Chapter .30.

7K 610 54
                                    


Hari sudah mulai menjelang malam.
Seorang remaja tampan tengah menanti seseorang dengan perasaan was-was.

Berkali-kali Dylan mencoba menghubungi ponsel mate manisnya karena Sejak sepulang sekolah ponsel remaja manis itu tidak dapat di hubungi.

Entah sudah berapa kali remaja tampan itu menghubungi Lind yg tak kunjung mejawab panggilanya sembari mondar-mandir tidak jelas di depan pintu masuk pack house sehingga membuat Brian yg sedang menemani Dean bermain bersam istrinya merasa jengah sendiri karena sejak tadi melihat keponakanya yg tidak berhenti menggumam tidak jelas..

"Dylan,bisakah kau berhenti mondar-mandir tidak jelas seperti itu"kata Brian

Dylan memandang sesaat pada Brian sebelum kembali fokus pada ponsel di tanganya.
Mengabaikan perkataan unclenya sehingga membuat Brian mendengus kesal

"Anak itu benar-benar mirip sekali dengan Finn..
Jika sudah panik dia tidak akan mendengarkan orang lain"kata Brian

"Biarkan saja Dylan seperti itu..
Mungkin dia sedang cemas karena Lind tidak menjawab panggilanya"kata Jevan

"Kenapa dia tidak menjemput Lind di rumahnya saja"kata Brian

"Aku tidak tahu..
Kau tanyakan saja itu pada Dylan"kata Jevan

"Dylan,kenapa kau tidak menjemput Lind ke rumahnya saja"kata Brian

"Dia bilang tadi akan kemari sendirian uncle...
Itulah sebabnya aku membiarkanya pulang sendirian"kata Dylan

"Oohh..mungkin saja Lind sedang membohongimu dan sedang berkencan dengan seseorang"kata Brian sambil mengggoda anak dari sahabatnya

Dylan langsung melotot tidak percaya dengan perkataan unclenya..
Tapi itu bisa saja bukan...

"Uncle..itu tidak lucu sama sekali"kata Dylan sambil merajuk

"Jangan dengarkan dia Dy..
Brian hanya bercanda"kata Jevan

"Papa benar kak Dylan..
Ayah hanya bercanda dan kak Lind akan tiba sebentar lagi"kata Dean

"Huh...
Kau tahu darimana jika Lind akan tiba sebentar lagi"kata Dylan pada adik sepupunya

"Aku tidak tahu.."kata Dean sambil mengangkat kedua bahunya

Dylan memandang aneh ke arah adik sepupunya itu.
Jangan-jangan itu hanya ide jahil Dean dan adik-adiknya yg lain..

Namun tak lama setelah itu terdengar sebuah suara mobil yg memasuki halaman pack house.
Dan benar saja,Lind keluar dari dalam mobil berwarna putih itu sambil membawa beberapa kantung belanjaan

"Sudah ku bilang kan...
Kak Lind akan datang"kata Dean sambil menatap ke arah remaja manis itu sambil tersenyum

Dylan masih tidak percaya dengan apa yg barusan dirinya dengar..
Ternyata adik sepupunya ini sedang tidak berbohong padanya..

"Dean,sejak kapan kau mempunyai bakat meramal?"tanya Brian yg juga merasa penasaran.

Entah ini suatu kebetulan saja atau memang Dean memiliki kemampuan meramal

"Ini pasti hanya kebetulan saja Hubby.."kata Jevan

"Mungkin kau benar Baby"kata Brian

Lind berjalan mendekati Dylan dan yg lainya sambil tersenyum saat melihat Dean yg juga tersenyum ke arahnya...

"Selamat malam Uncle Brian,Uncle Jev"sapa Lind

"Selamat malam juga Lind"jawab keduanya

"Selamat malam Dean"kata Lind

My Destiny With WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang