Unexpected Idol (2)

12.3K 1.2K 12
                                    

Bagi Taehyung, bertemu dengan Sarang adalah sebuah keajaiban yang Tuhan berikan padanya. Bisa dikatakan, Sarang adalah cinta pertama Taehyung. Perkenalan, pertemanan, hingga akhirnya Taehyung memberanikan diri untuk menjadikan Sarang sebagai kekasihnya sampai detik ini.

Demi apapun juga, Taehyung tak akan pernah mau memutuskan hubungannya dengan Sarang. Katakanlah, jika lelaki itu sudah cinta mati dengan semua yang ada pada diri Sarang.

"Kenapa tidak dihabiskan? Bukankah kau sangat menyukai daging domba? Biasanya juga tidak ada yang tersisa barang sedikitpun di piringmu," ungkap Jimin saat melihat masih banyak potongan daging di piring Taehyung.

Taehyung menghela nafasnya, Jimin pun tak tahu sudah berapa kali Taehyung turut menghela nafasnya. Terlalu banyak, Jimin tak bisa menghitungnya dan Taehyung yang tak ingat, "Masih memikirkan Sarang. Aku tak berselera makan lagi karena amarahnya."

Jimin meletakkan garpu dan juga pisau kecilnya di waktu yang bersamaan, kemudian melihat kearah Taehyung, "Tae, kau memang mencintai Sarang, tapi jangan sampai lupa makan. Sarang juga belum tentu memikirkanmu, kan?"

Sontak, setelah mendengar pernyataan Jimin, Taehyung langsung memberikan tatapan tajamnya, merasa tak suka dengan omongan Jimin yang menyindir Sarang yang tak memikirkannya, "Jim, jangan sembarangan jika berbicara! Memangnya kau seorang cenayang yang bisa tahu isi pikiran Sarang? Kau berkata seperti itu karena kau belum pernah berpacaran Jim!"

Jimin sebenarnya tersinggung karena Taehyung berbicara seperti itu padanya, tak percaya dengan perkataannya. Tapi, untuk kali ini, Jimin harus menjadi sosok kakak yang pengertian bagi Taehyung. Mereka lahir di tahun yang sama, tapi Jimin lebih tua 2 bulan dari Taehyung.

"Ya.. aku minta maaf karena sudah membuatmu marah. Aku hanya mengeluarkan pendapatku, dan tak bermaksud untuk mengarang cerita yang tidak-tidak," balas Jimin. Walaupun jatuhnya Jimin yang selalu mengalah, tapi ada kalanya juga Taehyung yang mengalah untuk Jimin-- disaat-saat tertentu.

Taehyung meletakkan garpu dan pisaunya begitu saja di atas piring, membuat bunyi benturan nyaring dan menggema di ruangan khusus tamu VIP restoran ini. Mood pria itu hancur, pertama karena Sarang dan yang kedua karena perkataan Jimin.

"Aku pulang," ujar Taehyung sembari meletakkan beberapa lembar uang ratusan won diatas meja, mengisyaratkan jika ia yang mentraktir dan Jimin yang bertugas membayarkannya ke kasir.

"Tae--"

"Sudah Jim. Aku butuh istirahat," sambar Taehyung, ia kembali mengenakan jaket bombernya dan kemudian melangkah pergi dari ruangan khusus yang mereka pesan.

♡-♡-♡

"Kau ini hobi sekali makan daging domba, memangnya enak?" Tanya Hojung sembari membukakan pintu mobil untuk Nami. Wanita itu tersenyum, membuat kedua matanya berbentuk bulan sabit yang indah, dan Hojung sangat menyukai mata itu.

"Pertama kali mencobanya, aku langsung ketagihan, sayang. Lagipula, kau juga kan yang membiarkan lidahku untuk mengecap kelezatan rasa daging domba?" Timpal Nami, sesaat setelah ia mengeluarkan kalimat itu, Nami segera menautkan tangannya dan tangan Hojung, membuat jari-jari mereka saling menyatu satu sama lain.

Hojung terkekeh, benar saja, diawal mereka mulai masa pendekatan, Hojung yang membawa Nami ke restoran ini, membuat wanita itu jadi tergila-gila dengan daging domba.

"Nanti kau gendutan kalau setiap kencan denganku pasti mencecap daging domba. Sekali-kali kau harus makan kimchi supaya sehat," balas Hojung sembari mengusap lembut puncak kepala Nami.

Area parkir restoran ini seakan milik mereka berdua, beradegan romantis tanpa peduli dilihat oleh orang lain.

"Jadi, kau tak mencintaiku lagi hanya karena aku gendutan? Begitu?" Sungut Nami tak terima jika ia dibilang gendutan. Mana ada wanita yang mau dibilang terlihat gendutan oleh seorang pria? Sekalipun pria itu adalah kekasihnya sendiri.

"Hei, aku tak akan meninggalkanmu hanya karena berat badanmu naik," tawa Hojung, menarik hidung mungil Nami dengan gemas. Kekasihnya ini sangat menggemaskan jika tengah marah.

Jika hati sudah saling cinta, mau terjadi perubahan pada pasangan pun, mereka tidak akan peduli. Itu yang Hojung rasakan, ia benar-benar mencintai Nami dan tak akan pernah meninggalkan Nami hanya karena perubahan fisik.

"Kau memang--" perkataan Nami terhenti saat seseorang menabrak bahunya. Membuat wanita itu oleng kebelakang, tapi untungnya Hojung ada disebelah Nami, menahan kekasihnya agar tidak jatuh karena tertabrak orang.

"Hei kau! Setelah menabrak orang, harusnya minta maaf! Dimana sopan santunmu?" Dengus Hojung, ia menoleh kebelakang, mendapati jika perkataannya sama sekali tidak digubris oleh orang yang menabrak Nami.

"Sudah, sudah. Jangan marah, lagipula aku tidak apa-apa," tenang Nami sembari mengusap punggung Hojung lembut, memberikan ketenangan agar emosi kekasihnya itu mereda.

"Tapi dia itu orang yang tahu caranya meminta maaf. Seenaknya saja menabrak orang, lalu pergi begitu saja," rutuk Hojung kesal. Untung saja Nami tidak apa-apa.

Nami menolehkan kepalanya kesamping. Memang sih, Nami tidak tahu bagaimana rupa orang yang menabraknya, tapi yang jelas, dia adalah seorang pria yang tinggi, berbadan tegap dan berambut hitam legam.

"Ayo, aku lapar," ajak Nami sembari mengusap buku-buku jari Hojung, cara itu ampuh untuk meredakan emosi kekasihnya.

♡♡ Unexpected Idol ♡♡


Taehyung keluar restoran dengan tergesa-gesa. Paling menyebalkan jika suasana hatinya sudah hancur lebur bagaikan mobil rongsokan yang di hancurkan di area pembuangan.

Melihat banyaknya pasangan yang baru saja datang, beradegan mesra di hadapannya, membuat Taehyung kesal. Hatinya panas saat mengingat jika dirinya tengah bertengkar dengan Sarang hanya karena masalah sepele.

Taehyung mendengus kasar, jika saja ia seekor naga, maka bisa dipastikan jika hembusan nafasnya sudah mengeluarkan api kemarahan. Sungguh, Sarang benar-benar mengacaukan harinya.

Bugh

Taehyung menabrak bahu seseorang tanpa disengaja. Awalnya Taehyung mau meminta maaf, tapi berhubung suasana hatinya sedang tidak baik, Taehyung malah menutup mulutnya rapat dan melenggang pergi begitu saja.

'Hei kau! Setelah menabrak orang, harusnya minta maaf! Dimana sopan santunmu?'

Hati Taehyung tambah panas saat mendengar sang kekasih dari orang yang ditabraknya itu melontarkan kekesalannya. Bukannya meminta maaf, Taehyung malah mempercepat tempo langkahnya.

'Tapi dia itu orang yang tahu caranya meminta maaf. Seenaknya saja menabrak orang, lalu pergi begitu saja.'

Taehyung masih bisa menangkap suara pria itu dengan samar karena jarak mereka yang semakin jauh. Seandainya pria itu tahu bagaimana kondisi hati Taehyung sekarang, apakah pria itu masih marah-marah dan menuntut permintaan maaf untuk kekasihnya?

"Ck, siapa juga yang suruh kalian menghalangi jalan. Serasa area parkir ini adalah milik berdua," decak Taehyung makin kesal. Dan sejurus kemudian, pria itu segera menekan tombol di kunci mobilnya lalu masuk ke dalam mobil mewah keluaran terbarunya.


♡♡ Unexpected Idol ♡♡

FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang