Chapter .64.

7K 582 34
                                    

Saat ini Lind,Chase dan yg lainya tengah berdiri di depan sebuah makam yg mana di depan mereka terdapat batu berukirkan nama "DALTON JULIUS ADDISON" dengan sebuah patung batu berbentuk malaikat di atasnya.

Awalnya Chase tidak mengerti sama sekali kemana Lind akan membawanya.
Remaja manis itu hanya mengikuti Lind yg sedang membawanya menuju bukit belakang pack house di mana tempat Ayah mereka di makamkan.

Dan di sinilah mereka.
Kedua kakak beradik itu tengah berdiri di depan batu nisan Ayah mereka.
Chase tidak menyangka sama sekali jika Ayahnya yg beberapa bulan lalu masih mengunjunginya ternyata sudah meninggal.

Sesekali remaja manis itu terdengar terisak sembari memperhatikan makam Ayahnya.

Melihat matenya menagis,secara spontan Liam berjalan mendekati Chase dan menarik remaja itu ke dalam pelukanya.
Awalnya Chase sempat terkejut dengan apa yg di lakukan oleh remaja tampan itu.

Namun tak berapa lama akhirnya remaja manis itu balas memeluk Liam dengan sangat erat dan menumpakahn air matanya di dada bidang Liam.

"Menangislah jika itu bisa  membuatmu tenang"bisik Liam di telinga Chase

Lind yg melihat adiknya menangis tak kuasa lagi untuk menahan air matanya.
Dengan segera pula Dylan menarik Lind ke dalam pelukanya.
Berharap semoga pelukanya dapat mengurangi kesedihan mate manisnya itu.

"Kenapa kau menangis..
Apa kau tidak malu dengan adikmu"bisik Dylan

"Aku tidak suka melihat adiku bersedih..
Dia satu-satunya keluarga terdekatku yg tersisa saat ini"kata Lind

"Jangan berkata seperti itu Baby..
Kami semua yg ada di kawanan ini adalah keluargamu sekarang"kata Dylan

Lind hanya mengangguk mendengarkan hal itu.
Tak lama setelahnya mereka kembali lagi ke pack house setelah Chase merasa agak tenang.

"Sudah berapa lama Ayah meninggal?"tanya Chase setelah mereka duduk di ruang tamu.

Kenneth dan yg lainya tidak berada di ruangan itu karena mereka sedang menemani anak mereka bermain di halaman depan pack house.

"Sekitar 4 hari yg lalu"jawab Lind

"Kenapa kau baru memberitahukanya padaku sekarang?"tanya Chase

"Ada sesuatu yg membuatku menunda untuk segera memberitahukanya padamu"kata Lind

"Dan apa itu..
Apakah itu sangat penting sampai kau melupakan adikmu sendiri"kata Chase dengan agak sinis

"Kau tidak mengerti Chase..
Kau tidak tahu situasi macam apa yg kami hadapi waktu itu..!!"kata Lind yg mulai terpancing emosi

"Apa yg tidak ku mengerti..
Jangan terus-terusan  menganggapku sebagai anak kecil..!!"kata Chase yg juga mulai terpancing emosi

Dengan segera Dylan menggenggam tangan Lind saat mengetahui Matenya hendak meluapkan emosinya kembali.
Dan beruntung dengan genggaman tangan itu bisa membuat Emosi Lind reda seketika.

Begitupula dengan Liam.
Remaja tampan itu langsung mengusap punggung Chase saat di rasa emosi matenya itu hendak meluap lagi.

"Tenanglah..
Kakakmu berbicara jujur padamu.
Ada hal yg harus kami tangani lebih dulu saat itu"kata Liam pada Chase

Chase hanya mengangguk mendengar ucapan Liam.
Entah mengapa Chase merasa hatinya akan tenang jika bersama dengan Liam.
Padahal mereka belum kenal lebih dari 2 jam yg lalu.
Tapi entah mengapa Chase sangat tertarik dengan Liam di saat pertemuan pertama mereka.

"Akan kami jelaskan semuanya padamu.
Tapi kau harus berjanji satu hal lebih dulu pada kami"kata Marvin

"Berjanji tentang apa?"tanya Chase

My Destiny With WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang