Taehyung meninggalkan Sarang sendirian di ruang rapat, itu adalah keputusan yang tepat. Daripada ia berlama-lama di dalam sana, meladeni Sarang yang berbasa-basi dengannya, lebih baik ia mengejar Nami. Ada sesuatu yang ingin ia katakan saat ingat bahwa besok ia akan berangkat ke Bali untuk menghadiri upacara pernikahan Jeon Jungkook.
Kepala Taehyung sibuk celingukan mencari keberadaan Nami, hingga akhirnya ia mengembangkan senyumnya tatkala melihat Nami yang tengah berjalan seorang diri menuju ruang kerjanya-- mungkin. Taehyung berlari kecil, berusaha untuk tidak menimbulkan suara sepatu yang bisa membuat keberadaannya di ketahui Nami.
Tapi sayangnya, telinga Nami terlalu peka dalam menangkap suara sekecil apapun. Hingga akhirnya wanita itu berbalik, membulatkan matanya karena Taehyung berdiri di belakangnya dengan posisi hampir yang hampir terjungkal ke depan. Posisinya seperti itu karena Taehyung kaget saat mendapati Nami yang berhenti dan berbalik menghadapnya.
Buru-buru, Nami segera memposisikan tangannya di dada Taehyung agar pria itu tidak jatuh menimpanya atau sekedar modus memeluknya. Taehyung pun berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya kembali, lalu setelah itu senyuman khasnya terpatri jelas. Membuat Nami mendengus sedikit kesal.
"Huh, kau itu selalu ada di mana-mana ternyata," keluh Nami, berniat melangkahkan tungkainya untuk meninggalkan Taehyung. Tapi, bukan Taehyung namanya jika ia hanya diam dan bisa melihat kepergian Nami. Buktinya sekarang, detik itu juga, Taehyung langsung berpindah posisi dengan cepat menjadi di depan Nami-- menghadangnya dengan kedua tangan direntangkan.
Melihat aksi Taehyung yang nekat, sudah seperti dalam drama-drama, Nami segera memundurkan langkahnya kemudian memeluk tubuhnya sendiri. Oke, terdengar gila memang. Tapi jujur saja, Nami takut diapa-apakan oleh Taehyung. Masih teringat jelas adegan ciuman mereka di dalam mobil tadi dan Nami yakin, ingatan itu akan lama hilangngnya walau ia sudah berusaha untuk menghapusnya.
Taehyung terkekeh pelan saat mendapati Nami yang terlihat ketakutan dengannya. "Hei, aku bukan orang cabul yang akan memperkosamu di tempat ramai seperti ini. Akan lebih enak jika kita berdua menyewa hotel--"
"Taehyung, diam," sungut Nami kesal, pikiran pria ini benar-benar cabul sekali. Disaat seperti ini bisa-bisanya memikirkan hal itu. Nami akui, ia dan Taehyung memang pernah tidur bersama. Tapi, itu semua kan karena pengaruh alkohol, mereka berdua sama-sama tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan.
Taehyung menganggukkan kepalanya, mengatupkan bibirnya sesaat kemudian kembali berceletuk layaknya burung beo. "Hei, aku hanya bercanda, jangan dianggap serius." ia menjeda kalimatnya sebentar, lalu sedetik kemudian kembali berujar, "Besok aku mau ke Bali, niatnya sih mau membelikanmu oleh-oleh. Kau mau apa? Nanti anggap saja jika hadiah dariku itu sebagai awal atas hubungan kita."
Mendengar itu, kening Nami mengkerut dengan sendirinya. Tidak paham dengan perkataan yang dilontarkan Taehyung barusan. "Hubungan?"
Taehyung kembali memamerkan senyuman kotaknya, senyuman yang membuatnya terlihat seperti orang aneh. "Ya, hubungan gelap kita. Mulai hari ini aku kan selingkuhanmu." Pria itu bahkan semakin melebarkan senyumannya, tak peduli dengan Nami yang menatapnya horor dengan bibir yang sedikit terbuka.
"Selingkuhan dari mana? Siapa juga yang mau berselingkuh? Jangan aneh-aneh, Tae. Jika kedengaran orang, nanti semuanya bisa kacau," Nami mengingatkan Taehyung agar tidak sembarangan bicara di depan umum. Pria di depannya ini adalah seorang publik figur yang tentunya harus bertutur kata yang sopan agar tidak menimbulkan desas-desus menghebohkan. Tapi baru saja, sekitar sepuluh detik yang lalu, pria itu berceletuk dengan ria, mengatakan bahwa sekarang ini ia adalah selingkuhannya Nami.
Apa hebatnya menjadi selingkuhan orang?
"Tadi kan di mobil kita sudah berciuman. Nah saat itu bukankah aku sudah resmi menjadi selingkuhanmu? Oh ayolah, aku bisa menjanjikan kebahagiaan untukmu dan bisa memberikan cinta yang banyaknya melebihi literan air laut," papar Taehyung seraya menaik turunkan alisnya, menunggu persetujuan dari Nami.
"Mau kau sedot air lautnya sekalipun, aku tetap tak mau menjadikanmu selingkuhan," celetuk Nami, membuat bibir Taehyung mencebik kesal. Ekspresi yang lucu, membuat Nami gemas dengan bibirnya yang maju seperti bebek.
"Oke. Kalau begitu aku akan menunggumu putus dengan kekasihmu. Lalu setelah itu kita bisa berpacaran. Itu yang kau inginkan, kan?" Taehyung menebak pemikiran Nami yang sepenuhnya tidak salah juga. Nami memang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dengan cepat ia segera membuangnya jauh-jauh.
Ia masih mencintai Hojung sampai saat ini. Walau saat bersama Taehyung dadanya berbedar kencang dan sedikit kapalnya sedikit oleng. Pokoknya, Nami bertekad untuk tetap berpacaran dengan Hojung, jika bisa ke hubungan yang lebih serius.
Nami menghela nafasnya sesaat, "Terserah dirimu, Tae. Menanggapimu serasa membuat kepalaku mau pecah. Jadi, tidak ada lagi yang mau dibicarakan, kan? Aku mau kembali keruangan sekarang."
Agak kecewa dengan jawaban Nami, tapi Taehyung tidak menampakkan kesedihannya. Pria itu tersenyum, lalu segera menyingkir-- memberi jalan untuk Nami. "Senin nanti aku akan bawakan oleh-olehnya. Sesuatu yang cantik, yang cocok untukmu. Kau pasti akan menyukainya!" Teriak Taehyung saat Nami sudah berjalan jauh di depannya.
Mendengar itu, Nami menolehkan kepalanya ke belakang, mendapati Taehyung yang masih tersenyum seraya melambaikan tangannya. Tak mau berlama-lama, Nami pun segera mengalihkan pandangannya lagi ke depan. Huh, ternyata Taehyung orangnya seperti itu, tidak pantang menyerah.
Sekilas, Nami mengulas senyum tipisnya. Tingkah Taehyung tadi cukup membuat hatinya menghangat.
♡Unexpected Idol♡
Pesta pernikahan Jungkook terkesan mewah dan berkelas, sangat berbeda dengan Namjoon yang terkesan biasa-biasa saja namun dipenuhi dengan kehangatan. Taehyung duduk di bangkunya dengan sedikit kesal, sengaja pindah tempat duduk-- berjauhan dari Hoseok-- karena pria yang beda satu tahun dengannya itu tadi mengatai dirinya.
"Huh, Hoseok hyung itu sok tahu! Menyebalkan!" Geram Taehyung seraya melipat tangannya di dada dengan bibir yang maju beberapa senti. Bisa-bisanya Hoseok bilang jika Nami tidak menyukainya! Memangnya Hoseok itu cenayang seperti Yoongi? Tidak, kan?
Suara deheman Jimin sukses membuat Taehyung menoleh, wajahnya masih tertekuk masam. Dengan juteknya, Taehyung menyahut, "Apa? Mau menertawakanku juga?"
"Bolehkah?" Goda Jimin dan kepalanya langsung dipukul oleh Taehyung. Pria itu meringis kesakitan seraya mengusap kepalanya, ingin memukul Taehyung balik, tapi entah kenapa jadi tidak tega.
"Kudengar kau mau membelikannya hadiah? Apa yang mau kau cari, Tae? Kita bisa pergi sehabis acara ini selesai jika kau mau. Aku juga ingin membelikan sesuatu untuk--"
"Sakura? Kau ingin membelinya sesuatu? Wah, sudah selangkah di depan ternyata," kini, giliran Taehyung yang berhasil membuat wajah Jimin tertekuk masam.
Buru-buru Jimin menggeleng, "Selangkah di depan apanya. Jelas-jelas aku kalah. Aku ingin memberinya hadiah terakhir... mungkin."
Taehyung mengangguk, menepuk pundak Jimin dengan penuh rasa keprihatinan. Kisah cinta Jimin nyatanya lebih tragis daripada kisah cintanya dengan Sarang yang sudah kandas.
"Makanya Jim, kau harus mengikuti jejakku yang pemberani ini," kata Taehyung, berlagak seperti orang hebat yang patut ditiru. Mendengar itu, Jimin lantas berdecih, "Kau dan aku kan beda, Tae. Kau berani menerima penolakan, sedangkan aku ini pemalu, cuma bisa memendam--" helaan nafas Jimin terdengar, membuat Taehyung juga ikut sedih. Ibaratkan sepasang saudara yang bisa saling mentransfer suasana hati, itulah mereka.
"Don't worry, friend. Suatu saat kau akan menemukan kebahagiaanmu," ungkap Taehyung dengan pelafalan bahasa inggris yang belepotan.
♡Unexpected Idol♡
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]
Fanfiction[ END ] Sungguh, kali ini bukan sebuah fanfiction. Tapi kenyataan yang terlihat mirip seperti Fanfiction. Pergi bekerja di Seoul, bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja, lalu saling meninggalkan hingga akhirnya mereka berdua kembali bertemu di...