Unexpected Idol (56)

5.6K 746 96
                                    

Namira kira dirinya adalah salah seorang dari sepersekian sedikitnya orang-orang yang beruntung di dunia. Menjadi kekasih dari seorang idola papan atas tentu adalah impian dari semua wanita. Bohong jika tidak ada yang memimpikan hal ajaib semacam itu. Ia kira, dukungan serta cintanya semenjak ia menginjak usia delapan belas sampai dua puluh delapan ini tidaklah sia-sia. Tapi sepertinya, Nami salah besar. Seharusnya ia sadar, sebagaimanapun kerasnya ia meminta pada Tuhan, Kim Taehyung tidak akan pernah bisa ia genggam.

Semestinya ia sadar jika Taehyung sama dengan laki-laki lainnya, sama-sama berengsek.

Andai waktu bisa kembali ia putar, lebih baik dirinya tidak datang ke kelab malam untuk berpesta bersama dengan rekan kerja satu divisinya. Jika semua itu tidak terjadi, kemungkinan besar tidak akan drama di pagi hari setelahnya, dimana ia terbangun tanpa sehelai benangpun di sebelah seorang pria tampan yang sudah ia kagumi sejak dulu.

Semuanya terasa sakit dan menyesakkan. Ketika ia menyaksikan bagaimana pilunya Go Sarang menangis sembari menjelaskan jika wanita itu telah dihamili oleh Taehyung. Nami memang tidak pernah bertanya tentang masa lalu kekasihnya, perihal apakah ia pernah tidur dengan jejeran mantannya atau menyewa beberapa wanita untuk menjadi teman bermalamnya. Bagi Nami, semua itu adalah privasi dan ia tak perlu mengoreknya dalam-dalam.

Lagipula ia percaya jika Taehyung adalah pria baik-baik.

Percaya? Haha

Apa semua ini sebab dari dirinya yang terlalu mempercayai hidup seorang Kim Taehyung, si pria baik?

"Namira, tunggu!" Taehyung mencekal pergelangan tangan Nami, membuat langkah cepatnya terhenti. Kecewa, wanita itu justru menghempaskan tangan Taehyung dengan kasar. Ia tak ingin mendengarkan penjelasan apapun lagi dari Taehyung sementara semua bukti-bukti telah terpampang jelas di depan mata.

"Kau bilang jika kau percaya padakuㅡ"

Taehyung kembali merampas pergelangan tangan Nami yang sempat terlepas dari genggamannya. Kali ini ia menarik wanitanya lebih dekat lagi, menahannya agar tidak pergi meninggalkannya. Jika Nami minta ia bersumpah atas nama Tuhan, Taehyung berani. Karena memang ia sama sekali tidak pernah melakukan hubungan intim dengan Sarang. Taehyung bahkan hanya sekali mengecup birai wanita pembohong tersebut, itupun saat pertama kali mereka jadian.

"Apa yang harus kupercaya lagi darimu? Maksudmu, aku harus mempercayai dua kali lebih banyak jika anak yang berada di dalam perut Sarang adalah perbuatanmu? Tidak perlu kau perkuat, aku sudah percaya," Nami menarik tangannya, tapi Taehyung semakin mengencangkan cekalannya. Jangan harap Nami bisa lari darinya, tidak akan pernah Taehyung biarkan sekalipun itu hanya satu jengkal.

"Aku belum pernah tidur dengan Sarang dan aku berani bersumpah atas segala ucapanku sekarang!" Taehyung menekankan kata demi kata, matanya menatap tajam Nami. Ia paling benci ketika seseorang menuduhnya sebagai tukang bohong, padahal apa yang ia katakan adalah sebuah kebenaran.

Semua ini gara-gara Go Sarang yang tidak tahu malu.

"Sekeras apapun kau mengelak, aku lebih percaya dengan bukti-bukti yang dua orang itu tunjukkan," suara si wanita bergetar, matanya berkaca hebat. Jika kelopak kembarnya menutup, maka air mata sudah pasti akan langsung terjatuh. Oh Ya Tuhan, Taehyung tidak suka jika melihat orang yang ia cintai menangis. Taehyung membenci dirinya sendiri saat ini.

"Daripada kekasihmu? Kau lebih mempercayai mereka?" Taehyung bertanya seraya merendahkan tekanan suaranya. Ia benar-benar putus asa dan tidak ingin hubungannya dengan Nami berakhir. Dirinya bahkan sudah mengkhayal tentang masa depannya bersama Nami! Tidak, itu sama sekali tidak adil!

"Kadang seorang kekasih bisa saja menjadi seorang berengsek yang terlalu baik, Tae. Lepaskan tanganku, kumohon. Biarkan aku pulang ke Seoul," kalimatnya barusan merujuk kepada sosok Kang Hojung, yang pernah mengisi hatinya. Begitu tangan Nami tertarik dan terlepas dari cengkraman Taehyung, tiba-tiba saja langkahnya terhenti sebab telinganya mendengar panggilan lantang dari si pilot.

"Pulang bersamaku. Aku akan mengantarmu sampai apartemen," ujar Hojung sembari menarik tangan Nami yang sekarang tengah dilanda oleh kekecewaan yang teramat besar. Melihat tangannya ditarik paksa oleh Hojung, Nami pun segera menariknya dengan cara tak kalah paksa. Walau ia sedang berada di titik terbawah, sekalipun Nami tidak akan pernah lagi menerima uluran tangan Kang Hojung, si bajingan yang menghancurkan segalanya.

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri," tolaknya mentah-mentah. Tanpa menatap Hojung, ia pun langsung melangkahkan kakinya pergi. Mantannya tak berani memaksa, hanya bisa menatap kepergian Nami dengan sendu. Kecuali si pemberani Kim Taehyung. Pria itu menarik lengan Nami dengan sedikit paksaan serta tarikan, memaksanya untuk masuk ke dalam mobil dan kemudian dengan cepat menghilang dari pekarangan rumah keluarga Kim.

"Bagaimana bisa kau membiarkan Taehyung mengantar kekasihnya pulang? Dasar bodoh!" Sarang melempar testpack dengan hasil positif tersebut tepat ke wajah Hojung. Ia kira, pria berbadan tegap ini bisa mengatasi keberadaan Nami. Tapi faktanya? Nol besar!

"Lalu kau sendiri? Apa kau sudah bisa membujuk Taehyung untuk bertanggung jawab atas anakku yang berada di dalam perutmu itu?" Hojung berdecih, lalu melanjutkan. "Tidak, 'kan?" Tawanya remeh, lalu segera memasuki mobilnya dan pergi setelahnya. Sedangkan Sarang, ia harus tetap tinggal sedikit lebih lama disini sampai Taehyung kembali.

Dua orang sialan ini, berusaha untuk menghancurkan hubungan Taehyung dan Nami dengan cara yang benar-benar licik.

Sial!


ㅡ ㅡ ㅡ



Selama satu setengah jam di dalam kereta cepat, yang Nami lakukan hanyalah menangis. Mungkin teman sebangkunya di dalam kereta merasa muak karena harus mendengar isakannya terus-terusan sampai ketika tiga puluh menit terakhir ia memilih untuk menyumpalkan telinganya dengan earphone. Tiket yang dijual di stasiun hanya tinggal satu, membuat Taehyung harus mengambil jadwal selanjutnya atau memilih untuk pulang dengan alternatif lain. Tapi sepertinya, Taehyung memilih alternartif lain seperti pesawat sebab menunggu di stasiun sangatlah tidak aman untuknya. Tak apa tidak pulang bersama, yang terpenting ketika di Seoul nanti mereka bisa kembali bertatap muka.

Karena terlalu sering menangis, ketika Nami sudah masuk ke dalam apartemennya, wanita itu langsung merebahkan diri di sofa abu-abu miliknya. Awalnya ia berniat untuk tidak menangis lagi. Tapi ketika matanya tertutup, wajah tampan Taehyung selalu melintas. Membuat air matanya mau tak mau merembes keluar untuk kesekian kalinya.

Semuanya terjadi dengan tiba-tiba. Hubungannya dengan Taehyung yang ia prediksi akan sampai ke jenjang pernikahan kandas begitu saja.

Kepalanya mendadak terasa pusing, berusaha untuk tertidur. Tapi lagi-lagi, setelah dua puluh menit berusaha untuk memasukkan domba ke dalam kandang, alam bawah sadarnya benar-benar masih belum menjemput. Membuatnya frustasi dan akhirnya memilih untuk membersihkan diri.

Tak berselang lama setelah ia selesai mandi dan hendak memasak ramyeon hangat untuk mengganjal perutnya yang lapar. Tiba-tiba saja, pintu apartemennya diketuk. Ia kira itu adalah Sihyun yang memang sengaja ia undang ke rumah untuk melakukan sesi curhat. Namun tangannya tiba-tiba berhenti bergerak untuk meraih kenop pintu sesaat pendengarannya menangkap suara serak Kim Taehyung.

Pria itu sampai lebih cepat dari yang ia prediksi, rupanya.

"Namira, buka pintunya," Taehyung memohon.

"Tidakㅡ" sahutnya dari dalam, membuat hati Taehyung sakit ketika mendengar balasannya.

"Setidaknya biarkan aku membuatmu percaya. Kau tahu sendiri jika mataku tidak pernah berbohong," rengeknya. Nami tebak, Taehyung mungkin tengah menangis sekarang.

"Biarkan aku menenangkan diriku sendiri, Tae," pintanya dengan suara yang bergetar hebat. Punggungnya telah bersandar sepenuhnya pada pintu kayu.

Keduanya sama-sama menangis sekarang, saling meluapkan emosi dan kesedihan. Dan setelah itu segera mendudukkan diri pada ubin lantai yang dingin dengan punggung yang sama-sama menempel pada pintu.




Unexpected Idol



FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang