Unexpected Idol (33)

7.4K 987 35
                                    

Jika bisa, Taehyung ingin mengirimkan surat panjang pada dunia sebagai bentuk protes atas ketidakadilan yang ia terima. Disaat ia dan Nami bertemu, langit kota Seoul selalu berwarna kelabu serta awan-awan kumulonimbus masih sempat menangis. Sementara jika Nami bertemu dengan Hojung, langit kota Seoul selalu membiru seakan-akan menyambut pertemuan mereka. Sekarang, cuaca yang tak bersahabat adalah musuh pribadi seorang pria pemilik senyum kotak tersebut.

Sebenarnya, setelah sesi makan siang yang gagal total tadi, Taehyung tidak langsung pergi dari gedung ANYANG. Biasanya, di hari Senin tak ada jadwal yang menariknya. Karena itulah saat ini ia bisa berkeliaraan bebas memantau Nami dari jauh. Rencananya, Taehyung ingin menawarkan jasanya untuk mengantar Nami pulang. Ya lumayan, hemat ongkos naik taksi atau bus kota. Tapi sayangnya, tepat saat senyumannya membingkai manis, langkahnya pun terpaksa ia hentikan. Di depan sana sudah berdiri sosok Hojung. Pria tinggi dan berbadan tegap itu melambaikan tangannya kearah Nami, oh! jangan lupa senyuman riangnya.

Demi Tuhan, Taehyung membenci segala perlakuan manis Hojung terhadap Nami, mulai dari elusan di puncak kepala, ciuman di kening, sampai dengan tangan yang saling bertautan. Pria bermuka dua itu masih saja belum mengakui kesalahannya dan terus memperbodoh Nami. Ingin rasanya Taehyung menghantam wajah pria itu dengan tinjuan mautnya, tapi untuk yang satu itu, ia tahu tempat.

Meninju Hojung di tempat umum sama saja dengan menarik para netizen untuk bergossip ria tentangnya. Bisa dibilang, para netizen di Korea Selatan ini selalu haus akan gossip, jari lentik mereka seakan tak pernah lelah untuk mengetik suatu gunjingan. Taehyung tak mau namanya menjadi trending dan wajahnya terpampang nyata di artikel pada mesin pencarian internet.

Taehyung buru-buru masuk ke dalam mobilnya saat melihat dua sejoli tersebut sudah masuk ke dalam kendaraan roda empatㅡmilik si priaㅡdan mulai berlalu pergi. Tak mau kehilangan jejak, tanpa memanaskan mesin mobil seperti biasa, Taehyung segera menancapkan gas dan mengejar mobil SUV tersebut.

Taehyung sebetulnya sadar jika tak ada gunanya mengikuti dua sejoli itu, hatinya juga pasti akan menjerit kesakitan saat melihat adegan romantis nantinya. Tapi, hasrat Taehyung untuk melindungi Nami yang menggebu tak bisa disangkal. Kali ini, Taehyung benar-benar merasakan bagaimana kerja kerasnya dalam mendapatkan hati Nami, ah... tentu ia ingin menuai hasil kerja kerja keras itu suatu saat.

"Eh, bukan ke apartemen?" Gumam Taehyung dengan ingatan yang berputar tentang arah yang menuju apartemen wanitanya. Apartemen Nami sebenarnya berjarak tak terlalu jauh dari gedung ANYANG, kira-kira hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit. Jika dengan belok kanan gedung tinggi apartemen wanitanya akan langsung terlihat, tapi jika belok kearah kiri, gedung apartemen Nami tak akan terlihatㅡtentunya itu berlawanan arah dengan tempat tinggal Nami.

Taehyung berani simpulkan jika mereka berdua memutuskan untuk pergi berkencan di hari senin. Wah, Taehyung benar-benar mensyukuri kesialannya hari ini. Walau sudah tahu jika Nami akan pergi kencanㅡ mungkin hendak memperbaiki hubunganㅡTaehyung masih saja mengikuti mobil tadi, tak ada niatan untuk memutar balik arus mobilnya.

Itaewon, baik mobil Hojung ataupun Taehyung sama-sama berhenti di kawasan wisata resmi tersebut. Salah satu tempat menarik di Seoul untuk berbelanja, makan dan bersenang-senang serta berlibur. Walaupun hari senin, tetap saja jalanan Itaewon tetap ramai. Bergegas Taehyung mengambil topi baseball dan memakainya rapi, lalu segera keluar dari mobil. Sudah lama juga ia tidak pergi berkeliling ke Itaewon saking sibuknya.

Karena tidak mau ketahuan, Taehyung mengikuti dua orang tersebut dengan jarak yang sedikit membentang. Ia tak mau pengintaiannya berakhir dengan sebuah perkelahian. Pria itu hanya bisa memutar bola mata dengan malas saat rasa tak sabar dan cemburu yang sudah meletup singgah di stasiun hatinya. Padahal mereka berdua hanya jalan-jalan dengan tangan yang saling menggenggam, tapi rasa sakit di hatinya sungguh luar biasaㅡtak bisa dideskripsikan dengan kata-kataㅡ.

Membeli es-krim bersama, melihat-lihat penjaja yang menjualkan dagangannya, serta berhenti di pusat Itaewon guna melihat para pemusik jalanan sukses membuat rasa ingin membawa Nami pulang kelewat besar. Namun lagi-lagi, Taehyung tahu batasan. Akan timbul sebuah pertikaian jika ia menarik Nami dan pastilah dengan statusnya yang bukan siapa-siapa, ia akan kalah telak. Kenyataan terkadang memang terlampau ironis.

Sementara, disisi lainnya, Nami tak bisa berhenti tersenyum saat tangannya di genggam kuat oleh Hojung. Rasa senang itu mampir dihatinya saat mendengar kalimat 'cinta' dari Hojung barusan. Tapi saat matanya beralih dari para pemusik jalanan, tak sengaja atensinya terhenti pada salah satu orang yang benar-benar familiar. Untuk beberapa saat, pandangan mereka bersirobok, jantung pun mulai berdegup seratus sepuluh kali lebih cepat.

Saat mereka berduaㅡNami dan Taehyungㅡsaling berpandangan, Hojung sedikit menarik genggamannya. Membuat Nami mau tak mau harus memutuskan kontak matanya dengan Taehyung. Dan di detik itu, tak ada yang menyangka jika Hojung akan menjatuhkan ciumannya pada bibir Nami. Ciuman panas tersebut berhasil membuat jantung Taehyung kembali bermasalah. Tangan kekar dengan urat yang sudah menyembul tersebut kini sudah bertengger manis di dada sebelah kiri. Pria itu meringis tertahan seraya menundukㅡhampir terjatuhㅡ. Sungguh, ini benar-benar menyakitkan, membuatnya hampir mati karena tak tahan menahan rasa sakit tersebut.

Taehyung mungkin tengah tak sadar jika sejak tadi Nami memerhatikan semua pergerakan Taehyung, sampai-sampai tak membalas ciuman Hojung. Melihat Taehyung yang pergi dari pandangannya dengan langkah tertatih, Nami pun segera mendorong dada Hojung sehingga ciuman mereka terlepas dengan paksa.

Nami memandang Hojung dengan nafas terengah, "Hojung-ah, aku minta maaf. Aku lupa jika hari ini aku harus mengikuti acara makan malam bersama divisi kami. Jika aku pulang duluan, tidak apa kan?" Dengan sangat terpaksa, Nami membohongi Hojung.

"Eoh, ya. Mau kuantar?" Tawar Hojung, agak sedikit tak terima jika Nami pergi meninggalkan kencannya. Tawaran Hojung langsung ditanggapi Nami dengan sebuah gelengan, tanda penolakan.

"Tidak usah. Aku pergi, Hojung-ah!" Setelah mengucapkan kalimat perpisahan tersebut, Nami segera berlari terburu. Niat pertamanya adalah mencari keberadaan Taehyung, mengecek kondisi pria yang mungkin tengah menahan rasa sakit di area jantungnya. Nami hanya berharap jika Taehyung belum pergi dari sini.

Taehyung menyandarkan punggungnya di bagian badan mobil orang dengan tubuhnya yang sudah terduduk di aspal. Pria itu berusaha mengatur pernafasannya seraya mengendurkan remasan di bagian dada kirinya. Jika maupun, Taehyung tak mau menderita kesakitan seperti ini. Bahkan sekarang, saking sakitnya iapun menangis. Pria memang jarang sekali menangis, tapi jika dihadapkan dengan rasa sakit yang menyiksa, pria kuat pun pasti akan menangis. Oh Tuhan, rasa sakit itu benar-benar hampir membunuhnya.

Taehyung membuka kedua matanya saat merasakan jika ada tangan lain yang menimpa tangan kanannyaㅡyang tengah bertengger di dada sebelah kirinyaㅡ. Keberadaan Nami di depannya sungguh membuat Taehyung semakin tak bisa menahan tangisnya. Tak apa ia dipandang lemah oleh Nami saat ini, karena pada dasarnya ia memanglah pria lemah.

"Kim Taeㅡ" Nami berhenti menyebut nama Taehyung karena lengannya sudah lebih dulu ditarik oleh Taehyung. Dibawanya Nami menuju dekapannya, dipeluknya erat wanitanya, ditenggelamkannya wajahnya pada dada Nami. Taehyung tak ingin melepaskan pelukan hangat ini.

"Ini menyakitkan, aku hampir mati," ungkap Taehyung seraya mengeratkan pelukannya.

"J-jangan menangis lagi, Tae. Aku... aku tak akan membuat kau kesakitan lagi," perkataan yang merupakan sebuah janji tak langsung tersebut mungkin akan menjadi sebuah dasar berjaraknya hubungan dirinya dengan Hojung nanti.



♡ Unexpected Idol ♡

FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang