vote dan komen maniest
***
"Awas aja nih ada yang nanyain gue kapan nikah!" Ujar Fani sambil membetulkan riasan wajah setelah hampir setengah hari menempel di wajahnya.
"Lo sasaran pertanyaan banget sih," kekeh Janisha yang juga sedang melakukan hal yang sama.
"Siapa suruh jadi paling tua?" celetuk Dela mencibir kakaknya.
"Umur gue tua, tapi kalau gue bilang lo lebih tua dari gue orang-orang percaya, Del."
"Ribut aja lo berdua," ucap Caramel yang baru datang dan bergabung dengan mereka.
Caramel melanjutkan, "Ayo buruan, kita foto sama sepupu-sepupu dulu. Malah nongkrong di toilet lo pada!"
Seperti yang dikatakan oleh Caramel, setelah memperbaiki riasan, mereka menuju pelaminan untuk foto bersama sepupu-sepupu.
"Naren sama Janisha harus deketan sih kata gue," ucap Fani yang mengetahui hubungan yang tidak baik diantara dua orang itu.
"Setuju, setuju," sahut Caramel menyetujui.
"Eh, jangan deket gue lo berdua. Ntar gue makin keliatan boncel," usir Dela.
"Ah, ribet banget foto. Ayo buruan Mas, cekrek aja." Ujar Janisha gerah dengan urusan berfoto ini.
Setelah urusan foto-foto, Fani berkata, "Makan yuk?"
"Anjir, kita udah makan dua kali!" sahut Dela.
"Belum tiga kali 'kan?" balas Fani lagi.
"Lo mah enak makan mulu tapi badan lo segitu aja," keluh Caramel.
"Emang badan lo kenapa? Bohay gini kok," ucap Fani.
"Rayuan maut!" Janisha menyahut sambil tertawa.
"Emang paling bisa lo menghasut orang!"
"Bentar-bentar," ucap Janisha saat merasa ponsel di tas selempangnya bergetar yang ternyata merupakan panggilan masuk.
"Aku di depan,"
"Iya, bentar."
"Siapa?" tanya Cara, Fani, dan Dela kompak.
"Kompak banget?" Janisha tertawa. Ia kemudian menjawab, "Kak Jeffrey ada di depan."
"Si Cara bawa gandengan, si Fani bawa gandengan, si Janisha bawa gandengan, curang lo pada!"
"Ya lo bawa gandengan jugalah, truk kek?" balas Fani. Dua saudara itu memang selalu saling membully satu sama lain. Seharusnya ada Narendra juga, namun karena hubungan cowok itu dengan Janisha sedang tidak baik, maka ia tidak bergabung disini.
Janisha pun ke depan gedung tempat pernikahan Kak Jay berlangsung ini. Di depan gedung juga ada beberapa orang, yang baru datang, ingin pulang, atau sekedar merokok. Di saat Janisha sedang mengedarkan pandangan guna mencari keberadaan Jeffrey, matanya malah bertemu dengan seorang cowok yang baru tiba bersama kedua orang tuanya.
"Janisha?" sapa Tante Inggit.
Janisha membalas sapaan itu dengan senyum kemudian menghampiri Tante Inggit dan Om Aji untuk salim sebagai bentuk sopan santun.
"Cantik banget kamu?" puji Tante Inggit lalu meminta persetujuan, "Iya, 'kan Ken?"
Bersamaan dengan itu pula, Jeffrey melihat Janisha dan langsung menghampiri gadis itu. Namun setelah menyadari keberadaan orang yang sedang berbicara dengan Janisha itu, ia menghentikan langkahnya. Jeffrey mengamati dan mendengarkan untuk memastikan apa yang ia pikirkan selama ini tentang Ken itu benar. Dan ya, hanya kedua orang tua yang ingin sekali menjodohkan anaknya dengan anak rekan atau keluarga. Bukan masalah baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
In My Feeling
FanfictionJanisha Sabira, seorang mahasiswa tahun pertama jurusan ilmu komunikasi. Ketidakmampuannya menunjukkan perasaannya lewat kata, tindakan, bahkan ekspresi membuatnya terkesan dingin yang cenderung jutek. Ia bertemu dengan Jeffrey Adito, seorang kakak...