Unexpected Idol (45)

6.3K 845 71
                                    

Nami meletakkan pipi kirinya pada keyboard komputer, menghela nafasnya sejenak, dan setelah itu segera mengangkat kepalanya dan mulai menghapus beberapa huruf yang terketik di lembaran kertas word akibat tekanan dari pipinya. Niatnya ingin membuat surat cuti, tapi tak kunjung membuat karena takut dimarahi oleh atasan galaknya. Beberapa jam lalu, ia bahkan sudah berkonslutasi dengan Sihyun, bertanya apakah ia patut mengambil cuti disaat pekerjaan belum terselesaikan sepenuhnya. Dan Sihyun hanya menjawab; jangan bodoh! Sejak bekerja di perusahaan ini, kau belum pernah mengambil cuti. Jangan sampai jatah cutimu hangus. Perkataan yang sudah tidak membuat heran Nami lagi karena Sihyun adalah salah satu dari sekian karyawan yang menggunakan jatah cutinya dengan baik.

"Namiㅡ"

"Nami!"

Merasa terpanggil, Nami segera menoleh, mendapati Sihyun yang tengah menutup kedua telinganya dengan tangan seraya pandangannya mengarah pada telepon genggam Namira yang sekarang tengah berbunyi kencang. "Aku sudah memanggilmu lima kali! Huft, nyatanya suaraku ditenggelamkan oleh pekikan nyaring bebek dari ponselmu. Itu, ada yang menelpon!" Gusarnya, merasa terganggu dengan ringtone ponsel Namiㅡ persis seperti tengah melantunkan suara bebek kejepit pintu. Padahal sekarang banyak sekali lagu-lagu bagus yang patut untuk dijadikan nada dering panggilan masuk.

Sontak, Nami segera melirik kearah layar ponselnya. Bola matanya memutar malas saat melihat siapa yang menelponnya. Panggilan masuk dari Kang Hojung, membuat Nami malas untuk mengangkatnya. Dengan cepat, ia segera menolak panggilan tersebut, membuat nada dering bebeknya berhenti bersuara, dan mulai sibuk memandang layar komputernya, ingin kembali memantapkan hati untuk membuat surat. Tapi, belum berapa lama tangannya sibuk menari diatas keyboard, suara bebek itu kembali terdengar, membuat Nami menjadi salah ketik huruf dan harus menghapusnya.

Nami berpikir untuk mengabaikan, untuk apa ia meladeni orang yang sudah menyakiti hatinya? Lagipula dirinya sudah terlanjur sakit hati, membuatnya enggan untuk memberikan kesempatan kedua pada si pilot muda tersebut. Disaat ia hendak melanjutkan ketikannya, Sihyun dan beberapa rekan kerja yang merasa terganggu menyuarakan protesnya, mendesak Nami untuk mengangkat panggilan tersebut dengan alasan suara si bebek terdengar menyakitkan telinga. Karena itulah, Nami pun segera meraih ponselnya, lalu mematikan dayanya. Sebisa mungkin, ia tidak ingin berhubungan lagi dengan Hojung.

Setelah bergumul beberapa menit di depan komputer guna menyalin surat cuti milik Sihyun, Nami pun segera mengirimkannya lewat email pada atasannya. Zaman sudah canggih, tidak perlu menyodorkan kertas untuk mendapatkan cuti. Sekarang, hanya perlu mengirimnya lewat email khusus, dan pasti, beberapa jam setelahnya, ia akan langsung mendapatkan balasan dari atasan, apakah cutinya diterima atau tidak. Sembari menunggu, Nami mulai memesan satu tiket pesawat kelas ekonomi untuknya. Ayolah, Nami bukan orang kaya yang mau buang-buang uang hanya untuk menikmati bagaimana rasanya duduk selama berjam-jam perjalanan di kursi kelas bisnis ataupun pertama. Yang terpenting, ia bisa sampai di Indonesia dengan selamat.

Terkadang, iri juga saat ia melihat beberapa temannya memamerkan tiket pesawat di story instagramnya, dimana disana, bisa dibaca jelas jika temannya mengambil kursi kelas bisnis. Membuat dirinya merasa minder karena selama ini ia hanya mampu naik pesawat kelas ekonomi yang harganya jauh lebih murah. Apalagi saat melihat temannya memamerkan foto ketika ia duduk di kursi kelas bisnis dan menikmati perjalan dengan nyaman. Taulah bagaimana nyamannya kursi kelas bisnis ataupun kelas pertama, tidak perlu sempit-sempitan. Sedangkan Nami harus rela duduk dempet-dempetan dengan orang lain, apalagi luas kursinya sangat minim.

Ah, Nami tidak ingin mempermasalahkan hal itu. Ya walaupun ia merasa sedikit kecil sih karena hanya mampu menaiki pesawat dan duduk di kelas ekonomi, yang terkadang sering mendapat tertawaan.

FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang