Unexpected Idol (54)

5.5K 759 47
                                    

Namira sengaja bangun lebih pagi, bahkan disaat langit masih berwarna biru laut, dan udara yang berhembus masihlah terlalu dingin. Wanita itu berniat untuk menunjukkan pada nenek Taehyung jika dirinya tak pernah bangun kesiangan, disaat matahari sudah menampakkan batang hidungnya. Setidaknya bangun pagi hari adalah salah satu rutinitas yang bisa Nami pamerkan, ya walau itu terkesan sangat biasa. Semua orang tentunya bisa bangun pagi, tapi Nami bisa membuka kedua kelopak kembarnya lebih pagi lagi.

Ia berjalan mengendap-endap dari dalam kamarnya, sengaja membuka dan menutup pintu sepelan mungkin agar anggota keluarga Kim yang masih terlelap tidak terganggu tidurnya. Mungkin setelah ini dirinya akan singgah di dapur guna mencuci piring-piring kotor bekas makan malam semalam yang belum sempat dicuci. Dan setelahnya ia bisa membuat sarapan dengan bahan-bahan di kulkas. Tidak, Nami tak bermaksud kurang ajar dengan menyingkap lemari pendingin milik keluarga Kim. Justru wanita itu telah bertanya pada ibunya Taehyung, apa dirinya diberikan izin untuk memasak jika boleh.

Dan beruntung sekali ibunya Taehyung adalah sosok wanita yang baik nan lembut. Wanita itu memberi izin, tak lupa seraya menyunggingkan senyuman manisnya yang mirip seperti Taehyung.

Saat Nami sedang menuruni tangga dengan semangat-semangatnya, tiba-tiba saja langkahnya terhenti tatkala ia melihat seluruh anggota keluarga Kim sudah bangun dan berkumpul di lantai dasar. Adik laki-laki Taehyung baru saja berpamitan hendak melakukan olahraga pagi, ayah Taehyung tengah duduk di depan televisiㅡ menonton berita pagi, adik perempuan Taehyung tengah mencuci piring-piring kotor di wastafel, ibunya Taehyung tengah memasak sarapan pagi, sedangkan neneknya Taehyung tengah berdiri di ambang pintu seraya menggenggam sebuag gembor hijau.

Rasanya Nami ingin berbalik, kembali ke kamarnya saja.

"Aduh lihatlah! Tuan puteri pemalas ini baru saja bangun dari tidurnya," sang nenek menatap Nami sinis, lalu segera keluar dari dalam rumah menuju halaman depan yang dipenuhi dengan bunga-bunga cantik. Disindir seperti itu membuat Nami merasa tidak enakan. Sekarang baru pukul lima pagi, dan yang tidak Nami sangka, seluruh keluarga Kim bangun sepagi yang tak dirinya kira.

Berbeda dengan nenek Kim, Nyonya Kim tersenyum ramah kepada Nami. Menyapanya hangat dan menyuruh Nami untuk mencicipi masakannya. Dengan takut-takut, Nami mulai melangkahkan tungkainya mendekat ke arah dapur. Tersenyum simpul kala ia sudah berdiri di hadapan Nyonya Kim.

"Enak?" Tanya Nyonya Kim dan Nami langsung mengiyakannya. Memang benar apa yang Taehyung katakan pada Nami beberapa hari lalu, perihal ibunya yang merupakan spesialis kimchi. Bahkan, kimchi buatan ibunya Jimin yang jago memasak saja kalah telak dari kimchinya Nyonya Kim.

"Aku kira kau tidak mau makan kimchi karena bukan orang asli Korea. Tapi ternyata kau menyukainya," tawa Nyonya Kim. Setiap orang dari berbagai negara memiliki lidah yang berbeda. Ada banyak orang Indonesia yang tinggal di Korea Selatan, namun mereka menghabiskan uangnya untuk makan makanan di restoran Indonesia atau Asia ketimbang membelanjakannya di restoran masakan Korea. Itu adalah masalah kecocokan lidah dengan masakan.

"Ibunya temanku sering membawakanku kimchi. Awalnya memang tidak terbiasa, tapi lama kelamaan lidahku menjadi menyukai cita rasanya," Nami membalas dan dihadiahi anggukan oleh Nyonya Kim.

"Makanan apa saja yang kau sukai? Biar aku bisa memasak sesuai dengan makanan yang cocok denganmu," Nyonya Kim bertanya dengan antusias. Ia memandangi wajah Nami dengan binaran. Taehyung sepertinya pandai memilih wanita cantik untuk dijadikan kekasih. Memang benar apa yang dikatakan mertuanya kemarin, dimana Sarang lebih cantik daripada Nami. Tapi, satu hal yang mertuanya tak sadari, wajah manis dan senyum Nami tidak ada tandingannyaㅡ bahkan Sarang yang sering menyunggingkan senyum palsu pun kalah.

"Aku suka semuanya, apapun itu," jawab Nami. Sebenarnya ada beberapa makanan yang tidak cocok dilidah, tapi sebisa mungkin ia harus menghilangkan kebiasaan pilih-pilih makanannya saat berada di kediaman keluarga Kim.

"Cih, ketahuan bohongnya," nenek Kim tiba-tiba menimpal. Ia sepertinya telah selesai memberi minum bunga-bunga cantiknya.

"Ibuㅡ"

"Taehyung dimana?" Perkataan Tuan Kim terpotong hanya karena ibunya yang langsung bertanya perihal keberadaan Taehyung. Cucu kesayangan yang menuai banyak prestasi tersebut belum kelihatan batang hidungnya sama sekali. Padahal anak lelaki itu sudah tahu peraturan di rumah ini, yaitu; harus bangun pagi. Tapi tetap saja, Taehyung tak pernah mendengarnya. Jika pulang kampung, yang pria itu lakukan adalah bermalas-malasan, membuat nenek Kim murka dan menarik telinganya sampai panjang.

"Sepertinya masih tidur," jawab adik perempuan Taheyung yang baru selesai mencuci piring.

"Biar Nami saja yang membangunkan. Anak itu pasti akan langsung membuka matanya," Nyonya Kim terkekeh saat ia menyuarakan bisikan anak perempuannya barusan. Biasanya Taehyung baru bangun ketika kepalanya diciumi oleh pantat panci yang sudah hitam, tapi sepertinya sekarang panci tersebut tak perlu dilayangkan.

Nami mengangguk, setuju dengan perkataan Nyonya Kim tadi. Setidaknya ia bisa kabur dari tatapan mata tajam nenek Kim yang menyeramkan. Tak lama setelahnya, dirinya segera pamit untuk pergi ke lantai atas, dan bisa bernafas lega setelahnya.

Baru beberapa detik Nami berada di dalam kamar Taehyung yang sedikit berantakan, tak disangka jika dibelakangnya kini sudah berdiri sosok nenek Kim. Ia sedikit terkejut ketika nenek Kim berbisik padanya dengan suara rendah yang menakutkan dan penuh intimidasi. Menyuruhnya untuk tetap membangunkan Taehyung sesuai suruhan menantunya. Dapat Nami lirik segayung air yang berada di tangan kiri nenek renta tersebut. Ahh, sebentar lagi Taehyung pasti akan mendapatkan siraman pagi yang indah dari nenek tercintanya.

"Taehyung-ah, bangun. Ini sudah pagi," Nami mengguncang-guncangkan tubuh Taehyung dengan takut-takut. Bukannya celakan yang ia dapat, justru eranganlah yang dirinya dengar. Taehyung menggeliat dalam tidurnya, menarik selimutnya kembali sebatas dada. Matanya bahkan belum mau membuka. Nami menoleh, melihat sang nenek yang kepalanya sudah muncul tanduk iblisㅡ kesal melihat tingkah cucunya.

Ia meneguk salivanya. "Tae, ini sudah pagi. Ayo bangun. Ibumu sudah menyiapkan sarapan yang enak," gumamnya, dan suara lembut Nami berhasil mengecohkan lelapnya Taehyung. Pria itu tersenyum dengan mata yang masih tertutup rapat, lalu berkata dengan suara serak khas bangun tidur. "Cium dulu baru aku bangun," tukasnya sembari memajukan bibirnya beberapa senti.

"Taeㅡ"

BYUURR

Taehyung segera membuka kedua matanya ketika air mencium wajahnya dengan ganas. Ia segera terduduk sembari mengusap-ngusap wajahnya sambil sesekali terbatuk karena ada sebagian air yang terhirup hidungnya. Dirinya ingin dicium Namira, bukan air dingin di pagi yang sejuk.

"Dasar anak genit. Siapa yang mengajarimu seperti itu, hah? Seenaknya minta cium orang. Bukannya bangun pagi malah bercinta dengan kasur," sentak sang nenek sembari menarik telinga kanan Taehyung. Tak peduli jika telinga cucunya nanti jadi sepanjang hidung pinokio.

"Aduh nenek, ampun," Taehyung merengek seperti anak kecil yang baru saja menerima hukuman. Jeweran neneknya begitu sakit, sungguh.

"Cepat bangun, mandi, lalu segera pergi ke kebun dan cabut stroberi masak disana! Jika dalam lima belas menit kau belum siap, kutendang kau kembali ke Seoul!" Sang nenek berlalu pergi meninggalkan kamar Taehyung. Tidak, bukannya sang nenek membenci Taehyung, hanya saja suasana hatinya sedang tidak baik, ditambah lagi kebiasaan Taehyung bangun siang belum hilang.

"Kenapa kau tertawa?" Taehyung melihat Nami yang tengah tertawa pelan dengan tidak suka. Neneknya ini mempermalukan dirinya dihadapan masa depannya, dan sekarang mau ia letakkan dimana wajah tampannya ini?

Nami menggeleng, "tidak. Hanya lucu saja melihat interaksi kalian berdua."

"Apanya yang lucu? Justru nenek itu menyebalkan! Aku tidak suka," Taehyung membuang wajahnya, masih kesal dengan perilaku neneknya.

Nami perlahan menghentikan tawanya, lalu berujar. "Sana mandi anak babinya nenek," ejek Nami, lalu wanita itupun segera pergi meninggalkan kamar Taehyung.




-Unexpected Idol-

FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang