Bab 28

11.9K 2K 83
                                    

"Keanu?" Tanya Hanin bingung, seingatnya dia tidak punya kerabat bernama Keanu. Kerabat dari sisi ayahnya hanya pamannya yang tidak memiliki anak. Mereka juga sudah lama sekali tidak berkomunikasi. Terakhir komunikasi mereka adalah saat ayahnya meninggal, dan pamanya tidak pernah lagi menunjukan batang hidungnya, bahkan telepon milik pamanya juga sudah tidak aktif. Hanin juga tidak berusaha mencari tahu tentang pamannya itu, toh pria itu duluan yang memutuskan tali persaudaraan. Sedangkan kerabat dari pihak ibunya, saat tahu Hana hamil di luar nikah, mereka memperlakukan Hanin bak sampah masayarakat. Memiliki keislaman yang kental, membuat mereka sangat anti dekat dengan para pendosa. Mereka  menjudge orangtua Hanin tidak becus menjaga anak, hingga anaknya terjerumus pergaulan bebas. Keluarga dari pihak ibunya mengucilkam sang ibu, hingga hubungan kekeluargaan mereka putus begitu saja. Hanin yang saat itu sibuk dengan pekerjaannya, tidak terlalu ambil pusing. Toh, tanpa kerabatnya dia tetap baik-baik saja. Rasanya sangat heran, tiba-tiba ada seorang kerabat yang mencarinya.

"Keanu siapa?" Tanya Hanin lagi, mengingat-ingat siapa kira-kira orang bernama Keanu itu.

"Keanu?" Tanya Narendra tiba-tiba bergabung.

"Kirimkan foto ini, tanyakan apa pria ini yang datang." Perintah Narendra.

"Hah?" Tanya Hanin tak mengerti.

"Mungkin itu Keanu yang kita cari." Ucap Narendra. Untuk beberapa saat Hanin bingung, sampai akhirnya dia sadar.

"Hallo, kok gue di cuekin sih?" Tanya Jo dari sebrang telepon.

"Kita akan kesana menemui pria bernama Keanu itu!" Perintah Narendra.

"Hah?" Tanya Hanin masih tidak paham.

"Hah? Hah hoh aja dari tadi, sebenernya situ denger gak sih omongan gue. Ada mas-mas ganteng cariin situ. Ya ampun pasang susuk dimana sih cin, mendadak lo banyak di datengin cowok-cowok ganteng nan mempesona?" Tanya jo di balik telepon.

Hanin semakin bingung mendengar ocehan Jo. Dua pria berbeda kelas itu terus merecokinya tanpa memberikan kesempatan dia untuk berpikir.

"Katakan pria itu untuk menunggu, kami akan segera ke sana." Ucap Narendra mengabil alih ponsel dari tangan Hanin.

"Eh, mas-mas ganteng..."

Belum selesai Jo bicara, Narendra sudah menutup teleponnya.

"Kita ke rumahmu sekarang." Ucap Narendra setelah menyerahkan ponsel yang baru saja di pakaianya ke pemiliknya.

"Hah?" Tanya Hanin masih gagal paham. Sepertinya tidak ada kata lain yang bisa Hanin ucapkan selain hah? Dalam kondisi sekarang ini.

"Apakah kau punya saudara bernama Keanu?" Tanya Narendra yang tentu saja di jawab gelengan kepala oleh Hanin.

"Itu berarti sudah pasti, dia Keanu yang kita cari. Ayo cepat kita harus menemui pria itu." Ucap Narendra, pria itu tidak memberi Hanin kesempatan untuk berpikir dan segera menuntun tangan Hanin untuk mengikutinya.

"Anak-anak, bagaimana dengan anak-anak?" Tanya Hanin setelah dengan sedikit paksaan Narendra memasukan Hanin ke dalam mobilnya. Pria itu sama sekali tidak memikirkan tampilan Hanin yang hanya mengenakan baju t-shirt longgar dan celana traning sebagai bawahannya.

Narendra berjalan kembali ke dalam rumah dan menitipkan anak-anak pada Elang.

"Apa kau sudah gila? Mana mungkin menitipkan Mentari pada Elang. Anak itu masih takut pada makhluk berjenis kelamin laki-laki." Ucap Hanin keluar dari mobil dengan tergesa menghampiri dua pria yang berdiskusi di depan pintu.

"Kita tidak mungkin membawanya menemui Keanu, sama saja mengantarkan anak itu ke nerakanya." Bantah Narendra.

"Tapi...."

Can You Hear Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang