Bagian 45: Acara Keluarga

8.2K 1.3K 23
                                    

ampe lupa kalo harus update, gaada yang ingetin sihhh
apa emang gaada yang nungguin ya?

***

"Eh kenapa sih itu Naren gue ajakin masuk enggak mau?" keluh Caramel sambil memasuki kamarnya.

"Marah kali sama gue?" sahut Janisha.

"Masih ngeributin lo yang pacaran sama Jeffrey?"

"Bukan," Janisha pun menjelaskan permasalahannya.

"Ebuset?"

"Gue juga enggak ngerti, yang pasti gue enggak mau mengakui bahwa gue salah sepenuhnya."

"Tapi aneh juga sih Sarah ngespill pake nama orang yang spillin dia."

Janisha menghela napas, "I don't know, tapi emang temen gue yang satu itu agak kepolosan."

"Ya tapi 'kan adik-kakak jadi ribut gini?"

"Udah-udah, gue enggak tau siapa yang salah disini, yang pasti bukan gue." Janisha menyudahi pembicaraan tentang dirinya dan Narendra.

Aneh rasanya bagi dua orang adik-kakak bersepupu yang sangat akrab sejak kecil, tidak pernah ribut sampai sebesar ini, sekarang benar-benar saling mendiami. Keduanya yang sama-sama punya sifat keras kepala, entahlah siapa yang akan mengalah dan memperbaiki ketegangan diantara mereka lagi.

Rumah Caramel sedang ramai oleh sanak keluarga. Hari ini telah dilangsungkan acara lamaran kakak pertama Caramel, Jay. Setelah dari rumah pihak perempuan, calon istri Jay, mereka berkumpul di rumah ini.

"Fan, sekarang lo urutan pertama cucu paling tua yang belum nikah," ujar Dela.

"Iya, abis itu lo 'kan?" balas Fani.

Janisha mengikuti, "Abis itu lo Car?"

"Abis itu lo," sahut Cara.

"Abis itu Cindy," tambah Janisha.

"Ey, lulus SD aja baru kemaren!" ucap Dela.

Fani dan Dela adalah kakak Narendra, sedangkan Cindy adalah adik bungsunya.

Fani berujar, "Kita mah enggak ada masalah, calonnya ada. Nah, lo nih, Del, calonnya aja enggak ada."

"Lo udah punya cowok, Jan?" tanya Dela.

Janisha hanya tertawa sehingga jawabannya sudah jelas. Dela pun mendengus, "Lo mengkhianati gue!"

"Lagian lo di-ghosting mulu sih," Fani mencibir adiknya sendiri, "Cari cowok yang bener kek!"

"Gue aja lo semua!"

"Pokoknya awas ya, lo dan lo," Dela menunjuk Caramel dan Janisha, "Enggak boleh langkahin gue."

"Kalau Si Naren yang langkahin lo?" sahut Fani.

"Gue pites tuh Si Naren," ucap Dela, "Eh, tapi dia masih pacaran sama temen lo itu?"

Janisha memutar mata jengah, "Ye, enggak tau ya, bukan urusan saya."

Caramel tertawa keras, "Topik sensitif."

Tok tok tok

Pintu kamar Caramel diketuk lalu dibuka oleh Tante Emma, ibu dari Narendra. Beliau berkata, "Anak gadis melingkup aja dalam kamar. Bantuin di depan dulu, ada banyak tamu."

Mereka pun bergegas untuk keluar daripada mendapat semprotan. Ruang tengah diisi oleh ibu-ibu, sedangkan ruang tamu diisi oleh bapak-bapak. Empat gadis bersepupu itu ditugaskan untuk mengantar minuman untuk tamu-tamu.

In My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang