"Ayah, tidak usah. Taehyung tidak apa-apa tidur di sofa," gumam Nami, memberi isyarat agar ayahnya tidak perlu memaksa Taehyung untuk berbagi kasur dengannya di dalam kamar yang panas. Lagipula, biarpun ini sofa lama, namun masih empuk jika diduduki atau direbahi. Di ruang tamu yang sekaligus merangkap sebagai ruang keluarga ini memiliki satu kipas angin. Pokoknya sangat cocok untuk menjadi area bermalam pria yang tidak bisa terkena panas ini. Suhu di Korea Selatan dengan Indonesia benar-benar berbeda. Akan sangat sulit bagi Taehyung untuk beradaptasi dengan udara panas menyengat yang bisa menyulut emosi.
"Iya, kan, Tae? Kau tidak apa-apa 'kan tidur di sofa?" Tanyanya, melirik kearah Taehyung sejenak. Agak lega rasanya saat mendapati anggukan semangat si pria. Beruntung Taehyung adalah tipe laki-laki yang tidak akan protes untuk ditempatkan dimana. Namun, jika dilihat dari sudut pandang Taehyung, sebenarnya pria itu ogah untuk tidur di sofa karena paginya, punggung pastilah akan terasa sakit. Dulu saja, sewaktu BTS sedang aktif-aktifnya melakukan trip untuk konten Vlive berbayar, Taehyung selalu kalah main batu-gunting-kertas, dan mengharuskannya untuk tidur di kursi selama empat malam. Sekarang, berhubung Nami yang memintanya, Taehyung tidak akan masalah dengan semua itu. Bahkan, tidur di lantai tanpa alas pun ia rela.
Setelah Nami dan ayahnya terlibat perdebatan kecil dengan Taehyung yang hanya bisa melongo karena tidak paham, akhirnya semua kembali tenang seperti sedia kala setelah ayahnya mengangguk, tidak mempermasalahkan lagi jika calon menantunya tidur di sofa. Merasa jika penentuan tempat untuk tidur sudah tidak menjadi masalah lagi, Nami pun segera pamit pada ayahnya untuk pergi keluar sebentar. Menarik tangan Taehyung, membawa pria itu bersamanya.
"Mau kemana?" Tanya Taehyung saat mereka berdua sudah sedikit jauh dari rumah kecil Nami. Tanpa menoleh ke arah Taehyung, Nami pun menjawab, "di belakang sana ada sebuah lapangan bola yang luas. Biasanya, jika malam, aku akan pergi ke sana hanya untuk sekedar duduk dan menatap bintang yang berhamburan di langit malam."
Wanita itu tersenyum sesaat, lalu melanjutkan, "karena kau sedang ada disini, akupun berpikir untuk mengajakmu melihat bagaimana cantiknya bintang dari langitnya Jakarta. Ya, ini memang konyol, sebab pada dasarnya, mau kita tinggal di Negara manapun, langit pagi, siang, sore, dan malam adalah sama."
"Tidak bisakah kau hemat kalimat? Bilang saja seperti 'kita memandang langit yang sama'," protes Taehyung. Ah, bukan protes sebenarnya. Lebih seperti mencari topik pembicaraan agar tidak ada kekosongan sedetikpun dalam perjalanan.
"Aku berusaha untuk menjadi puitis. Tapi sepertinya malah terdengar aneh di telingamu," kekehnya, sangat menyangkan perkataan Taehyung barusan. Padahal, ia sangat menunggu kalimat 'wah, darimana kau belajar membuat kalimat seindah itu?' keluar dari mulut Taehyung.
"Tidak, tidak aneh, kok. Justru kalimatmu rasanya menyentil jantungkuㅡ"
"Omong kosong," decaknya, dan kemudian mulai melepaskan genggaman tangannya, membiarkan Taehyung berjalan sendiri tanpa perlu dituntun lagi. Sebisa mungkin Taehyung berjalan beriringan dengan Nami, memuji banyak halㅡ mulai dari jalan setapak sampai dengan pepohonan rimbun. Entahlah, tapi Nami rasa jika pujian Taehyung tidak sebanding dengan apa yang tengah mereka lihat. Ya, masa' jalan berlubang dan pohon pisang berdaun lebat dipuji estetik? Taehyung hanya tidak tahu saja jika pohon pisang adalah sarangnya kuntilanak. Bahkan pernah ada insiden anak hilang selama berhari-hari, lalu ditemukan di balik pohon pisang. Jika mengingat itu, bulu kuduk Nami langsung merinding. Beruntung hari ini bukan malam jum'at.
Hingga sampailah mereka di pinggir lapangan bola yang luas. Dengan pencahayaan seadanya dari lampu jalanan, dapat mereka lihat banyak pemuda-pemuda kampung yang tengah bermain bola kaki di tengah lapangan. Nami sudah hafal betul, jika para pemuda sudah menampakkan batang hidungnyaㅡ maklum, sekarang banyak anak muda yang lebih memilih untuk diam dirumah guna bermain gameㅡ pasti sebentar lagi akan ada turnamen antar RT dengan hadiah yang lumayan menggiurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]
Fanfiction[ END ] Sungguh, kali ini bukan sebuah fanfiction. Tapi kenyataan yang terlihat mirip seperti Fanfiction. Pergi bekerja di Seoul, bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja, lalu saling meninggalkan hingga akhirnya mereka berdua kembali bertemu di...