Chapter .20.

7.8K 655 29
                                    


Seorang remaja manis yg tengah berbaring di atas sebuah ranjang berukuran King Size sedikit membuka matanya walaupun di dalam hatinya dirinya masih sangat enggan untuk meninggalkan kehangatan yg saat ini tengah di rasakanya.

Perlahan mata itu terbuka sedikit demi sedikit.
Lind semakin mengeratkan pelukan tanganya saat merasakan rasa hangat yg sangat nyaman dan aroma wangi kopi yg sangat menenangkan pikiranya.

Entahlah,Lind tidak ingat kapan terakhir kali dirinya merasakan kenyamanan yg tengah di rasakanya saat ini.
Bahkan dirinya tidak pernah merasakan kenyamanan seperti saat ini ketika sedang bersama pacar-pacar wanitanya.

Lind membuka matanya dengan perlahan-lahan,mencoba menyesuaikan cahaya yg masuk ke dalam retina matanya.
Nafas Lind langsung tercekat saat matanya menagkap seraut wajah tampan yg tengah memejamkan matanya.

Posisi wajah Dylan saat ini benar-benar sangat dekat dengan wajahnya.
Bahkan Lind dapat merasakan hembusan nafas teratur dari remaja tampan di hadapanya saat nafas hangat itu menerpa wajahnya sendiri.

Dalam hati Lind yg paling dalam,jujur saja dirinya mengakui ketampanan dari remaja di hadapanya.
Wajah tampan Dylan dan Marvin pastilah warisan dari Daddynya yg juga tampan.
Dan sifat baik mereka pastilah warisan dari Kenneth,seorang pria manis yg Lind ketahui sebagai papa mereka.

Atau mungkin ibu mereka,entahlah..
Lind tidak tahu,apa benar Dylan dan adik-adiknya benar-benar terlahir dari dalam perut pria dewasa yg tampak manis dan tampan itu.

"Eemmhh..."

Dylan mengeliat kecil sambil bergumam tidak jelas.
Tanganya masih memeluk pinggang Lind yg sama sekali tidak di sadari oleh remaja manis itu..

Lind tersenyum kecil melihat betapa menggemaskanya Dylan saat ini.
Sangat berbeda saat mereka sedang di luar.
Remaja tampan di hadapanya ini akan berekpresi datar,jauh berbanding terbalik dengan adik kembarnya.

"Selamat pagi Baby..."kata Dylan dengan suara khas orang bangun tidur

Wajah Lind langsung bersemu merah mendengar Dylan memanggilnya seperti itu.
Jujur saja Lind merasa senang,namun egonya sebagai laki-laki menolak hal itu..

"Jangan memanggilku dengan panggilan menjijikan seperti itu sialan"kata Lind dengan ketus namun wajahnya masih tetap merona

Dylan terkekeh kecil melihat tingkah matenya yg tampak sedang malu-malu.
Sangat manis sekali,ingin rasanya Dylan menerkam Lind saat itu juga.

"Apa kau tidak suka..
Itu cocok untukmu yg juga manis"kata Dylan

"Aku tidak manis dasar brengsek..
Aku ini tampan"kata Lind sambil memukuli dada Dylan

Lind sangat tidak suka jika ada orang yg mengatakan bahwa dirinya manis.
Lind tidak akan menerima itu,baginya seorang pria itu tampan dan bukanya manis.

Dengan gerakan cepat Dylan langsung mengurung Lind di bawahnya karena sejak tadi mate manisnya itu tida berhenti memukulinya.

Wajah Lind kembali merona saat tatapan mata hijau terang milik Dylan menatap wajahnya dengan lekat.
Lind sangat menyukai mata indah yg saat ini tengah memandang lurus ke arahnya.

"Kau itu tidak tampan sama sekali Baby"kata Dylan

"Jadi maksudmu aku ini jelek?"tanya Lind yg sedikit tersinggung

"Tidak..
Kau juga tidak jelek sama sekali.
Tapi kau itu manis..benar-benar manis sampai rasanya aku ingin memakanmu saat ini juga"kata Dylan

Wajah Lind tambah memerah mendengar perkataan Dylan.
Dengan cepat tanganya bergerak dan dengan sekuat tenaganya,remaja manis itu meninju rahang Dylan dengan sangat kuat

My Destiny With WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang