Tebari chapter ini dengan bintang. Menanamkan perilaku baik sejak dini dan itu dapat dilakukan dari hal-hal kecil.
---
Gue rela mengorbankan sesuatu agar kita tetap bersama
---"Gak tau, sana balik kedepan aja," suruh Sasha pada Morin agar kembali menuju kursinya.
Morin memperhatikan Sasha dengan cermat. Bagaimana Sasha bisa menjawab tidak tahu, bukannya seharusnya Sasha tahu, kan dirinya dan Dava yang menjalin hubungan. Morin semakin yakin jika telah terjadi sesuatu antara Sasha dan Dava.
---
"Lo jujur sama gue atau gue yang akan nanya sendiri sama Dava," Morin mulai beranjak meninggalkan Sasha.Baru dua langkah Morin melangkah tangannya sudah dicekal oleh Sasha.
Morin tersenyum puas tanpa menatap Sasha dibelakangnya. Benar dugaannya, hanya dengan sedikit memberikan ancaman pada Sasha maka Sasha akan menberitahunya.
Morin membalikkan tubuhnya dan kembali duduk disamping Sasha.
"Jadi?" tanya Morin sambil menaikkan sebelah alisnya.
Sasha mendengus kesal. Setelah itu Sasha menarik Morin untuk mendekat. Sasha mendekatkan dirinya pada telinga Morin.
"Gue sama Dava udah pacaran," bisik Sasha pada Morin.
Morin segera berdiri dan menjauh beberapa langkah dari Sasha.
Morin menatap Sasha dengan tatapan tidak percaya. Temannya adalah pacar dari musuh bebuyutannya.
Sasha segera menarik Morin untuk mendekat lagi. Tidak ingin jika Morin memberi tahu semua orang.
Vano dan Morin saja sudah menjadi beban Sasha karena mengetahui hubungannya dengan Dava.
"Jangan bilang siapa-siapa," ucap Sasha memohon-mohon dengan mengedip-edipkan matanya.
Morin tidak menjawab dan segera kembali ke kursinya.
"Morin, jangan bilang siapa-siapa ya. Gue kasih satu album kpop deh, albumnya boy group kesukaan lo" ucap Sasha dengan memberi penawaran pada Morin.
Morin segera menoleh ke arah Sasha dan tersenyum.
"Okay," jawab Morin sambil memeluk leher Sasha meskipun terdapat meja ditengah-tengah mereka.
Sasha melepaskan pelukan Morin dilehernya.
"Jangan bilang siapa-siapa," Sasha mengingatkan Morin lagi.
"Iya-iya Sasha sayang," ucap Morin lalu segera kembali duduk di kursinya saat guru mata pelajaran datang.
Sasha mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Mencari-cari keberadaan Vano.
Pandangannya Sasha berhenti pada pintu masuk saat seorang siswa laki-laki yang mengenakan hoodie menutupi kepala dan masker memasuki kelasnya.
Sasha memperhatikannya dengan cermat, memastikan jika itu adalah Vano.
Dan benar saja, itu Vano. Pandangan mereka berdua sempat bertemu saat Vano sedang berjalan menuju ke arah bangku kosong di pojok kelas.
Ingin sekali rasanya Sasha menghampiri Vano dan segera membalaskan kekesalannya. Namun sayang, sama saja dirinya mencari masalah jika tiba-tiba saja berjalan tanpa alasan karena guru yang sedang mengajar terkenal killer.
Tiga jam berlalu, dan ini kesempatan Sasha untuk membalaskan kekesalannya pada Vano.
Sasha membereskan buku-bukunya dengan tergesa-gesa. Setelah selesai membereskan buku-bukunya, Sasha menoleh ke arah Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...