NOW PLAYING : EVERYTIME - CHEN (EXO) FT. PUNCH
___
Sini pegangan lagi sama gue
___Sasha mempercepat langkahnya menuju tempat Dava berada. Meskipun Sasha tahu lantai tiga adalah lantai kelas dua belas berada.
Brukk
Sasha tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang. Saat Sasha menongakkan kepalanya, Sasha menemukan Arka yang menatapnya datar.
---
"Maaf kak," ucap Sasha lirih.Arka berlalu begitu saja setelah mendengar ucapan Sasha barusan.
Sasha mengusap dadanya dan melanjutkan jalannya kembali kearah Dava.
Bertatapan dengan Arka hanya akan membuat jantung Sasha berdetak tak beraturan, tangan keringat dingin, pikiran tersendat.
"Ponsel gue mana," ucap Sasha sambil menodongkan tangannya dihadapan Dava.
Dava menatap Sasha dengan tatapan datar sedangkan Sasha menatap Dava dengan tatapan tajam.
"Ponsel gue," ucap Sasha sekali lagi.
Dava masih menatap Sasha datar, namun detik berikutnya sebuah senyumnya licik terbit diwajah Dava.
"Ada syaratnya,"
Sasha menatap Dava sinis, dia hanya meminta ponselnya kembali saja harus menggunakan syarat.
"Syaratnya mudah kok, cukup lo mau jadi pacar gue aja," tambah Dava dengan senyuman yang lebih bersahabat.
Detik itu juga Sasha ingin membenturkan kepalanya. Syaratnya mudah kok, cukup lo mau jadi pacar gue aja, Sasha benar-benar tidak paham dengan cara pikir orang didepannya ini.
Sasha mendengus kesal.
Sasha tidak sengaja melihat ponselnya disaku baju Dava.
Sasha tersenyum sekilas dan tangannya langsung menyambar ponselnya disaku Dava.
Namun keberuntungan sedang tidak bersamanya, seseorang menyenggol dirinya sehingga Sasha terdorong kedepan dan refleks berpengangan pada kedua lengan Dava.
Nyaris saja Sasha terjatuh untung saja didepannya ada Dava.
Detik berikutnya Sasha melepaskan pengangannya dan membuang pandangannya.
"Sini pegangan lagi, atau kita gandengan aja biar lo gak jatuh?" tawar Dava pada Sasha yang masih membuang pandangannya.
"Apaan sih," ucap Sasha.
Dava meraih tangan Sasha dan memberikan ponsel milik Sasha.
"Nih gue kembaliin. Pulang sekolah kita jalan, dan kalau lo sampai pulang," Dava menjeda ucapannya dan memperhatikan Sasha yang kini tengah menatapnya serius.
"Gue gak bakal apa-apain lo. Jangan serius gitu natap guenya, nanti lo jadi suka sama gue, tapi gak masalah kok buat gue kalau lo suka sama gue," Dava tertawa setelah mengucapkan kalimat barusan.
Sasha yang mendengar ucapan Dava barusan sebenarnya sudah siap mengangkat kakinya untuk menginjak kaki Dava namun dia urungkan setelah mendengar tawa Dava.
Hari ini adalah hari kedua Sasha bersekolah di SMA barunya dan juga menjadi hari kedua Sasha bertemu Dava lagi.
Namun entah mengapa perasaan Sasha hari ini tidak seperti hari kemarin saat bertemu Dava. Ada yang berbeda dengan dirinya.
Dava mengandeng Sasha menuju lantai bawah. Terus mengandeng Sasha yang masih sibuk dengan berbagai dipikirannya.
Dava berhenti dan mengeratkan genggaman tangannya pada Sasha saat sudah sampai didepan kelas Sasha dan menemukan Morin yang menatapnya.
"Sha lo kenapa sama Dava dan tangan lo?" ucap Morin sambil menggerak-gerakan tubuh Sasha.
Sasha langsung tersadar dan menarik tangannya dari genggaman Dava.
"Kenapa lo genggam tangan gue hah?!" bentak Sasha pada Dava.
Dava mendadak diam. Jadi sedari tadi Sasha tidak menyadari jika dirinya menggenggam tangannya?
"Lo kemana aja dari tadi? Gue genggam tangan lo udah dari lantai atas sampai didepan kelas lo dan lo gak nyadar?" tanya Dava sambil melangkah mundur saat Morin berjalan kearahnya.
"Lo hipnotis temen gue?" tanya Morin balik dengan nada mengintimidasi.
"Siapa juga yang hipnotis dia sih Rin. Kalau pun gue bisa,udah gue hipnotis dia dari tadi biar dia mau jadi pacar gue," ucap Dava sambil menunjuk-nunjuk Sasha.
"Jangan harap Sasha mau jadi pacar lo," ucap Morin.
"Gue mah bebas mengharap Sasha jadi pacar gue, dan seharusnya kalimat yang barusan lo ucapin buat gue itu buat diri lo Rin, jangan berharap terlalu tinggi sama orang yang tahu lo nafas aja enggak eh malah mengharapkan idola lo yang gantengnya diragukan dari mana itu jadi suami lo,"
Dava tertawa terbahak-bahak setelah mengucapkan kalimat tersebut hingga dia tidak menyadari jika Sasha tengah menatapnya tajam.
"Ya ampun ngakak gue, Rin gue bilangin ya, cowok yang gantengnya asli itu banyak kenapa harus jadi yang gantengnya da-"
"Yang keras ngomongnya biar sampai kegendang telinga gue dengan jelas," ucap Sasha yang sudah ada didepan Dava.
Dava menelan ludahnya dengan susah payah. Dava menjadi gelagapan sendiri karena tatapan Sasha yang sangat menusuk matanya.
Dalam hati Dava merutuki ucapannya barusan, kenapa juga dia bisa kelepasan lagi saat ada Sasha didekatnya.
"Kenapa? Takut sama Sasha?" ucap Morin sambil mengandeng tangan Sasha.
Dava memilih pergi dari hadapan mereka berdua dan menghilang dari pandangan saat Dava berbelok kearah lain.
Dava terus berjalan hingga sampai dikelasnya.
Saat didalam, Dava langsung menyambar remote ac yang ada dimeja salah satu temannya.
Tubuhnya mendadak sangat gerah saat ditatap tajam oleh Sasha.
"Gila, Sasha nyeremin abis," gumam Dava sambil berdiri didepan ac. Gerah.
Dava membuka dua kancing baju baju atasnya hingga memperlihatkan kaos putih polos yang dipakainya.
"DAVA BISA GAK SIH LO GAK USAH TEBAR PESONA GITU? ADEM PANAS GUE LIATNYA BEGO!" teriak seorang cewek yang baru saja datang.
Dava hanya berdecak malas dan tak menghiraukan teriakan salah satu temannya tersebut.
Dava kembali memengang remote ac dan menurunkan suhunya hingga suhu terendah. Dava benar-benar gerah.
Tidak sedikit pula temannya yang meneriakinya hingga mengumpatinya karena suhu ruangan yang tiba-tiba sangat dingin.
Dava akhirnya memutuskan keluar dari kelasnya karena celotehan teman-temannya menambah hawa panas dikelasnya.
Dava berjalan kearah kantin sekolah dan mengambil sebotol minuman dingin dimesin pendingin setelah sampai di kantin.
Beberapa orang sempat menghampiri Dava namun akhirnya mereka mulai meninggalkan Dava lagi.
Hingga dua jam lebih Dava masih setia dikantin dengan ponsel digenggamannya.
Tidak jarang pula Dava tersenyum-senyum sendiri sambil melihat kearah layar ponselnya.
Disana terdapat beberapa foto Sasha yang Dava dapatkan dari ponsel Sasha semalam.
Semalam hingga empat jam lebih Dava sibuk dengan ponsel Sasha hingga dia mendapatkan beberapa foto dari galeri ponsel Sasha.
---
Budayakan vote sebelum membaca:')
PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...