Nami menutup laptopnya, meregangkan seluruh otot-otot tangannya, sejurus kemudian ia tersenyum simpul. Nami merasa puas, Fanfiction yang ia tulis 8 tahun yang lalu sudah menyebar luas di kalangan pembaca, bahkan sampai dibuatkan versi webtoon oleh Jeje-- sahabatnya.
Ya, Jeje pandai sekali menggambar. Gadis itu juga pandai sekali menyembunyikan keahliannya. Nami pun baru tahu jika Jeje pandai menggambar saat mereka lulus dari universitas.
Nami memutar tubuhnya, seirama dengan berputarnya kursi yang ia duduki. Ia tersenyum memandangi kamarnya yang masih dipenuhi dengan poster-poster BTS, terkhusus pria idamannya-- Kim Taehyung.
Nami jadi ingat dirinya yang masih remaja hingga beranjak dewasa, dimana saat itu khayalannya untuk bertemu dan memiliki Taehyung sangatlah tinggi, bahkan sangat overload sekali. Impiannya untuk pergi ke Korea agar bisa bertemu dengan BTS nyatanya baru kesampaian saat usianya sudah menginjak 23 tahun-- tepatnya 5 tahun lalu.
Tapi sayangnya, Korea Selatan-- bahkan ibukotanya, Seoul, sangatlah luas. Kemungkinan untuk bertemu tidaklah semudah menulis sebuah jalan cerita fanfiction. Buktinya, sudah menetap 5 tahun, Nami belum bisa bertemu langsung dengan BTS.
Nami banyak mendengar kabar tentang BTS. Sebagai fans yang masih setia mengikuti berita idolanya-- walau tidak seheboh dulu, Nami tahu apa saja yang terjadi.
Jungkook yang berpacaran dengan seorang produser muda nan cantik.
Jimin yang dikabarkan tengah mengincar Han Soah-- seorang artis berbakat.
Seokjin yang kabarnya akan dijodohkan dengan anak gubernur Seoul. Namun masih belum ada keputusan dari Seokjin.
Namjoon yang sebentar lagi akan menikah dengan wanita dari kalangan biasa.
Hoseok yang mulai terang-terangan bilang pada media jika ia sangat menginginkan pendamping hidup-- nyatanya sampai sekarang ia belum bertemu gadis yang cocok.
Yoongi yang menutup diri tentang masalah percintaannya. Kabar terakhir, diketahui jika Yoongi memiliki masalah dengan seorang wanita.
Dan
Taehyung yang masih berpacaran dengan Go Sarang-- Model papan atas Korea Selatan yang namanya tengah hangat diperbincangkan. Hubungan mereka cukup langgeng, masih bertahan sampai sekarang.
Ah iya, Nami juga sudah memiliki seorang kekasih. Ia terkekeh pelan saat pikiran tentang kekasihnya muncul begitu saja. Kekasih yang sangat ia cintai, melebihi cintanya pada seorang Kim Taehyung.
Kang Hojung, pria itu datang padanya satu tahun lalu. Disaat Nami sendirian, bingung untuk menapaki hatinya, Hojung datang. Menawarkan diri untuk mengisi kekosongan Nami.
Terbuai dengan kata-kata manis dan sifat baiknya, Nami menerima uluran tangan Hojung. Masuk ke dalam pesonanya dan tergila-gila dengan kebaikannya. Menurut Nami, Hojung adalah perpaduan dari sosok lembutnya Park Jimin.
Nami membuyarkan lamunannya saat mendapati ponselnya berbunyi nyaring. Terpampang jelas nama kekasihnya disana-- Hojung. Dengan senyum yang merekah, Nami segera mengangkat panggilan dari orang tersayangnya.
"Halo?"
'Tidak lupa dengan janji kita kan?'
Nami tersenyum, buru-buru ia segera berjalan menuju lemari bajunya, mencari baju yang pantas ia kenakan untuk malam ini.
"Tidak. Tentunya aku ingat. Mana mungkin aku melupakan kencan kita?" Ujar Nami, walau sejujurnya ia lupa-lupa ingat dengan janji kencannya hari ini.
'Oh ya? Benar tidak lupa? Kalau begitu, bisa turun sekarang? Aku sudah berada di parkiran apartemenmu,'
Refleks, pupil mata Nami membesar sempurna. Dirinya kaget perihal Hojung yang entah sejak kapan sudah berada di area parkir apartemennya.
"A-apa?" Kaget Nami, "Hei, sayang.. jangan mengerjaiku."
'Aku tidak mengerjaimu, honey. Aku sungguh berada di area parkir gedung apartemenmu. Atau perlukah aku naik dan masuk ke dalam apartemenmu?'
"Kenapa cepat sekali? Janjinya kan pukul 8 malam. Ini baru pukul 7 malam," rutuk Nami. Terkadang, Nami sangat kesal dengan sifat Hojung yang selalu datang diawal. Itu benar-benar merepotkan Nami yang terkadang belum bersiap diri.
'Aku tidak memaksamu untuk cepat-cepat, Honey. Berdandanlah secantik mungkin malam ini. Aku akan setia menunggumu di parkiran.'
Satu hal yang sangat Nami sukai dari Hojung, pria itu tidak pernah menuntut dan sangat penyabar.
♡♡ Unexpected Idol ♡♡
"Kenapa? Kau terlihat lelah?" Tanya Jimin saat melihat Taehyung yang datang menemuinya dengan wajah lelahnya. Saat ini mereka tengah berada di Yang Good BBQ, restoran yang terkenal dengan kelezatan daging dombanya.
"Tidak, hanya saja kepala bagian belakangku terasa sedikit sakit," balas Taehyung disertai dengan senyuman tipisnya. Bukan Jimin namanya jika ia tidak bisa mencium gelagat aneh dari sahabat seperjuangannya.
"Kutebak, kau bertengkar lagi dengan Sarang? Benar, kan?" Tebak Jimin, jarinya menunjuk wajah Taehyung secara otomatis. Pria itu duduk tegak seolah yakin jika tebakannya tepat sasaran.
Taehyung mengeluarkan helaan nafasnya, "Beberapa hari ini Sarang sangat sensitif. Dia mudah marah karena hal sepele. Padahal tadi aku sudah bilang jika jalanan Seoul tengah macet, jadinya aku datang sedikit terlambat."
Jimin paham dan bisa merasakan apa yang tengah Taehyung rasakan. Sejauh ini, memang tak ada yang aneh dengan gelagat hubungan mereka berdua. Tapi, akhir-akhir ini-- menurut cerita Taehyung, Sarang mudah sekali emosi.
"Mungkin dia sedang PMS. Ya.. kau tahulah bagaimana mengerikannya seorang wanita yang tengah kedatangan tamu," Jimin berspekulasi dengan santainya.
"Ck, kau paham betul dengan kondisi wanita. Ah, sepertinya kau pernah mengalaminya, Jim. Di damprat oleh kekesalan wanita yang tengah PMS," kekeh Taehyung, lesunya perlahan memudar dan tergantikan oleh tertawaan renyah.
"Tidak tuh. Aku belum pernah di damprat oleh wanita yang tengah kedatangan tamu," tutur Jimin sembari memutar bola matanya kesana-kemari.
"Ck, pembohong. Kau bahkan pernah merutuk kesal karena Sakura marah-marah padamu," goda Taehyung. Sontak, Jimin langsung memberi Taehyung tatapan tak suka kemudian berujar, "Kenapa harus membicarakan tentang Miu? Ganti topik sana!"
Taehyung terkekeh pelan saat Jimin memberikan sebuah instruksi untuk mengalihkan topik. Lucu saja, Jimin selalu tak mau sosok wanita bernama Sakura itu nyangkut di tengah-tengah perbincangan.
"Jim.. Jim.. lupakan tentang kupu-kupu," sungut Taehyung, pria itu mengalihkan perhatiannya kearah pelayan pria yang mengantarkan menu makanan mereka, lalu mengucapkan terima kasih sembari tersenyum sumringah.
"Kau tidak tahu bagaimana menggelikannya kupu-kupu yang masuk ke dalam celanamu! Jika kau mengalami kejadian itu, maka kau akan bertindak sama sepertiku," balas Jimin cepat, tak mau disalahkan.
♡♡ Unexpected Idol ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]
Fanfiction[ END ] Sungguh, kali ini bukan sebuah fanfiction. Tapi kenyataan yang terlihat mirip seperti Fanfiction. Pergi bekerja di Seoul, bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja, lalu saling meninggalkan hingga akhirnya mereka berdua kembali bertemu di...