidak mempedulikan Sasha dibelakangnya.
"Enggak, gak bisa," Sasha menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dava menepikan motornya dipinggir jalan dan mematikan mesin motornya.
"Kok berhenti, kan belum sampai," ucap Sasha dengan heran.
"Ya emang belum sampai," Dava mengucapkan itu sambil turun dari motor.
Dava berdiri disamping Sasha dengan menghadap ke arah Sasha.
Dava mengambil boneka yang dibawa oleh Dava dan menaruh boneka tersebut dibawah.
Dava menggenggam tangan Sasha, sebagai ganti untuk digenggam oleh Sasha setelah boneka tersebut diambil oleh Dava.
"Sha," panggil Dava lagi.
"Cinta itu bukan tentang waktu, bukan juga tentang kebiasaan. Kita baru bertemu dua hari dan juga kebiasaan kita beda, lo suka sama kpop dan sedangkan gue gak suka kpop. Tapi bukankah berbedaan itu menyatukan?" Dava menjeda sebentar ucapannya dan melihat ke arah Sasha yang kini juga tengah menatapnya.
"Gue gak tahu apa yang ngebuat gue kaya gini sekarang. Semenjak bertemu sama lo, perasaan gue mulai berubah. Gue selalu ingin bersama lo. Mau ya jadi pacar gue, gue janji akan jadiin lo yang terakhir bagi gue. Tapi maaf, gue gak bisa jadiin lo yang pertama bagi gue," Dava merapikan anak rambut Sasha yang menutupi sebagian wajah Sasha.
Sasha tidak menyangka Dava yang biasanya selalu membuat banyak orang hampir meledak bisa melakukan ini semua. Kalimat yang Dava ucapkan, menyentuh hati Sasha.
Ini yang pertama bagi Sasha, diperlakukan seperti orang yang spesial. Tapi mungkin memang seperti orang spesial bagi Dava.
Namun, Sasha belum sepenuhnya percaya pada Dava. Dava memang telah menghabiskan beberapa jam bersamanya. Namun tetap saja, Sasha belum mengenal Dava lebih jauh.
Sebenarnya Sasha tidak mempermasalahkan tentang kepopuleran Dava sebagai anti kpop, namun lagi, Dava adalah orang baru dihidupnya.
"Mau ya," minta Dava pada Sasha sambil mengeratkan genggamannya pada tangan Sasha.
Sasha melihat ketakutan dari mata Dava. Apa mungkin jika Dava benar-benar mencintainya?
"Dav,"
"Lo itu orang baru dalam hidup gue," ucap Sasha tanpa melihat ke arah Dava.
Dava melepaskan genggaman tangannya pada tangan Sasha dan berjalan membelakangi Sasha.
Dava mengusap rambutnya kasar. Mendapatkan hati Sasha ternyata tidak semudah bayangannya.
Sedangkan Sasha menatap Dava dengan tatapan yang sulit diartikan.
Dava membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah Sasha lagi. Dava menggenggam tangan Sasha dengan sangat erat.
"Beri alasan kenapa lo gak mau jadi pacar gue," ucap Dava sambil menatap Sasha dalam.
"Ya karena lo itu orang baru dalam hidup gue," jawaban Sasha masih sama dengan jawaban sebelumnya.
Dava terdiam sebentar. Mungkin sekarang Sashe belum dapat menerimanya dan mungkin jika lain hari Sasha dapat menerimanya.
Dava melepaskan genggaman tangannya pada tangan Sasha.
Sasha tersenyum sebentar dan menatap Dava dalam.
Sasha menangkup wajah Dava.
"Ya udah pulang aja," ucap Dava sambil mencoba melepaskan tangkupan tangan Sasha.
"Dav, lo itu baik banget meskipun menurut orang lain lo itu ngeselin. Apalagi sifat lo yang suka nyinyir," Sasha tertawa mengucapkan itu. Dava nyinyir? Memang benar.
"Kurangi ya nyinyirnya," Ucap Sasha lembut.
Dava mendengus kesal. Siapa juga yang nyinyir, dia hanya sedikit banyak bicara. Tidak sampai nyinyir.
"Lo itu emang orang baru dalam hidup gue, lo itu ngeselin, nyinyiran, penghujat bias orang. Tapi di hari kedua gue bersama lo, gue udah ngerasa beda," Sasha menjeda ucapannya.
"Ya udah pulang aja," Sasha akhirnya mengucapkan kalimat itu setelah Dava tidak menunjukkan ketertarikannya pada ucapan Sasha.
Dava hanya mengangguk dan segera memakai helmnya, begitu juga dengan Sasha, segera memakai helmnya dan mengambil boneka yang ditaruh oleh Dava dibawah.
Dava melajukan motornya membelah jalanan yang masih sangat ramai.
Selama dijalan, Dava dan Sasha sama-sama diam.
Dalam diamnya, Sasha berfikir tentang diri Dava. Beberapa kali juga Sasha mendengus.
"Kalau gue mau jadi pacar lo gimana?" ucap Sasha lirih.
Dan Dava tidak mendengarnya. Suara Sasha kalah dengan suara bising kendaraan.
"Dav, kalo gue mau jadi pacar lo gimana?" ucap Sasha sekali lagi dengan sedikit keras.
Dava mendengar itu. Namun Dava hanya menganggap itu candaan Sasha. Hidup Sasha tidak jauh dari candaan, dan Dava tahu akan itu.
"Ya udah deh, gak jadi nerima lo. Lo nya aja gitu," Sasha mengucapkan itu dengan kesal. Tadi Dava memohon-mohon padanya dan saat dia mulai membuka hati dikiranya candaan.
"Emang lo mau jadi pacar gue yang kata lo gue nyinyiran?" tanya Dava.
Sasha hanya mengangkat bahu acuh. Tidak akan menjawab pertanyaan Dava, percuma.
Sasha memilih melihat ke arah samping jalan daripada harus melihat ke arah Dava.
---PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...