Nami menghela nafasnya panjang, sedikitpun tidak mengalihkan perhatiannya dari Taehyung yang saat ini tengah duduk di sofa sembari memamerkan wajahnya yang tertekuk. Ia merajuk karena Nami masih memberi muka pada Hojung. Padahal, jika ditelisik, bajingan tengik itulah yang mendekati Nami terlebih dulu.
"Aku sudah memesan burger dan cola untukmu, dan kau masih belum mau memaafkanku?" Tanya Nami, dan sayangnya tidak mendapat jawaban dari Taehyung. Pria itu masih mengedarkan pandangannya ke arah lain, belum mau menatap wajah kekasihnya yang saat ini tengah kebingungan dan memutar otak, bagaimana caranya agar Taehyung tidak merajuk padanya lagi.
"Baiklah, jika kau tidak mau, aku saja yang makan," Nami melirik prianya. Taehyung adalah lelaki yang sangat mencintai makanan cepat saji dan minuman bersoda ini, biasanya pun, jika sedang merajuk, satu porsi burger ekstra dan juga sekaleng cola adalah penawar ampuh. Si wanita hampir pasrah karena Taehyung tak kunjung menoleh kearahnya, hingga akhirnya mulai mengulurkan tangan untuk mengambil makanan yang ia delivery beberapa menit lalu. Ya daripada tidak disentuh, lebih baik dirinya yang makan 'kan?
Nami tersentak ketika melihat tangan panjang Taehyung sudah lebih dulu meraih burger dan cola tersebut, mendahuluinya beberapa detik. "Aku tidak bilang jika aku menolaknya," sergahnya seraya membuka bungkus burger ekstra, membuat Nami mengembangkan senyumnya. Benar kan apa yang ia katakan tentang hubungan manis antara Taehyung dengan burger? Melihat bagaimana si pria memakannya dengan cepat membuat Nami terkekeh pelan.
"Tidak marah lagi padaku, 'kan?" Si wanita memberanikan diri untuk bertanya pada prianya, membuat Taehyung berhenti mengunyah sesaat. Pria itu diam sejenak, lalu menjawab, "apa satu burger ini sebanding dengan rasa sakit yang kualami tadi? Walau kau memberiku seluruh menu burger, aku tetap masih akan marah padamu. Sudah tahu aku diberi kutukan seperti ini, dan kau masih tidak bisa jaga jarak dengan pria sialan itu."
"Kau tidak memberi kabar padaku selama dua hari ini, dan aku sama sekali tidak bertanya ataupun marah padamu. Sedangkan kau marah padaku hanya karena Hojung, menuduhku masih berhubungan dengannya. Padahal aku sudah berusaha mati-matian untuk menjauh darinya," ujarnya panjang, menundukkan kepalanya, dan mulai menghela nafas sepanjang yang ia bisa. Mendengar itu, Taehyung menoleh, melihat bagaimana muramnya wajah Nami dari arah samping. Oh Tuhan, apa ia sudah keterlaluan dalam berbicara?
"Namiraㅡ"
"Kukira kau akan meninggalkanku," lanjutnya sembari menghapus air mata yang keluar dengan sendirinya. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba saja produksi air matanya meningkat drastis, dan tanpa diinterupsi, butiran air tersebut jatuh setitik demi setitik, membasahi pipinya. Harusnya ia yang marah pada Taehyung, sebab si pria sama sekali tidak memberinya kabar, menghilang bak ditelan bumi.
"Hei sayang, cup cup, jangan menangis," Taehyung berusaha menenangkan dengan cara menepuk-nepuk puncak kepala Nami, merasa bersalah karena memang ia menahan diri untuk tidak memberi kabar apapun pada Nami saat berada di Daeguㅡ dirumah orangtuanya. Dirasa jika isakan Nami makin menguat ketika kepalanya ditepuk pelan, Taehyung pun segera membawa si wanita ke dalam pelukan hangatnya, menenggelamkan wajah cantik kekasihnya pada dada bidangnya, disertai dengan menepuk pelan punggungnya.
"Perihal tidak memberimu kabar, aku benar-benar minta maaf. Jujur, aku sama sekali tidak pernah berpikiran untuk meninggalkanmu ataupun mempermainkanmu. Sudah berkali-kali aku mengatakan padamu tentang keseriusanku terhadap hubungan ini. Hanya saja, dua hari itu, aku tengah berada di Daegu dan ya... nenekku mengawasiku," jelasnya, meluruskan semua kesalahpahaman yang membuat wanitanya menangis tersedu.
"Nenekmu?" Nami menengadahkan kepalanya, menatap wajah Taehyung yang hanya berjarak beberapa senti darinya. Si pria merunduk, membuat pandangan mereka bertemu, tak lama ia mengangguk, mengiyakan. "Iya nenekku. Sebenarnya selain berkunjung untuk menemui kekasihku yang sangat aku rindukan ini, aku juga punya hal yang ingin kusampaikan," ungkapnya seraya menyapu bekas air mata Nami dengan ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]
Fanfic[ END ] Sungguh, kali ini bukan sebuah fanfiction. Tapi kenyataan yang terlihat mirip seperti Fanfiction. Pergi bekerja di Seoul, bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja, lalu saling meninggalkan hingga akhirnya mereka berdua kembali bertemu di...