Unexpected Idol (8)

9.4K 938 50
                                    

Taehyung berhenti mengeringkan rambutnya dengan handuk saat matanya melirik sesuatu yang seperti kertas di lantai kamar mandi. Buru-buru, pria itu segera memungutnya, lalu membaca kata demi kata dengan teliti.

ANYANG GROUP
Divisi Pemasaran
Namira*

Tulisan yang ditulis tangan dengan spidol itu terbaca jelas oleh Taehyung. Lalu, saat pria itu merasa tidak peduli dengan kertas aneh itu dan hendak membuangnya ke tempat sampah, sebuah tulisan di bagian belakang membuat Taehyung kembali menarik tangannya yang hampir saja melepas kertas konyol tersebut.

'Ah, kenapa karyawan biasa sepertiku tidak punya kartu nama seperti Hong Chajang-nim?'

"Sepertinya malam tadi aku tidur dengan wanita aneh. Astaga, Kim Taehyung! Bagaimana jika dia menyebarkan isu tidak benar ke media?" Gumam Taehyung takut-takut. Tidak ada selebritis yang mau karier cemerlangnya-- yang sudah dibangun sejak lama-- hancur begitu saja. Taehyung akan menyesal seumur hidup jika itu terjadi. Dan orang pertama yang akan ia salahkan selain dirinya adalah wanita yang menggodanya. Iya, Taehyung menganggap jika Nami yang menggodanya.

"Aku akan menyimpan ini untuk berjaga-jaga. Dia hanya wanita lemah yang bisa dengan mudah kujebloskan ke dalam penjara jika ia berbuat macam-macam," lanjut Taehyung sembari menyimpan kertas karton tersebut ke saku celananya.

Disaat Taehyung hendak keluar dari kamar mandi, seketika tangannya berhenti menekan engsel pintu. Tiba-tiba kilasan ingatan tentang malam tadi terputar kembali. Katakan saja, Taehyung yang merangsang otaknya untuk kembali mengingat kejadian semalam. Ia hanya ingin mengingatnya demi memastikan apakah tidak terjadi sesuatu yang buruk malam tadi.

Seakan terkena jackpot, Taehyung segera membulatkan matanya, "Astaga, aku mengeluarkannya di dalam! Mati kau, Kim Taehyung!"

♡-♡-♡

Praaang

Nami menghentikan gerakannya yang hendak menyuapi ramyun kedalam mulutnya sendiri saat sikunya menyenggol kacamatanya hingga pecah. Wanita itu menghela nafasnya, meletakkan sumpit itu kembali dan memungut kacamatanya yang sudah tidak layak pakai lagi.

"Ah, kacamataku," gusar Nami sembari melihat-lihat kacamatanya. Biasanya, jika saat bekerja di kantor, Nami lebih memilih untuk memakai lensa kontak. Tapi, jika tengah di rumah, Nami lebih memilih untuk memakai kacamatanya. Dan sekarang, disaat Nami memutuskan untuk menggunakan kacamata setiap hari-- tidak peduli dirumah ataupun di tempat kerja--, kacamatanya malah hancur begini.

Nami trauma memakai lensa kontak karena kejadian semalam. Ya, ia tertidur dengan lensa kontak yang masih berada di matanya. Membuat kedua mata wanita itu memerah sempurna dan terasa perih.

"Oke, lensa kontak. Kau menang banyak karena besok aku akan menggunakanmu lagi karena kacamataku pecah," rutuk Nami. Wanita itu kembali duduk, mengaduk ramyunnya sesaat dan kemudian menyuapi dirinya sendiri. Uh, akhir bulan yang menyedihkan karena hanya ramyun yang menemaninya.

Ting tong

Nami segera memutus ramyun yang tengah diseruputnya dengan sumpit saat bel apartemen kecilnya berbunyi. Nami melirik jam dindingnya, sudah pukul 7 malam. Siapa yang bertamu? Apa tetangganya ingin membaginya sedikit daging? Atau hanya orang iseng yang mempermainkan bel apartemennya?

Nami melangkahkan kakinya dengan gontai menuju pintu apartemen buruknya. Wajar Nami memiliki banyak spekulasi di otaknya, karena tidak ada yang bertamu malam-malam seperti ini kecuali--

FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang