Jangan lupa vote dan komen🤗
Find me on twitter @hello_fuzyJadi maunya roomchat like AU gini atau teks naskah gitu aja? Jawab dong🥲
***
Hari pertama datang bulan adalah bencana bagi hampir setiap perempuan. Perut dan punggung bawah sakit, lemas, serta suasana hati berantakan benar-benar menghambat aktivitas. Dan itulah yang sedang dialami Janisha hari ini. Meski di hari-hari biasa ia memang jutek, tapi dalam masa ini akan sepuluh kali lipat lebih jutek dan galak lagi. Arka dan Leo yang hidupnya tidak lengkap tanpa menyulut api keributan pada orang lain hari ini pun memilih mencari aman dengan diam saja.
Janisha, Nadine, Sarah, Marissa, Arka, Leo, dan beberapa teman lain yang sedang menunggu kelas selanjutnya di kantin kampus mengisi waktu mereka dengan ngobrol, mengerjakan tugas deadline, atau sibuk dengan ponsel masing-masing.
"Jan, gimana kepanitiaan yang waktu itu? Gue ditanyain terus sama Kak Ten," tanya Nadine.
"Lah, gue pikir enggak jadi?"
"Ye, belum, acaranya Januari tahun depan. Dari november tahun lalu pembentukan panitia inti, kordiv, dan panitia divisi," jelas Nadine.
"Gimana ya?"
Nadine berdecih mencibir, "Cih, sok sibuk banget. Ikut aja sih!"
"Kak Ten tuh udah tau lo, lo mau dikejar-kejar kayak dia minta gue ikut basket waktu itu?" Lanjutnya tetap mencari cara agar Janisha ikut.
Dan benar saja, Janisha berkata, "Ih, enggak-enggak, dia ngejarnya kayak rentenir, anjir!"
"Makanya itu,"
Janisha pun setuju dengan 'jebakan' Nadine itu. Menurutnya, tak apalah, sekali-kali berkegiatan di kampus. Sekalian memperluas jaringan dan menambah relasi, begitu kata mahasiswa-mahasiswa tiap ditanya alasan ikut kegiatan kemahasiswaan.
Janisha menegak habis air mineral dalam kemasan. Di saat yang bersamaan, matanya berhenti pada seorang cowok dan cewek yang diketahui merupakan kakak tingkat itu. Mereka baru saja memasuki area kantin. Ia menghela napas secara spontan kemudian membatin, "Udah ketebak sih."
Ia mengalihkan pandangannya dengan cepat ketika Jeffrey menoleh ke arahnya. Takut dikira sengaja memperhatikan cowok itu.
Ternyata pemandangan itu tidak hanya dilihat oleh Janisha, melainkan juga Leo yang kemudian bertanya, "Jeffrey balikan sama Celine?"
Semua, kecuali Janisha, sontak menoleh ke arah orang yang Leo bicarakan.
Arka menggedikkan bahu. Ia berujar sambil melirik Janisha sebentar, "Mana gue tau."
Gadis yang dilirik itu hanya acuh, tidak peduli dan tidak mau tau. Sejak awal ia tidak memusingkan urusan Jeffrey.
Janisha beranjak dari duduknya. "Gue ke toilet dulu ya," bukan karena Jeffrey dan Celine, namun karena memang ia ingin ke toilet.
Selepas kepergian Janisha, Nadine memberikan tampolan pada bahu Leo. Ia mengatakan, "Lo kenapa ngomong gitu sih?"
Yang tidak tau apa kesalahannya itu mengernyit bingung, "Hah, apaan?"
"Kak Jeffrey lagi pdkt sama Janisha," ujar Nadine membuat Leo, Sarah, dan Marissa yang memang baru mengetahui soal ini pun kompak terkejut, "HAH?"
"T-tapi itu..., Kak Jeffrey...??" Sarah yang menjadi bingung atas situasi ini.
"Lo kayak enggak tau aja," Arka mencibir.
"Ya maaf deh, gue enggak tau."
"Kok gue enggak yakin ya sama modelan temen-temen dua kunyuk ini?" Marissa berujar ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Feeling
ФанфикJanisha Sabira, seorang mahasiswa tahun pertama jurusan ilmu komunikasi. Ketidakmampuannya menunjukkan perasaannya lewat kata, tindakan, bahkan ekspresi membuatnya terkesan dingin yang cenderung jutek. Ia bertemu dengan Jeffrey Adito, seorang kakak...