"SIALANㅡ" Taehyung keluar dari persembunyiannya, berjalan dengan langkah besar menuju dua orang yang tengah bertengkar hebat di belakang gedung salah satu stasiun televisi swasta. Emosinya sudah mencapai level teratas. Sudah dirinya duga, Hojung dan Sarang pastilah telah menjalin kerja sama untuk menghancurkan hubungan percintaannya dengan Nami.
Kebetulan sekali, saat itu Taehyung baru saja hendak masuk ke dalam gedungㅡdimana ia akan menjadi bintang tamu di salah satu acara radio, tak sengaja bola matanya menangkap sebuah aksi tarik-menarik antara dua orang yang ia kenal, sangat-sangat familiar sampai rasanya Taehyung ingin mencakar dua wajah tersebut. Lantas dirinya tak jadi memasuki gedung tinggi tersebut, dan mulai mengikuti dua orang itu dengan langkah pelan, tanpa suara. Jika Taehyung melabrak keduanya sekarang, pria itu tidak akan menemukan bukti apapun. Ia yakin, saat ini, dua orang menyebalkan tersebut ingin mendiskusikan sesuatu yang serius.
Ditariknya kerah kemeja yang Hojung gunakan, membawa pria tersebut sejengkal lebih dekat dengannya. Urat-urat hijaunya sudah menyembul keluar, menandakan bahwa dirinya benar-benar sudah tak bisa mengontrol emosi. Sarang memohon agar Taehyung melepaskan cengkramannya dari kerah pakaian Hojung dan tidak melanjutkan perkelahian yang dapat mengundang keramaian. Tapi, pria yang telah difitnah ini tetap tidak ingin menyelesaikannya dengan jalur damai. Ia menyentak Sarang, berkata jika wanita itu tidak usah ikut campur kalau tidak ingin bernasib sama dengan Hojung. Sukses membuat Sarang terdiam dan memundurkan langkahnya.
Bugh
Satu tinjuan kuat menghantam pipi kiri Hojung, membuat wajahnya terlempar kesamping dan ia kehilangan sebagian keseimbangannya. Pria bermarga Kang tersebut ingin memberikan perlawanan, seperti membalas tinjuan lelaki di hadapannya kini. Tapi sayangnya, semua akses sudah diblokir oleh Taehyung. Pria itu selalu melayangkan pukulan lebih dulu, selangkah lebih cepat daripada Hojung. Hingga akhirnya, Kim Taehyung melepaskan cengkramannya pada kerah pakaian pria berengsek ini, membiarkannya terhuyung sesaat, lalu ambruk di lantai.
"Tidak ada julukan yang lebih cocok selain ular untuk kalian berdua. Jangan pernah membuat drama menjijikan yang melibatkan aku serta Namira," Taehyung menunjuk wajah Hojung dengan telunjuknya, menatap sengit Sarang yang meremang ketakutan, lalu pergi meninggalkan area belakang gedung yang kotor.
Jantungnya masih berpacu sangat cepat. Tak menyangka jika Hojung lah ayah dari anak yang dikandung mantan kekasihnya. Keduanya adalah akar dari retaknya hubungan masing-masing di masa lalu. Dan sekarang, disaat orang yang telah mereka sia-siakan telah menemukan pasangan baru dan berbahagia, mereka seenaknya ingin menghancurkan itu guna mendapatkan kembali kebahagiaan mereka. Jika Taehyung tidak memiliki hati, mungkin bisa saja dirinya tidak hanya sekedar meninju wajah Hojung beberapa kali. Masih untung pria tersebut tidak memberikan opsi, ingin masuk rumah sakit atau masuk ke liang lahat.
Dirinya tidak akan mengatakan pada Namira bahwa Hojunglah ayah dari bayi yang dikandung Sarang. Taehyung tahu, luka lama Nami yang telah terkubur pasti akan tergali hanya karena fakta tersebut. Wanita itu pasti akan merasa buruk karena telah berhasil tertipu oleh perkataan yang keluar dari mulut manis Hojung. Lagipula, Nami tidak akan mau lagi mengungkit masalah tersebut. Bukan urusannya juga tentang siapa ayah dari anak yang Sarang kandung. Setidaknya, mari buat Nami tak memikirkan Hojung lagi.
"Darimana?" Sang manager yang kelimpungan mencari Taehyung bertanya. Ia bahkan bertanya pada beberapa staf yang ditemui guna menemukan keberadaan artisnya. Ya, Taehyung berada dalam tanggung jawabnya saat ini. Akan sangat lucu jika tiba-tiba media mengabari bahwa Kim Taehyung menghilang saat hendak memasuki gedung SBC.
"Mengurusi kucing garong di belakang sana," jawab Taehyung dengan pandangan lurus kedepan, masuk ke dalam gedung tanpa menghiraukan pertanyaan yang dilontarkan oleh managernya sendiri.
♡-♡-♡
MAKAN malam romantis, hanya itu yang bisa Taehyung berikan untuk Namira di hari ulangtahunnya yang ke dua puluh sembilan. Pria itu merutuki dirinya sendiri yang hampir lupa dengan ulangtahun kekasihnya. Dan karena waktu yang sudah mepet, Taehyung pun memutuskan untuk menyewa salah satu restoran bintang lima untuk merayakan hari penting bagi kekasihnya.
Musik klasik yang dimaikan, yang terdengar bergema di restoran kosong ini, membangkitkan suasana romantisme yang membuat keduanya tidak berhenti tersenyum. Wanita itu bahkan masih mengenakan pakaian kerjanya, tidak sempat berdandan ataupun membilas diri. Kim Taehyung langsung menyeretnya menuju restoran yang membuat Nami menyesal tidak membersihkan diri terlebih dahulu. Haah, rasanya ia ingin mengomeli Taehyung, mengeluarkan ciri khas seorang wanita yang tengah kesal.
Ketika Namira ingin memasukkan steak yang telah ia potong kecil-kecil ke dalam mulutnya, tiba-tiba Taehyung menahan tangannya. Membuat dirinya menatap Taehyung dengan sebelah alis yang terangkat dan kembali meletakkan garpu perak di atas piring. "Kenapa?" Wanita itu bertanya sekali lagi ketika Taehyung tidak memberikan jawaban apapun. Justru tengah sibuk mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Ia tidak mengerti dengan apa yang sedang pria ini lakukan sampai-sampai keringat dingin membasahi tapak tangannya. Pria itu nampak menjilati bibir bawahnya, hendak memperlihatkan apa yang ingin ia berikan. Tapi sayangnya, benda yang digenggamnya jatuh. Membuat mata keduanya membola dan menyaksikan bagaimana kotak merah tersebut terbuka dan isinya mulai menggelinding.
Taehyung segera berlari untuk mengejar benda yang telah menggelinding jauh meninggalkannya. Berhasil menangkapnya dan membawanya kembali menuju Namira. Oh Ya Tuhan, ini benar-benar memalukan. Rasanya Taehyung ingin kembali ke satu jam yang lalu saja, menyakinkan dirinya sendiri untuk tidak gugup berlebihan.
Namira melihatnya, benda yang dengan tidak sengaja terekspos sebelum waktunya. Sebuah cincin perak yang keluar dari dalam kotak lalu menggelinding lumayan jauh. Membuat wanita itu tertawa haru ketika melihat Taehyung yang sudah berdiri di hadapannya dengan wajah merah padam.
"Kau melihatnya? Benda yang menggelinding tadi?" Tanya Taehyung. Menggerutu dalam hati ketika melihat anggukan Nami. Jika sudah dilihat, ini berarti bukan sesuatu yang spesial. "Maafkan aku. Aku terlampau gugup sampai-sampai menjatuhkan kotak cincinnya," pria itu tertawa malu, menggaruk pelipisnya dengan kuku telunjuk.
Taehyung berhenti terkekeh ketika melihat Nami yang mencoba untuk menghapus air matanya yang jatuh. Pria itu terlihat panik, segera berjongkok, lalu menggenggam kedua tangan Nami erat. "Kenapa kau menangis? Aku bahkan belum melamarmu dan menyematkan cincinnya. Astaga, kekasihnya Taehyung yang cantik, jangan menangis atau aku akan merasa bersalah," pria itu membantu Nami menghapus jejak air matanya. Terus berkata jika Nami tidak boleh menangis seperti ini.
"Kim Taehyung, akuㅡ"
"Ssstt," Taehyung membungkam bibir Nami dengan menggunakan telunjuknya. Ia tidak ingin mendengar alasan kenapa Nami sampai menangis sekarang. Sebab dirinya sudah tidak sabar untuk menyematkan cincin perak tersebut di jari manis kekasihnya. Untuk urusan menangis, biarlah dirapel saja. Taehyung dengan senang hati memberikan bahunya untuk Nami sehabis ini.
"Namira, aku tidak pandai merangkai kata-kata romantis seperti naskah dalam drama. Aku hanya ingin berkata, terima kasih karena telah mempercayaiku dan tetap berada disisiku untuk waktu yang lama. Terima kasih karena telah mau berjuang untuk mendapatkan restu nenekku sekali lagi, setelah kegagalan pertama waktu itu. Terima kasih karena telah mencintaiku dengan sungguh-sungguh dan tulus. Kita adalah dua orang yang dipertemukan setelah kehancuran pertama. Kita adalah dua orang yang dipertemukan tanpa rencana," Taehyung berhenti sejenak guna menarik nafas dalam. Genggamannya pada jari-jari Nami semakin menguat.
"Karenanya, aku ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius denganmu. Namira, maukah kau menikah denganku?" Jantung Taehyung berdegup dua kali lebih cepat, menunggu jawaban Nami sama seperti membiarkan dirinya menjadi umpan hiu di laut lepas.
Senyum kotaknya mengembang pun kedua matanya berair ketika melihat Nami mengangguk dan mengatakan jika wanita itu menerima lamaran Taehyung. Lantas dipeluknya dengan erat tubuh sang kekasih, diberinya ciuman manis pada puncak kepala yang disertai dengan pengungkapan perasaan.
Sekarang Namira percaya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
[ THE END ]
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]
Fanfiction[ END ] Sungguh, kali ini bukan sebuah fanfiction. Tapi kenyataan yang terlihat mirip seperti Fanfiction. Pergi bekerja di Seoul, bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja, lalu saling meninggalkan hingga akhirnya mereka berdua kembali bertemu di...