Terlalu berat bagi Nami untuk membuka kedua kelopak matanya disaat cahaya matahari menembus masuk dari celah jendela yang tirainya tidak terlalu tertutup rapat. Wanita ini sama sekali tidak ingat dengan spesifik kapan dirinya benar-benar terlelap karena terlalu fokus melepas kesedihan, membiarkan air matanya mengalir deras dan membanjiri bantal kepala miliknya. Ada keinginan kuat untuk tidak datang ke kantor, menyelesaikan pekerjaan dimana deadline telah mengejar. Tapi Nami rasa akan terjadi sesuatu yang buruk jika ia membolos hari ini. Kepala divisinya tidak terkenal dengan keramah tamahan yang membuat bawahannya merasa sedikit lebih nyaman dan rileks. Melainkan sangat galak dan tiada hari tanpa berceloteh, mengomentari kesalahan kecil yang bahkan dilakukan dengan penuh ketidaksengajaan. Nami tidak ingin diomeli disaat kepalanya tengah berdenyut dan hatinya tengah runyam seperti ini.
Wanita ini sama sekali tidak pernah berlama-lama di dalam kamar mandi. Disaat wanita lain biasanya menghabiskan waktu dua puluh atau tiga puluh menit di kamar mandi, Nami hanya butuh waktu delapan menit untuk membersihkan tubuhnya. Menurutnya, caranya membersihkan tubuh sudah cukup baik, dan ia tak punya alasan lain untuk berlama-lama di dalam kamar mandi sempit tempat tinggalnya.
Namira juga tidak terlalu mengenal apa itu make up. Tidak tahu bagaimana caranya merias wajah dengan baik walau sudah melihat tutorial make up di youtube ataupun mengenal macam-macam make up lewat artikel di internet. Tapi tetap saja, semua itu tidak membuahkan hasil. Setiap pergi kerja, Namira hanya akan menggunakan bedak serta lipstik, tak ada tambahan apapun. Kadang hanya heran saja, kenapa rekan kerjanya selalu berkata jika seorang wanita sepertinya tidak baik menggunakan riasan tebal. Padahal sebenarnya ia tidak menggunakan apapun selain bedak dan lipstik.
Bahkan kepala divisi personalia yang selalu berkunjung ke divisi pemasaran guna membincangkan sesuatu yang tidak penting sempat berkata, jangan memakai riasan tebal atau aku akan berpaling dari istriku dan mengejarmu. Nami ingin muntah saja rasanya saat mendengar gombalan creepy ala Bapak-bapak pertengahan abad.
Wanita itu berhenti menepuk-nepuk pipinya dengan spons bedak ketika melihat betapa mengerikannya dirinya. Bagian bawah kedua matanya menghitam, membuatnya terlihat seperti zombie di film Train to Busan yang ia tonton bersama teman-temannya sewaktu masih SMA dahulu. Dirampungkan semua kegiatan riasnya sebab dirasa percuma karena bedak tebal tak akan bisa menyembunyikan kengeriannya.
Disaat tas telah ia sampirkan pada bahu kirinya, tiba-tiba dirinya teringat dengan sosok Kim Taehyung yang semalam, saat ia mulai berjalan meninggalkan pintu menuju kamar, masing menggedor-gedor pintu apartemen kecilnya, memohon untuk dibukakan. Nami merasa buruk karenanya, melukai Taehyung dengan keegoisannya karena tidak mau mendengarkan penjelasan pria itu. Bukannya apa, hanya saja Nami lelah untuk mendapatkan kejutan yang membuat otaknya kosong. Pertama ia telah disakiti oleh Kang Hojung yang nyatanya berselingkuh dibelakangnya. Dan yang kedua ia telah disakiti oleh Taehyung yang ternyata sudah pernah tidur dengan Go Sarang dan sekarang mantannya itu tengah hamil. Ingin sekali ia minta untuk dipulangkan saja ke Indonesia, bekerja kembali di cabang yang ada di Jakarta.
Ia akan merasa lebih baik ketika dirinya bisa melihat wajah tenang ayahnya. Ya, sangat lebih baik.
Namun, dirinya sadar jika ia tidak memiliki kekuasaan untuk meminta dipulangkan. Jadi tak ada yang bisa ia lakukan untuk saat ini.
Apa Kim Taehyung masih berada di luar?
Tiba-tiba ada rasa gugup yang menyelimuti ketika tangannya meraih kenop pintu. Namira sengaja menggigit bibir dalamnya, dimana hal itu menandakan jika ia tengah merasa cemas. Jantungnya berdebar dua kali lebih kencang, takut-takut jika Taehyung memang masih berada di depan apartemennya.
CKLAK
Hanya ada angin sepoi-sepoi yang berhembus, menyadarkan Nami jika tidak ada Taehyung di depan apartemennya sekarang. Oh, ia mestinya harus berhenti memikirkan Taehyung atau hatinya akan terasa sangat sakit. Pertanyaannya, haruskah ia mendengarkan pernyataan seseorang yang jelas-jelas bisa saja berbohong atau pergi membuang Taehyung dari kehidupannya. Ya, pria itu bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari dirinya, atau kembali bersama dengan mantannya dan mulai mengurus bayi mereka bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Unexpected Idol [ KTH ]
Fanfic[ END ] Sungguh, kali ini bukan sebuah fanfiction. Tapi kenyataan yang terlihat mirip seperti Fanfiction. Pergi bekerja di Seoul, bertemu dengan Taehyung secara tidak sengaja, lalu saling meninggalkan hingga akhirnya mereka berdua kembali bertemu di...