Jangan lupa vote dan komen.
Btw, gimana nih ceritanya? Makin seru atau gitu aja...?
***
Janisha menyelesaikan kelasnya di hari melelahkan karena ada tiga kelas yang masing-masing untuk tiga sks bersamaan pada hari ini. Dua kelas yang memang terjadwal hari ini dan satu kelas susulan karena ia sakit kemarin.
Janisha berada dalam pilihan langsung pulang atau memenuhi panggilan Nadine untuk ikut rapat panitia event basket itu.
Janisha:
Udah mulai gak?Nadine:
Udah, sini buruanJanisha:
Dih, masa gue telat?Nadine:
Ya gakpapa, banyak yang telat jugaJanisha:
Kalau gue telat terus masuk ruangan, di liatin gak?Nadine:
Ya Tuhan, enggak.
Udah, sini buruanMungkin Janisha bisa disebut kerasukan mahasiswa kura-kura, kuliah-rapat-kuliah-rapat, karena akhirnya mau menghadiri rapat panitia yang sejak awal cuma dipaksa oleh Nadine. Sesampainya di depan ruang rapat, ia berdiri di depan pintu untuk mengirim pesan pada Nadine lagi.
Janisha:
Gue udah depan pintu
Lo duduk dimana?Nadine:
Gue duduk deket pintu kok"Mau masuk?" Tanya seseorang di belakangnya membuat ia spontan menoleh.
"Iya, Kak."
"Yaudah, yuk masuk."
Cowok itu membuka pintu itu lalu mempersilahkan Janisha masuk. Janisha pun memasuki ruang rapat itu dengan langsung mendapati Nadine. Sementara Nadine menatap Janisha penuh arti bergantian dengan cowok yang masuk ke ruangan ini bersamanya.
"Kok kalian dateng bareng sih?" Tanyanya menyelidik, "Ummm, so cute!"
Janisha menoyor bahu sahabatnya itu, "Apaan sih, enggak!"
Nadine berucap, "Makasih ya, Kak Jeffrey."
Cowok itu hanya terkekeh kecil kemudian mengangguk sebagai jawaban ia sebelum melanjutkan langkahnya ke depan. Jeffrey merupakan anggota tim basket sehingga ia harus duduk di depan bersama dengan anggota lainnya.
Inti dari rapat ini adalah pembagian panitia menurut divisinya. Nadine dan Janisha mendapat divisi acara.
"Lo nungguin Arka?" Tanya Janisha pada Nadine setelah rapat selesai dan sebagian besar panitia sudah meninggalkan ruangan.
"Iya,"
"Yaudah, gue duluan ya?"
"Lo pulang sendiri?"
"Iyalah,"
"Hati-hati ya, bye!"
Janisha pun meninggalkan Nadine. Ia berjalan sendirian, walau ada banyak mahasiswa lain yang juga ikut kepanitiaan yang sama dengannya itu berjalan menuju halte depan. Namun pada kenyataannya, di kampus ini Janisha hanya akrab dengan Nadine, Sarah, Marissa, Arka, dan Leo. Mencoba mengakrabkan diri dengan mengajak orang lain berbicara lebih dulu benar-benar bukan dirinya. Bukan karena sombong, ia hanya tidak ingin terlihat sok akrab.
"Jan," ucap seseorang yang kini membuatnya tidak jalan sendirian lagi.
Janisha menatap cowok yang menyejajarkan langkah dengannya itu kemudian menyahut, "Iya?"
"Mau pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Feeling
Fiksi PenggemarJanisha Sabira, seorang mahasiswa tahun pertama jurusan ilmu komunikasi. Ketidakmampuannya menunjukkan perasaannya lewat kata, tindakan, bahkan ekspresi membuatnya terkesan dingin yang cenderung jutek. Ia bertemu dengan Jeffrey Adito, seorang kakak...