Aroma patchouli dan musk menguar begitu saja saat pintu kamar dibuka oleh Nami. Jujur, ini kali pertamanya ia masuk ke kamar pria. Sejak berpacaran dengan Hojung, priaㅡbrengsekㅡitu tak pernah mengajak Nami ke rumahnya atau sekedar berbasa-basi menawarkan tempat singgah sejenak. Memang kelihatan sekali jika Hojung tak pernah serius dengan Nami, hanya saja wanita itu terlalu lama menyadarinya.
Tidak ada yang spesial dari kamar Taehyung. Hanya saja yang membuat kamar ini menarik adalah koleksi miniatur iron man yang sengaja Taehyung pajang di lemari kaca, dimana letaknya bersebelahan dengan meja kerja, serta ada beberapa lukisan klasik yang terpajang di dinding-dinding bercat putih ini.
Rasanya untuk meneguk saliva saja sulitnya luar biasa. Kamar Taehyung terlalu rapi, seakan mengkode agar Nami tidak menyentuh barang-barang atau semuanya akan berantakan. Apalagi koleksi Iron Man milik Taehyung, huh, rasanya Nami benar-benar ingin menyentuh itu barang sedetik saja.
Kepalanya tergeleng dengan cepat saat sadar tujuan awalnya berada di kamar Taehyung. Tidak boleh menyentuh apapun karena niatnya cuma untuk menumpang mandi dan berganti pakaian. Dengan cepat, Nami pun segera membuka lemari pakaian dan terkesiap karena di dalam sana terdapat banyak pakaian dan semuanya bermerk. Berbeda dengan lemari pakaiannya yang berisi baju murah diskonan tahun baru.
Karena tidak mau mengotori baju mahal Taehyung, Nami pun memilih pakaian yang akan ia kenakan dengan sangat teliti. Setidaknya, ia harus mencari baju yang sudah sedikit jelek atau lusuh karena baginya, pakaian bermerk dengan harga selangit ini tidak cocok untuk ia kenakan. Bukannya merendahkan diri, tapi sejak kecil ia sudah diajarkan untuk sadar diri.
Setelah menemukan pakaian yang sekiranya pantas dikenakan, Nami segera berlari kecil menuju kamar mandi yang kebetulan berada di dalam kamar ini. Nantinya, setelah makan malam dengan Taehyung sebentar, Nami bertekad akan langsung pulang karena merasa pusing dengan kemegahan apartemen Taehyung.
- - -
N
ami tak berani turun ke lantai dasar. Pasalnya, dari atas sini, Nami bisa melihat Taehyung dan Sarang yang sedang bercengkrama. Jika tahu Taehyung tengah membawa wanita kerumahnyaㅡapalagi dia adalah si mantan kekasih, maka Nami akan memilih untuk tidak datang dan menangis sendirian saja di apartemen kecilnya.
Melihat dua orang itu duduk bersama, saling berbicara mengenai sesuatu hal, Nami pun mulai merenung. Jika saja mereka berdua tidak putus, mungkin sampai sekarang julukan 'best couple' akan terus melekat pada diri Taehyung dan juga Sarang. Taehyung itu tampan, visualnya yang seperti pangeran tak perlu diragukan lagi. Dan Sarang itu cantik, bak dewi yang turun dari langit, kecantikannya memikat semua orangㅡbaik pria maupun wanita. Sebenarnya, mereka berdua adalah pasangan yang cocok dari segi visual.
Tiba-tiba saja Nami jadi minder dengan dirinya sendiri. Jika disandingkan dengan Sarang, maka jelas sudah bahwa dirinya akan kalah telak. Dia tidak cantik, tidak spesial, berbeda jauh jika dibandingkan dengan Sarang. Tapi, kenapa Taehyung bisa menyukainya dan mengejarnya? Nami merasa ragu karena wanita itu percaya dengan kalimat; pria tampan akan mendapatkan kekasih yang sebandingㅡcantik.
"Sudah selesai?" Suara berat Taehyung dari lantai dasar menggema begitu saja, menyadarkan lamunan Nami tentang semua keraguannya. Dipergoki Taehyung, Nami hanya bisa bergerak salah tingkah. Mungkin saja Taehyung sudah sadar sejak lama jika dari tadi pandangannya terfokuskan pada dua orang ituㅡSarang dan Taehyung.
"Apa yang kau lamunkan? Ayo turun," lanjut Taehyung dan membuat Nami mau tak mau segera turun dari lantai atas apartemen. Langkah cepatnya kini sudah berganti tempo menjadi sedikit lambat saat dirinya sudah berada di area sekitaran meja makan kecil. Apa lebih baik pulang saja? Itu yang Nami tengah pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]
Fanfiction[ END ] Sungguh, kali ini bukan sebuah fanfiction. Tapi kenyataan yang terlihat mirip seperti Fanfiction. Pergi bekerja di Seoul, bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja, lalu saling meninggalkan hingga akhirnya mereka berdua kembali bertemu di...