Jujur, sekarang ini Hojung amatlah gelisah. Ia tidak menyangka jika Nami melihatnya tengah jalan bersama Hyemiㅡkekasihnya. Sudah hampir dua jam ia hanya duduk di sofa dengan tangan yang terus-terusan mengacak-acak rambut serta wajahnya. Ia harus mengatakan apa pada Nami? Dan juga, apa yang harus ia jelaskan sekarang? Sungguh, Hojung tak mau hubungannya dengan Nami berakhir.
Dulu, niatnya memang hanya ingin bermain-main dengan Nami. Tidak pernah menanamkan sebuah keseriusan dalam hubungan percintaan ini. Yang ada di pikirannya adalah 'merampas mahkota' seorang wanita dan kemudian mencampakkannya begitu saja. Dirinya sadar betul jika ia adalah salah satu dari sekian banyak pria brengsek yang ada di dunia.
Tapi beberapa waktu belakangan, dirinya menyadari satu hal. Namira berbeda dari wanita-wanita lainnya. Hojung tak bisa menyamakan Nami dengan Hyemiㅡsi gila uang. Karena saat berpacaran dengan Nami, Hojung merasa telah diberikan seluruh cinta, tanpa tanggung-tanggung. Sekarang ini, bagi Hojung, lebih baik ia kehilangan Hyemi daripada harus melepas Nami pergi.
"Tidak bisa seperti ini, aku harus menelponnya dan meminta maaf," gumam Hojung dengan tangan yang sudah terjulur menuju meja dan segera mengambil ponsel mahalnya. Dicarinya kontak Nami, dan kemudian ponsel tersebut segera ia dekatkan ke telinga kanan.
Nada sambung terdengar, itu artinya Nami tidak menonaktifkan ponselnya. Dengan hati yang berdebar, Hojung menunggu panggilan teleponnya diangkat. Pupil matanya membesar disertai dengan tubuh yang menegang saat panggilan teleponnya diangkat.
"Halo, Honeyㅡ"
'Sudah menyakiti hatinya tapi masih memanggil dengan embel-embel honey? Wah... dasar tidak tahu malu. Pria macam apa yang berani menyakiti hati wanita? Kau itu tidak berpendidikan dan harus mendapat kurikulum cinta! Jangan menggangunya lagi karena hubungan kalian sudah berakhir. Dan juga, asal kau tahu, dia milikku dan pastinya akan memilihku karena aku lebih tampan darimu. Oke, sekian dan terima kasih, bye.'
Bunyi 'klik' terdengar bersamaan dengan berakhirnya sambungan telepon barusan. Hojung menjauhkan ponsel dari telinga, melihat layarnya sekali lagi guna memastikan apakah ia benar-benar menekan kontak Nami. Merasa jika tidak ada yang salahㅡkarena itu memang nomor Nami, Hojung pun langsung membanting ponselnya ke sofa. Merasa kesal karena yang mengangkat teleponnya adalah seorang pria.
Hojung mengenal Nami dengan baik. Wanita itu tidak mungkin pergi dengan pria jika hubungan mereka tidak selekat lem dan perangko. Hojung juga mengetahui lingkaran pertemanan Nami, terutama teman-teman kantornya. Dan ya... sesuai dugaan, Nami tak mudah bergaul dengan seseorang yang jenis kelaminnya berbeda dengan dirinya. Semua orang di kantor Anyang tahu jika Nami adalah sosok pendiam yang teman dekatnya hanya satu, yaitu Sihyun.
"Kim Taehyung, siapa lagi jika bukan dia!" Ucap Hojung dengan penuh geraman. Tangannya yang terkepal menunjukkan betapa kesal dan geramnya ia sekarang. Mungkin, jika Nami tidak mengenal Taehyung, ia pasti masih bisa membujuk wanita itu untuk mendengarkan semua dongengnyaㅡia akan berusaha membujuk Nami untuk memaafkannya dengan mengarang sebuah cerita. Tapi sekarang ini, Taehyung sudah seperti seorang iblis yang menghasut Nami untuk menjauh dari Hojung. Benar-benar membuat Hojung muak dengan keberadaan si pria sok tampan itu.
Dan sekarang, tanpa sadar, pertarungan seorang malaikat dan iblis baru akan dimulai.
- - -
"Kim Taehyung, biarkan aku pulang, oke? Ini sudah jam sepuluh malam dan sebentar lagi bus terakhir akan tiba," kesal Nami seraya berusaha melepaskan tangan Taehyung yang masih melingkar manis di pinggangnya. Sejak habis makan malam bersama, Taehyung dengan santainya menarik Nami menuju sofa, mengajak wanita itu untuk menonton siaran komedi yang tengah tayang di hari libur. Seakan tahu jika Nami tak mau dekat-dekat dengannya, Taehyung pun dengan gesit mulai melingkarkan tangannya di pinggang Nami. Tidak perlu menunggu persetujuan karena wanita itu sudah terlalu sering menolaknya. Dan menyebalkannya, pria itu tahan memeluk Nami sampai berjam-jam lamanya tanpa ada niat untuk melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]
Fanfiction[ END ] Sungguh, kali ini bukan sebuah fanfiction. Tapi kenyataan yang terlihat mirip seperti Fanfiction. Pergi bekerja di Seoul, bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja, lalu saling meninggalkan hingga akhirnya mereka berdua kembali bertemu di...