Bagian 49: we're human too

7.5K 1.1K 32
                                    

happy reading

***

"Bisa gila gue!" erang Sarah sambil menjambak rambutnya frustasi.

"Gue tuh ambil soshum biar enggak pusing sama matematika, malah meet up sama statistika!" timpal Nadine yang tidak kalah frustasinya.

"Minggu depan UTS jawab apa gue?" keluh Marissa juga.

"Jawab soal lah," sahut Janisha.

Ketiganya kompak menoleh pada gadis itu, "Jan, cuma lo ya harapan gue," ucap Sarah.

"Jangan berharap sama orang yang salah," ujar Janisha.

"Yaelah, malah baper!"

"Lo lagi ribut ya?" terka Nadine.

"Dih, hubungan lo pada kali yang apa-apa ribut."

"Ya..., iya juga sih."

"Hubungan gue udah enggak ribut ah," sahut Sarah.

"Tapi bubar," tambah Janisha yang selalu tepat sasaran.

"Eh, btw, gue 'kan kemarin latihan basket, ketemu tuh sama Bang Wira. Nitip salam katanya, Ca." Ujar Nadine.

"Ngapain nitip salam sama pacar sendiri?" heran Janisha.

"Dih, kudet lo? Makanya tuh punya cowok diajakin gibah biar selalu up to date!"

Janisha mencibir, "Pantesan hubungan lo ribut mulu, enggak berkah anjir."

"Pacaran aja udah nggak berkah," timpal Marissa.

"Ah..., bener!"

"Jadi lo udah putus sama Kak Wira?" tanya Janisha.

"Emang enggak pernah jadian,"

"Berakhir tanpa dimulai, sungguh sad."

Kring...

"HP siapa tuh?"

"HP lo, monyong!" gemas Nadine.

Janisha menyengir, "Suka lupa kalau HP gue sekarang udah ada notifnya."

Janisha pun merogoh ponsel di tasnya lalu menjawab panggilan yang ternyta dari Jeffrey itu.

"Iya?"

"Kamu bisa kesini enggak?"

"Ha?" Janisha cukup bingung sekaligus kaget dengan nada bicara cowok itu yang tidak tenang seperti biasanya.

"Aku tunggu depan Ballroom FISIP,"

"Kak Jeffrey kena-" panggilan diputus sepihak.

Keningnya mengerut sebab benar-benar heran dengan pacarnya itu. Melihat raut wajah itu teman-temannya pun bertanya, "Kenapa sih?"

Janisha mengedikkan bahu, "Enggak tau, disuruh ke Ballroom FISIP. Tapi Kak Jeffrey aneh banget deh, kayak lagi panik."

"Dia ada masalah kali?" Nadine mencoba menebak.

"Yaudah lo kesana, malah bengong!"

"Oh iya," ucap Janisha yang kemudian pergi menemui cowok itu.

Sesampainya disana, cowok itu duduk di sebuah gazebo taman di depan Ballroom FISIP itu. Jeffrey menatap Janisha sendu selagi gadis itu menghampirinya.

"Kak Jeffrey kenapa?" tanya Janisha tenang.

Tanpa menjawab, Jeffrey hanya mengulurkan sebuah amplop yang kemudian dibuka dan dibaca oleh Janisha.

In My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang