Ruangan itu terlihat berantakan dengan bungkus bekas makanan dan minuman yang berserakan. Seorang gadis kecil duduk dipojokan ruangan dalam posisi jongkok dan menengggelamkan kepalanya diantara dua kaki kecilnya. Isakan halus terdengar dari mulut gadis itu, membuat siapapun merasa sedih mendengarnya.
Seorang pria datang dari balik pintu dengan pakaian serba hitamnya, pria itu terkekeh menyeramkan. Entah apa yang membuat pria itu terkekeh karena tidak ada satu hal lucupun yang terjadi ditempat itu. Pria itu mendekat ke arah gadis kecil itu dan mengelus rambut si gadis kecil lembut.
Gadis kecil itu mengangkat wajahnya yang basah dengan air mata. Terlihat jelas ketakutan terpancar dari bola mata coklat terang gadis itu. Perlahan pancaran ketakutannya berubah menjadi pancaran kebencian.
"Kenapa?"
"KENAPA TIDAK DATANG MENYELAMATKANKU!!!!"
"ARGH..." Hanin menjerit dan langsung memaksakan tubuhnya untuk duduk.
Mimpi buruk lagi, padahal dia baru tidur beberapa jam saja. Hanin mengusap wajahnya kasar, matanya melirik kearah jam yang terpasang di dinding. Waktu masih menunjukan pukul 1 malam, itu berarti dia baru tidur 2 jam saja.
"Kenapa berteriak?" Tanya Narendra dengan suara seraknya, yang tiba-tiba saja sudah berdiri dihadapan Hanin.
Wanita itu lupa jika saat ini dia tidak sedang sendirian. Teriakannya pastilah mengganggu orang lain apalagi di waktu tengah malam seperti saat ini. Mereka berdua baru istrahat beberapa jam yang lalu setelah apartemen milik Arka selesai dibersihkan sehingga sedikit layak mereka tempati. Meskipun udara pengap masih menguasai ruangan itu. Sengaja mereka memilih tinggal diapartemen itu, dengan harapan ada seseorang yang datang untuk mencari Arka atau Hana. Mencari anak-anak Hana lewat orang-orang yang mengenal mereka sepertinya akan mudah.
Hanin tidak tahu bagaimana kehidupan rumah tangga Hana selama ini. Dia tidak tahu apa Hana seperti ibunya yang begitu protektif seperti ibunya dan selalu menjaga anak-anaknya disampingnya. Atau seperti ayahnya yang bahkan tidak ingin tahu apapun dengan apa yang dilakukan anaknya. Tapi kenyataan bagaimana Hana dan suaminya meninggalkan anak-anak mereka untuk pulang berdua saja, juga kenyataan jika ada seorang pengasuh yang membantu membesarkan anak-anak. Hanin rasa Hana mungkin tipikal mendekati ayahnya dibandingkan ibu mereka.
Tadi siang Narendra melaksanakan rencananya untuk melaporkan kasus kehilangan anak-anak Hana pada pigak kepolisian. Setelah melapor ke pihak kepolisian Singapura dan melengkapi segala berkasnya. Hanin mengajak Narendra mendatangi tempat tinggalnya dulu selama di Singapura sekaligus tempat yang menyisakan kenangan buruk untuknya. Sayangnya kawasan itu sedang di rekontruksi sehingga mereka tidak bisa memasuki kawasan itu. Terlebih Hanin juga tidak memiliki kepemilikan disana sehingga dia tidak memiliki akses sama sekali untuk masuk ke kawasan rekontruksi itu.
Hanin tidak tahu dimana lagi kemungkinan Kenan tinggal karena kawasan itulah yang menjadi tempat tinggalnya dulu. Meskipun mereka berpacaran, tidak banyak yang Hanin ketahui tentang Kenan. Dia tidak pernah tahu tentang keluarga Kenan atau siapa saja saudara pria itu. Bahkan saat peristiwa itu terjadi tidak terlihat keluarga Kenan mengunjungi pria itu. Mereka bertemu di tempat kerja dan menjalin hubungan karena mereka sering bekerja sama. Hanya itu batas hubungannya dengan Kenan dulu. Jika dipikirkan lagi dia tidak tahu apapun tentang Kenan hingga akhirnya dia dibodohi habis-habisan oleh pria itu.
Satu-satunya yang menghubungkannya dengan Kenan hanya tempat itu, lalu apa yang harus dia lakukan sekarang? Hubungan anak Hana dengan Kenan memang masih abu-abu baginya. Itu hanya pendapatnya saja ketika melihat ada banyak foto Kenan diantara foto-foto kebersamaan Hana dan teman-temannya. Tapi mengingat pengasuh anak-anak Hana yang dilaporkan hilang juga, Hanin berpikir jika mungkin sesuatu yang buruk terjadi pada anak-anak itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Hear Me?
Mystery / Thriller"Rintihan kesakitan itu terdengar nyata ditelingaku. Tatapan kosong dari anak perempuan yang meringkuk dalam ruangan itu benar-benar menghantui malam-malamku." Hanindiya Almira tidak tahu kenapa mimpinya akhir-akhir ini selalu sama. Parahnya mimpi b...