Chapter .3.

10.5K 703 50
                                    


Sepanjang hari Marvin terus mendekati Andy kemanapun dan di manapun.
Marvin mengabaikan semua perkataan dari siswa/siswi yg di jumpainya.
Fokusnya hanya Andy dan Andy.

Bahkan Marvin seakan lupa dengan keberadaan kakanya yg sejak tadi bersama Billy di belakangnya yg juga sedang berjalan ke arah kantin sekolah setelah jam istirahat tiba.

"Rasanya kita seperti pawang yg menagani nyamuk agar tidak ada yg mendekat ke arah mereka"kata Billy

"Kau benar...
Rasanya kita tidak di anggap sama sekali"kata Dylan yg terus memandang dingin ke arah siswa/siswi yg mencoba mendekat ke arahnya.

"Rasanya akan lebih baik jika aku juga mempunyai pasangan"kata Billy

"Lalu kenapa kau belum mempunyai pacar?"tanya Dylan

"Lebih baik aku belajar daripada berpacaran"kata Billy

"Lalu kenapa tadi kau bilang mau berpacaran?"tanya Dylan

"Entahlah aku sendiri juga tidak tahu?
Bahkan aku belum pernah berpacaran sekalipun.
Mendiang ayah dan ibuku selalu mengatakan jangan berpacaran jika pasanganmu tidak pernah serius"kata Billy

"Maksudmu ayah dan ibumu sudah meninggal?"tanya Dylan

"Hemm..mereka sudah meninggal setahun yg lalu"kata Billy

"Lalu sekarang kau tinggal dengan siapa?"tanya Dylan

"Aku tinggal sendirian..
Sepulang sekolah aku langsung bekerja..
Karena itu juga aku tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan dengan orang lain"kata Billy

"Memangnya kenapa?"tanya Dylan yg teringat dengan papanya yg dulu juga harus kehilangan ayah dan ibunya sewaktu masih remaja.

"Aku tidak bisa membagi waktu.
Lagipula menurutku siapapun pasangan hidupku nanti itu tidak jadi masalah.
Mau itu laki-laki ataupun perempuan itu sama saja"kata Billy

"Kau mempunyau selera yg aneh"kata Dylan

"Orang aneh adalah mahluk langka"kata Billy

Dylan malah di buat bingung sendiri dengan jalan pikiran Billy.
Kenapa anak di sebelahnya tidak marah saat dirinya mengatakan dia aneh.
Tapi Billy malah mengatakan orang aneh adalah mahluk langka.

Memang sangat jarang ada orang yg mau di katakan aneh.
Dan mungkin yg di katakan Bily ada benarnya jika orang aneh adalah mahluk langka..
Ahh...entahlah...
Dylan jadi pusing jika terus memikirkan hal itu

Mereka ber empat terus berjalan ke arah kantin sekolah yg lumayan ramai.
Dylan mengedarkan pandanganya ke segala arah untuk mencari keberadaan kedua sahabatnya yg telah di hubunginya lewat Mindlink sewaktu dalam perjalanan tadi.

Seorang remaja berwajah tampan tampak melambaikan tanganya ke arah Dylan dan Marvin.
Segera keduanya berjalan ke arah remaja tadi di ikuti oleh Andy dan Billy di belakang mereka.

Lebih tepatnya Billy,karena Andy yg masih malu-malu sedang di seret Marvin agar berjalan sejajar di sampingnya..

"Hallo bro"kata Salah seorang remaja yg tadi melambaikan tangan ke arah Dylan dan Marvin

"Hei Liam"kata Dylan dan Marvin sambil memberikan salam pada remaja pria di depanya

"Halo Ben"kata keduanya kepada seorang remaja di dekat Liam

"Halo,Twins"kata Ben sambil tersenyum kepada keduanya.
Lebih tepatnya ke arah Dylan

"Hei..Eric"kata Dylan dan Marvin..

Tapi tanggapan remaja yg di panggil Eric hanyalah diam di tempatnya sambil menatap lurus ke arah Billy.

"Eric"kata Dylan sambil mengaynkan tanganya di depan sahabatnya

My Destiny With WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang