"Kenapa kamu berbohong pada wanita itu? Kenapa kamu terus memotong ucapanku?" Tanya Hanin setelah tamu yang mengaku teman dekatnya Hana pulang.
"Karena kebohongan itu alasan paling masuk akal sekarang. Dan masalah saya memotong ucapanmu, saya minta maaf. Saya pikir memberikan pertanyaan-pertanyaan pada wanita itu, akan terasa aneh" Jawab Narendra, pria itu fokus mengotak-atik ponsel pintar ditangannya.
Hanin berdecak tidak percaya mendengar jawaban pria itu. Mudah sekali bagi pria itu mengucapkan kebohongan, tanpa memikirkan akibat setelahnya. Tidak tahukah pria itu, jika sebuah kebohongan pasti akan diikuti oleh kebohongan-kebohongan lain. Bagi Hanin masalah keberadaan anak-anak Hana saja sudah masalah, dan dia tidak ingin menambah masalah. Jika dia pikirkan sejak awal semua menjadi sebuah masalah. Sejak dia memutuskan untuk mencari keponakannya, banyak hal yang yang terjadi dan menjadi sebuah masalah termasuk kehadiran si dokter kandungan itu. Bukankah hubungan pria itu dengan keluarga Perwira Raksa saja dia tidak tahu?
Entahlah, terlalu banyak hal yang bergelyutan dikepala Hanin saat ini. Otaknya yang biasa hanya dipakai untuk mengkreasikan resep roti, tiba-tiba disuruh menyelesaikan teka teki yang ditinggalkan orang mati. Parahnya lagi menyangkut kehidupan dua orang anak. Kenyataan jika Hana dan suaminya menitipkan anak-anak pada orang lain ketika pergi, sangat mengganggu pikirannya. Bukankah keluarga Raksa sangat kaya, kenapa mereka tidak bisa menjamin keselamatan keluarga satu-satunya pewaris mereka? Belum lagi masalah pria bernama Keanu itu, bagaimana bisa ada dua orang yang sama persis tapi berbeda identitas? Dari foto pria itu, Hanin yakin pria itu 100% mirip Kenan, bagaimana bisa mereka berbeda orang?
"Kita akan ke batam nanti sore, kita akan langsung mengunjungi wanita bernama Mary itu." Ucap Narendra tiba-tiba.
"Bagaimana jika mereka tidak ada disana?" Tanya Hanin, entah kenapa dia merasa ragu untuk pergi ke tempat itu. Firasatnya mengatakan jika anak-anak Hana tidak berada disana.
"Setidaknya kita sudah berusaha untuk mencari mereka. Mari kita ikuti petunjuk sekecil apapun." Ucap Narendra.
"Memangnya kamu sudah tahu alamat pastinya wanita bernama Merry itu tinggal?" Tanya Hanin lagi.
"Orang kepercayaan Perwira Raksa sudah mendapatkan alamatnya dan mengirimnya padaku."
"Jika orang-orang Perwira Raksa tahu alamat wanita yang sering dititipi anak oleh Hana, kenapa mereka tidak menjemput anak-anak itu sendiri? Jika mereka tahu anak-anak berada di Batam kenapa mereka menyuruh kita ke Singapura?" Tanya Hanin tidak habis pikir.
"Mereka tidak mengetahuinya, alamat yang mereka berikan juga belum tentu alamat wanita bernama Mery itu. Elang menyusuri rekening milik Arka dan ada beberapa no rekening yang dikirimi oleh Arka secara konstan salah satunya ke rekening milik Mery. Mari kita pastikan sendiri." Jawab Narendra menjelaskan.
"Ah dan tentang Kenan Abraham, pria itu meninggal karena kanker selaput otak dua tahun lalu." Ucap Narendra.
"Apa?" Tanya Hanin tidak percaya. Ada perasaan sesak yang tiba-tiba menyerang hatinya mendengar ucapan Narendra. Walau bagaimanapun Kenan pernah menjadi salah satu orang penting dalam hidupnya.
"Saya mencari tahu tentang pria itu karena kamu beberapa kali mengaitkan pria itu dengan anak-anak yang hilang. Kenan Abraham, terdakwa pedofilia meninggal 2 tahun lalu di rumah sakit kepolisian karena kanker selaput otak. Saya harap kamu tidak lagi berpikir jika pria yang sudah mati itu yang membawa anak-anak."
"Dan masalah pria bernama Keanu itu, saya menyuruh seseorang memeriksa latar belakang pria itu. Jika ada yang mencurigakan tentang pria itu, baru kita mencari cara untuk menemui pria itu. Sekarang mari kita fokus pada apa petunjuk yang kita miliki dahulu." Ucap Narendra lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Hear Me?
Misteri / Thriller"Rintihan kesakitan itu terdengar nyata ditelingaku. Tatapan kosong dari anak perempuan yang meringkuk dalam ruangan itu benar-benar menghantui malam-malamku." Hanindiya Almira tidak tahu kenapa mimpinya akhir-akhir ini selalu sama. Parahnya mimpi b...