"Kau mengenalinya?" Tanya Narendra pada Hanin yang memperhatikan secata seksama foto yang berada di tanganya.
"Entahlah, tapi aku merasa tidak asing dengan wajah wanita itu. Tapi, aku tidak ingat pernah melihat foto orang itu dimana. Mengingat ini sepertinya foto tua, orang yang berada di foto itu pasti sudah berubah banyak bukan?" Tanya Hanin balik bertanya. Pekerjaannya dulu sebagai pramugari membuat dia sering bertemu banyak orang, dia tak bisa benar-benar yakin dimana dia bertemu dengan orang yang tak asing dengannya.
Selain foto seorang wanita yang terlihat masih remaja itu, ada juga foto bayi dan beberapa foto wanita itu bersama si bayi. Ada juga beberapa berkas berlogokan rumah sakit, dan beberapa berkas lain yang Hanin tidak mengerti.
"Apa mungkin bayi ini anak Perwira Raksa?" Tanya Hanin.
"Kau tahu, dalam drama-drama, seorang anak membalas dendam pada orangtua yang mengabaikannya. Mungkin saja anak itu juga melakukan hal yang sama bukan?" Tanya Hanin mengemukakan pendapatnya.
Hanin terus mengemukakan pendapatnya sesuai dengan cerita-cerita drama yang dia lihat atau dia dengar dari Jo sang pencinta drama. Anak yang tidak diakui oleh keluarga kaya yang membalas keluarganya. Menyamar menjadi orang lain memasuki keluarganya lalu menghancurkan keluarganya dari dalam. Membuat orang yang tidak mengakuinya menyesal dengan menguras harta mereka dan berakhir minta maaf padanya. Cerita seperti itu sering terjadi bukan, lalu jangan lupakan penambahan bumbu kisah cinta di dalamnya. Kehadiaran seseorang yang akan melakukan apapun demi membantu ambisi si orang yang ingin balas dendam.
Sementara, Hanin bicara kesana kemari tentang pendapatnya, Narendra meneliti berkas-berkas lain yang berada di map yang sama dengan foto itu.
"Bayi dalam foto itu tidak mungkin melakukannya." Ucap Narendra mematahkan semua spekulasi di kepala Hanin yang mengarah seperti cerita makjang.
"Kenapa?" Tanya Hanin.
"Bayi itu terlahir dengan cacat jantung bawaan, dia meninggal di usianya yang ke 8 bulan. Tepatnya berselang 2 hari dari hari kelahiranku." Ucap Narendra memperlihatkan sertifikat kematian seseorang bernama Nacita Febriani Raksa.
"Bagaimana dengan ibunya?" Tanya Hanin, dia masih berpikir orang yang mereka cari pasti memiliki dendam pada keluarga Raksa hingga sanggup membunuh anggota keluarga Raksa. Dan Hanin rasa memang sesuatu yang besar terjadi 40 tahun lalu, hingga Perwira Raksa menyembunyikan istri dan anaknya yang baru lahir. Sebesar apa pengaruh dari ibu anak bernama Nacita itu hingga Perwira Raksa memilih untuk menyembunyikan semuanya alih-alih menghabisi akar masalah. Seharusnya 40 tahun lalu Perwira Raksa sudah cukup berkuasa mengingat Raksa grup berusia sudah lebih dari 40 tahun.
Mengingat nama anak itu yang memakai nama Raksa di belakangnya, itu berarti Perwira Raksa mengakui keberadaan anak itu. Hanya saja mungkin karena bukan dari nyonya Helma yang saat itu menjadi istrinya, kelahiran anak itu tidak pernah terpublikasi. Kembali lagi pada waktu kematian anak itu yang berselang 2 hari dari kelahiran Narendra, yang jadi pertanyaan kenapa Perwira Raksa malah menyembunyikan kelahirannya juga dan malah mengungsikan nyonya Helma dan anaknya ke tempat jauh. Padahal anak yang jadi tanggung jawab Perwira Raksa saja sudah tidak ada, lalu apa alasan Perwira Raksa melakukannya? Cinta? Hey itu tidak mungkin. Bicara tentang Perwira Raksa yang dikelilingi wanita cantik di sekitarnya meskipun diusia tidak muda lagi, rasanya sulit untuk percaya jika pria itu mencintai sangat dalam. Istrinya yang sudah menikahinya bertahun-tahun saja dia khianati.
"Mariana Hilda...nama wanita dalam foto itu." Ucap Narendra setelah memeriksa berkas-berkas yang berada dihadapannya. Berkas itu menunjukan kepimilikan properti atas nama Mariana Hilda, keterangan data diri wanita itu yang berusia 17 tahun lebih tua darinya. Juga tentang data menghilangnya wanita itu tiga tahun setelah kematian putrinya. Wanita itu menghilang setelah menjual seluruh asetnya. Ada kemungkinan Regina Raksa, almarhum adik Perwira Raksa juga terlibat dengan kepergian wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Hear Me?
Misterio / Suspenso"Rintihan kesakitan itu terdengar nyata ditelingaku. Tatapan kosong dari anak perempuan yang meringkuk dalam ruangan itu benar-benar menghantui malam-malamku." Hanindiya Almira tidak tahu kenapa mimpinya akhir-akhir ini selalu sama. Parahnya mimpi b...