"Kenapa kamu melamun dsisini?" tanya Hanin pada Narendra. Sejak kembali tadi sore pria itu terlihat tidak fokus dan banyak melamun.
"Keanu berhasil di tangkap." jawab Narendra , pria itu mengacak rambutnya seperti orang yang sedang frustasi.
"Bukankah itu kabar baik? kenapa kau malah terlihat frustasi?" tanya Hanin tidak habis pikir. Wanita itu ikut duduk di samping suami dadakannya. Tadinya dia akan tidur, tapi melihat patnernya terlihat frustasi tidak ada salahnya dia menjadi pendengar yang baik untuk pria itu. Bukankah salah satu tugas pasangan hidup adalah menjadi pendengar keluh kesah pasangannya.
"Pria itu mungkin akan diadali sebagai dalang penyerangan Jo dan Sammy. Mungkin para penegak hukum juga bisa menemukan keterlibatannya dengan kasus Arini karena ancaman yang diberikannya padaku. Tapi, mungkin akan sulit menghukumnya sebagai pelaku penyerangan, penyekapan dan pelecehan pada Mentari." jawab Narendra menghela napas lelah.
"Aku sudah mendiskusikan itu dengan pihak kepolisian, dan mereka mengatakan sulit menuntut Keanu dengan tuduhan itu, selain karena kejadiannya di luar negeri, tidak ada satupun bukti yang bisa membuktikan dialah pelakunya, sekalipun kesaksian Mentari." ucap Narendra.
Hanin menghela napas mendengar ucapan Narendra, sejujurnya Hanin sudah tidak peduli pada siapapun yang melakukan hal gila itu pada Mentari. Yang penting baginya adalah kondisi Mentari segera membaik. Hanin ingin Mentari bisa tumbuh normal seperti gadis seusianya. Entah itu Keanu atau siapapun yang melakukan hal keji pada anak seusia Mentari haruslah di hukum berat. Orang itu bukan manusia tapi binatang, tapi dengan birokrasi yang sulit dan melahkan yang harus dijalani jika mengusut kasus ini hingga tuntas, Hanin lebih memilih untuk mengobati Mentari daripada menghabiskan waktu untuk mengurusi hal itu.
Narendra tiba-tiba meraih tangan Hanin dengan menggenggamnya. Ini kali pertama mereka berada sedekat ini hingga tahap berpegangan tangan. Hanin membiarkan saja Narendra menggenggam tangannya meskipun terasa aneh. Sedangkan Narendra, mengingat cerita dua orang teman Arka, pria itu merasa sedih atas nasib yang menimpa kedua anak yang ditinggal selamanya oleh orangtuanya itu. Narendra semakin erat menggenggam tangan Hanin tanpa bicara apapun. Narendra tidak berniat memberitahukan bagaimana kondisi rumah tangga Arka dan Hanin dulu. Hanin adalah kakak kandung Hana, pasti dia akan merasa sedih mengetahui adiknya yang menikah di bawah umur itu berakhir mengalami KDRT.
"Mari kita hidup bahagia sebagai keluarga." ucap Narendra tiba-tiba setelah pasangan itu terlibat keheningan cukup lama.
"Ya?" tanya Hanin sedikit kaget. Mendengar ucapan Narendra yang seperti sebuah kalimat lamaran itu, Hanin merasa sedikit asing. Mereka menikah bukan karena sebuah romansa cinta apalagi benci jadi rindu bak kisah novel romantic. Mereka menikah karena harus melindungi anak-anak yang berada dalam bahaya. Sejak setuju untuk menjadikan pernikahan secara hukum mereka menjadi pernikahan sebenarnya, Hanin memang tidak berpikir jika suatu hari mereka akan mengakhiri pernikahan mereka macam kisah pernikahan kontrak. Menjaga anak-anak itu tanggung jawab seumur hidup, ketika memilih setuju untuk menikah, dia yakin untuk seumur hidupnya dia akan menjadi ibu dari kedua anak itu. Setelah cinta panjangnya kandas dengan Kenan dulu, dan betapa buruknya rumah tangga orangtuanya dulu, Hanin sudah tidak pernah memikirkan romansa cinta dalam sebuah pernikahan lagi.
"Mari kita hidup bahagia dan saling menyayangi, kamu ,aku dan anak-anak sampai akhir hayat kita. Mari kita selesaikan masalah dengan kepala dingin tanpa kekerasan, dan saling menyayangi hingga akhir." ucap Narendra dengan serius. Kali ini pria itu menggenggam kedua tangan Hanin dan menatap wajah wanita yang duduk di sampingnya itu.
"Jangan berpikiran untuk menyerah." ucapnya Narendra lagi.
"Kenapa tiba-tiba kau membicarakan hal ini?" tanya Hanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Hear Me?
Mystery / Thriller"Rintihan kesakitan itu terdengar nyata ditelingaku. Tatapan kosong dari anak perempuan yang meringkuk dalam ruangan itu benar-benar menghantui malam-malamku." Hanindiya Almira tidak tahu kenapa mimpinya akhir-akhir ini selalu sama. Parahnya mimpi b...