Bab 35

12K 2K 43
                                    

"Apa kau sudah gila?" Tanya Hanin tidak habis pikir dengan pemikiran Narendra.

"Kau tahu persis bagaimana keadaan mereka, bagaimana mungkin kita bisa meninggalkan mereka disini?" Tanya Hanin terdengar menghardik.

"Aku tahu, aku sangat tahu, tapi, membawa mereka bersama kita juga bukan pilihan. Kita belum tahu bagaimana situasi rumah itu. Aku takur membawa mereka justru akan membahayakan mereka. Bukankah kita sepakat keamanan mereka adalah prioritas kita?"

"Kalau begitu, kenapa kita harus datang ke rumah itu dan membahayakan diri kita sendiri? Bukankah Perwira Raksa juga sudah melarang kita untuk datang ke sana?"

"Jika tebakan kita benar, Arini pastilah ada di balik semua ini. Kita harus menghenrikan Arini, tapi jika kekuasaan wanita itu sebesar sekarang,  kita tidak mungkin bisa melawannya, apalagi sampai memperkarakan semua perbuatannya ke pengadilan."

"Haruskah kita melangkah sejauh itu? Maksudku kita dan anak-anak aman saja menurutku itu sudah cukup."

"Tapi, jika bukan kita siapa yang akan menghentikan perbuatan Arini?"

"Selama dia tidak mengganggu kita, aku rasa lebih baik kita tidak ikut campur. Lagipula belum tentu Arini orangnya. Dan wanita bernama Hilda yang Perwira Raksa tunjukan lewat  berkas-berkas itu juga kita tidak tahu dimana orangnya."

"Tapi tidak mungkin dia berhenti mengganggu kita."

"Kenapa?"

"Karena Perwira Raksa mengungkapkan identitasku ke publik." Jawab Narendra dengan helaan napas berat. Jika saya Perwira Raksa tidak mengungkapkan identitasnya ke publik, pilihan Hanin terasa lebih masuk akal. Tinggal di sini memulai hidup baru dan meninggalkan bayang-bayang Perwira Raksa dengan segala masalahnya, semua itu pasti lebih baik.

"Apa maksudmu?" Tanya Hanin.

Narendra menceritakan semuanya, dari mulai Perwira Raksa yang mengatakan jika dia memiliki seorang putra yang tidak terpublikasi saat Raksa grup berulang tahun, hingga terungkapnya identitasnya sebagai Alexis Narendra Raksa, dan namanya muncul sebagai pewaris utama Raksa grup. Perwira Raksa sepertinya mengingkari janji awalnya yang akan mewariskan Raksa grup pada Bintang dan Mentari.

"Ini bukan hanya tentang perebutan harta Hanin, tapi ini juga tentang kejahatan orang itu yang sudah membunuh seluruh anggota keluarga Raksa. Kita tidak bisa membiarkan dia bebas tanpa mempertanggung jawabkan perbuatannya." Ucap Narendra dengan nada membujuk.

"Dan sekarang, karena kamu orang terakhir yang memiliki ikatan kuat dengan keluarga Raksa, mungkin orang itu akan mengincar untuk menghabisimu. Dan kedatanganmu kesana sama dengan kau mengantarkan nyawamu." Ucap Hanin, entah kenapa dia merasa tidak nyaman dengan fakta itu.

"Kita tidak bisa terus bersembunyi tanpa perlawanan. Kita..."

"Tapi, tetap saja terlalu berbahaya..." potong Hanin. Entah mengapa dia merasa tidak rela dan ingin menangis ketika membayangkan Narendra menghadapi semua ini. Apa yang terjadi pada Adrian dan istrinya, Aska dan Hana, juga pada anak-anak terbayang di kepalanya. Dia tidak tahu akan seperti apa orang itu menyingkirkan Narendra. Dan dia tidak sanggup jika kabar kematian Narendra yang harus dia terima pada akhirnya. Hidup bersama selama bulan-bulan terakhir ini membuat Hanin tak sanggup jika harus melakukannya sendiriaan lagi. Dia tidak bisa membesarkan anak-anak tanpa Narendra. Bukan hanya masalah ekonomi juga masalah kesiapan mentalnya.

"Aku tahu...tapi...jika bukan aku yang mengakhirinya mungkin dia akan semakin semena-mena. Bayangkan jika dia menyerang Raksa grup dan membuat perusahaan bangkrut, akan ada ribuan orang yang kena dampaknya. Bukan hanya keluarga Raksa saja tapi keluarga para pekerja juga."

Can You Hear Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang