Selama perjalanan menuju pack house baik Dylan maupun Lind sama-sama memilih untuk diam dan enggan untuk memulai pembicaraan lebih dulu.Dylan lebih fokus untuk memperhatikan jalan di depanya.
Sesekali Dylan akan melirik ke arah Mate manisnya karena jujur saja Dylan merasa penasaran dengan apa yg sedang di pikirkan oleh Lind.Rasanya akan sangat membantu bila Marvin ada bersamanya saat ini.
Pasti adik kembarnya itu bisa mengetahui apa yg sedang di pikirkan oleh LindSedangkan Lind sendiri juga memilih diam karena sibuk dengan pikiranya sendiri.
Remaja manis itu lebih memilih memperhatikan keadaan di luar lewat jendela mobil Dylan.Dirinya masih terlalu malu dan canggung walaupun hanya sekedar untuk bertatap muka dengan remaja tampan yg berada di sampingnya.
Lind masih belum bisa melupakan sentuhan bibir Dylan di atas kulit tubuhnya.
Di tambah lagi dengan benda besar yg tadi sempat dirinya rasakan.Lind langsung bergidik ngeri jika membayangkan dirinya benar-benar menjadi istri Dylan.
Pastilah Dylan akan memasukan benda besar miliknya itu ke dalam tubuhnya.Dan dirinya yakin jika itu rasanya amat menyakitkan.
Ukuran milik Dylan jauh lebih besar jika di bandingkan dengan miliknya sendiri.
Lind bersumpah akan benar-benar memotong benda besar milik Dylan seandainya saja remaja tampan itu berani memasukan benda itu ke dalam tubuhnya.Alis Lind sedikit berkerut heran saat mobil yg di kendarai Dylan kini memasuki jalanan yg sepi.
Setelah melalui jalanan umum,kini mobil yg di kendarai Dylan memasuki area yg di tumbuhi banyak sekali pohon-pohon besar."Kau sedang tidak berniat membunuhku dan meninggalkan mayatku di hutan kan?"tanya Lind yg mulai merasa penasaran
"Kenapa kau berpikir jika aku akan membunuhmu?"tanya Dylan yg sedang tertawa kecil saat mendengar pertanyaan dari Lind
"Mungkin saja karena aku selalu membentakmu dan sekarang kau berniat balas dendam"kata Lind
"Aku tidak akan membunuhmu.
Kau terlalu berharga walau hanya sekedar untuk di lukai"kata Dylan sambil tersenyum kecil ke arah LindWajah Lind langsung bersemu merah mendengar perkataan Dylan.
Selain suka sekali membuatnya marah ternyata Dylan juga suka sekali membuat pipinya merona."Omong kosong"kata Lind sambil membuang muka ke arah lain agar Dylan tidak melihat pipinya yg sedang merona
Namun terlambat,remaja tampan itu sudah mengetahui jika mate manisnya tengan malu.
"Aku sedang tidak berbicara omong kosong denganmu.
Kau memang terlalu berharga untuk di sakiti"kata Dylan"Berhentilah mengatakan hal menjijikan seperti itu.
Aku bukan perempuan yg akan tergoda rayuanmu"kata Lind dengan ketus"Aku sedang tidak merayumu.
Aku mengatakan apa adanya"kata Dylan"Omong kosong"kata Lind
"Apa perlu ku buktikan kata-kataku"kata Dylan dengan wajah serius
"Apa maksudmu?"tanya Lind untuk memastikan kata-kata Dylan.
Sebenarnya dirinya tahu maksud perkataan Dylan."Akan ku buktikan jika kau sangat berharga untuku"kata Dylan sambil menyentuh salah satu paha Lind yg masih tertutup dengan celana
Lind langsung tersentak kaget saat tangan Dylan berada di atas pahanya.
Lind tahu benar apa yg di maksud Dylan saat ini"Dasar mesum brengsek..
Singkirkan tanganmu dariku"kata Lind sambil memukul punggung tangan Dylan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With Werewolf
WerewolfBook 2 dari cerita My Beauty Little Mate. cerita ini mengandung unsur BL M-PREG untuk usia 18+ thun ke atas. Bagi kalian yg gak berminat silahkan cari cerita lain tanpa meninggalkan kesan yg buruk. First updete 15 sep.2018