Unexpected Idol (25)

7.9K 982 11
                                    

"Hei, aku bertanya padamu mana yang lebih bagus. Tapi kenapa kau malah melamun?" Setelah mendengar ocehan kekasihnyaㅡbukan Namiㅡ, Hojung tak segera menanggapinya seperti biasa, pria itu malah lebih dulu memutar kedua bola matanya malas, lalu berdecak dan menyahut, "Kau kan bisa pilih sendiri? Kenapa sedikit-sedikit harus bertanya padaku? Lagipula barang yang kau beli bayarnya juga pakai kartu kreditku!"

Setelah mendengar kalimat itu, KekasihnyaㅡShin Hyemiㅡ merasa kesal dan akhirnya menghentakkan kakinya dengan kuat ke ubin lantai. Suara heelsnya yang berbenturan dengan keramik bahkan cukup menyita atensi seluruh pembeli di toko tersebut. Sedangkan Hojung memilih untuk tidak peduli dengan kemarahan Hyemi. Ia terlalu muak, malas menanggapi sifat kekanakkan kekasihnya itu.

"Aku sudah pernah bilang padamu, jika tengah bersamaku jangan memikirkan apapun. Dan juga, saat aku tengah berbelanja seperti ini, kau harus sepenuhnya fokus kepadaku!" Sentak Hyemi, suaranya malah kembali menarik perhatian orang-orang. Wanita itu tidak peduli lagi dengan tatapan dan bisikan orang, ia hanya ingin Hojung mengerti dan mematuhi semua perkataannya.

Biasanya, Hojung akan selalu meminta maaf pada Hyemi jika ia berbuat salah, atau melontarkan kalimat yang membuat suasana hati Hyemi memburuk. Tapi kali ini, yang ia lontarkan bukanlah sebuah permintaan maaf, melainkan sebuah perbandingan berdasar. "Tidak bisakah kau bertingkah baik seperti Nami? Jalan denganmu benar-benar membuatku makin stress!"

Refleks, kedua mata Hyemi membulat sempurna. Bisa-bisanya Hojung menyebut nama Nami saat berada di depannya? Padahal, sudah berkali-kali ia peringatkan jika dirinya tak menyukai jika Hojung menucapkan nama wanita tersebut.

"Apa? Kau membandingkanku dengan wanita itu? Dengar, aku menyetujui kau berpacaran dengannya karena dulu kau bilang padaku bahwa dirimu ingin merenggut keperawanannya! Kukira kau akan berhasil merenggut itu dalam kurun waktu yang terbilang singkat, tapi nyatanya hubungan kalian berdua sudah berjalan satu tahun!" Bentak Hyemi. Sedangkan Hojung sedari tadi sudah memberi kode agar Hyemi lebih mengatur nada bicaranya karena ini adalah tempat umum.

"Shin Hyemi, kecilkan suaramu," tekan Hojung, menatap kekasihnya dengan lekat sembari menggertakkan gigi putihnya.

"Tidak mau! Sekalian saja biar semua orang disini tahu tentangmu!" Tolak Hyemi, ia membalas tatapan Hojung tanpa takut sedikitpun.

Karena kondisinya Hyemi yang tidak mau mengalah dan terus mengoceh, Hojung pun langsung mencekal pergelangan tangan Hyemi. "Ikut aku, kita bicara di luar!" Dan setelah kalimat itu berhasil Hojung loloskan, iapun segera menarik Hyemi keluar dari pusat perbelanjaan yang ramainya luar biasa. Membawa kekasih cerewetnya itu ke area parkir.

"Lepas," sentak Hyemi seraya menarik paksa tangannya dari cekalan Hojung. Jika saja mereka belum sampai parkiran, maka Hojung tak akan mau melepaskan cekalannya.

"Hyemi, sudah berapa kali kubilang padamu bahwa membujuk Nami untuk tidur denganku itu susahnya luar biasa? Kau bilang kau mengerti, tapi nyatanya tadi kau malah mengungkit hal itu. Jika wanita itu mudah dirayu, mungkin aku sudah menidurinya saat pertama kali berpacaran!" Hojung menjelaskannya dengan suara sepelan mungkin. Di dalam pusat perbelanjaan ia sudah menahan malunya karena Hyemi, dan kali ini ia tidak mau menutup wajahnya lagi karena malu. Karenanya ia berusaha bicara sepelan mungkin.

Menurut Hojung, walau parkiran isinya hanya jejeran mobil, tapi siapa tahu di dalam beberapa mobil terdapat orang-orang. Kehidupan selalu dipenuhi dengan hal-hal yang tidak terduga sama sekali.

Hyemi terkekeh pelan, perkataan Hojung bahkan terkesan lucu. "Kau bahkan berpura-pura sebagai pria baik-baik di depan wanita itu sedangkan di depanku kau malah bertingkah layaknya pria brengsek!"

Hojung menghela nafasnya kasar, ia ingin menyahut; 'Kau saja yang murahan.' Tapi ia tentunya tak ingin membuat api perkelahian ini semakin besar. Telinganya sudah tak mau lagi mendengar ocehan Hyemi yang panjangnya minta ampun.

"Yasudah, aku minta maaf karena sudah membuatmu marah," kata Hojung, rela mengalah untuk Hyemi. Sedangkan Hyemi malah berdecih dan menyahut, "Sudahlah, aku bosan mendengar permintaan maafmu. Aku pulang naik taksi saja."

Hojung memijit pangkal hidungnya seraya menghela nafas dengan pelan. Berada di dekat Hyemi sungguh membuatnya stress luar biasa. Selain kekanakkan, Hyemi juga suka sekali mengoceh. Wanita itu selalu ingin dipahami, tapi tidak pernah mau belajar memahami orang lain. Disitulah terkadang Hojung merasa muak dengan hubungannya dan Hyemi.

Hyemi dan Nami, adalah dua orang yang selalu Hojung banding-bandingkan. Dan sekeras apapun pikirannya berkata jika Hyemi adalah wanita baik, tapi tetap saja perilaku Nami jauh lebih baik. Hojung lebih merasa enjoy jika berada di dekat Nami karena ketulusan wanita itu. Sebenarnya sayang sekali jika Hojung harus menyia-nyiakan wanita seperti Nami. Terkadang Hojung memang sering memasang wajah palsu, tapi tadi... didalam mobil disaat ia bilang bahwa Nami tak boleh terlalu dekat dengan Taehyung, itu adalah sebuah kejujuran.

Faktanya, ia cemburu.

Padahal, jika dilihat dari niatnya memacari Nami, Hojung tak punya hak untuk cemburu.

♡-♡-♡


"Kim Taehyung! Sudah dua jam kau di apartemenku, lukamu juga sudah kuobati. Sebaiknya kau pulang," usir Nami seraya menarik-narik tangan Taehyung. Pria yang lengannya tengah ditarik-tarik tersebut pun tak mau menganggkat pantatnya dari sofa. Malahan pria itu malah membaringkan tubuhnya di sofa, membuat Nami hampir saja kejengkang kedepan. Jika saja wanita itu tak bisa menahan keseimbangan tubuhnya, mungkin sekarang ia sudah jatuh di atas tubuh Taehyungㅡlagi.

"Aku akan beranjak dan pulang setelah kau bilang dengan lantang bahwa kau setuju jika aku menjadi pacar gelapmu," kata Taehyung dengan mata tertutup dan senyum kotak yang terkembang.

"Kenapa kau mengajarkan hal-hal buruk padaku? Kau tahu, selingkuh itu tidak baik!" Protes Nami sembari berkacak pinggang, memperhatikan Taehyung yang tengah berleha-leha di sofanya.

Perlahan, Taehyung membuka kelopak matanya, membuat atensi mereka saling bertemu dan sejurus kemudian ia langsung tersenyum kecilㅡpenuh artiㅡ. "Aku mengajarkan hal baik padamu. Pacarmu saja selingkuh, masa kau tidak bisa berselingkuh? Padahal, aku sudah memperkirakan persentase hubungan kita akan ketahuan oleh kekasih brengsekmu itu," Taehyung masih tersenyum tipis, mengatai Nami 'bodoh' di dalam hati.

Taehyung bahkan tak pernah berbohong, pria itu selalu mengatakan hal-hal dengan jujur. Ia akan berbohong jika terdesak ataupun disuruh oleh hyung-hyung nya. Tapi tetap saja wanita di depannya kini tak pernah percaya dengannya.

"Berhentilah mengatakan hal-hal konyol. Itu tidak lucu, Tae," kesal Nami. Sudah cukup ia mendengar kata 'selingkuh' keluar dari mulut Taehyung hari ini.

"Huh, dasar. Kenapa tidak percaya, sih? Apa wajahku ini terlihat seperti penipu?" kini giliran Taehyung yang menyuarakan kekesalannya. Padahal wajah kelewat tampannya ini tak ada tampang-tampang menipu sama sekali, tapi kenapa Nami seolah-olah memperlakukannya seperti seorang penipu ulung?

"Taeㅡ"

"Baiklah. Begini saja, jika kekasihmu itu kedapatan berselingkuh, maka mau tidak mau kau harus jadi kekasihku, bagaimana?" Tawar Taehyung. Cukup menguntungkan memang karena yang perlu Taehyung lakukan sekarang adalah duduk manis menunggu waktu atau menyeret Nami dan menjejalkan wanita itu dengan berbagai macam bukti.

Taehyung cukup percaya diri jika ia akan menang.

"Baiklah. Aku terima. Lagian, aku mengenal Hojung. Kekasihku itu tidak akan pernah berselingkuh," sambar Nami. Ia menerima tawaran Taehyung karena dirinya yakin jika Hojung adalah pria baik-baik, tak mungkin sampai hati berselingkuh dengan wanita lain.

Nami cukup percaya diri jika ia akan menang.

♡Unexpected Idol♡

FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang