Vote dan komennnn
Sedih banget liat reader dan votenya jomplang🥲***
Kegiatan Janisha hari ini begitu padat. Dua kelas di jam 7.30 dan jam 10.10, lanjut kerja kelompok, mencari narasumber untuk tugas kelompok, dan mencari referensi buku untuk pelaporan kerja kelompok tersebut. Tidak ada yang sempat dilakukan kecuali bernapas. Bahkan rasa nyeri perut karena menstruasi hari pertama seperti otomatis teralihkan.
Waktu menunjukkan pukul 18.00 malam. Langit sudah sepenuhnya gelap setelah sang mentari menyingsing di ufuk barat. Janisha berdiri di parkiran sambil celingak-celinguk mencari keberadaan teman-temannya yang sudah berjanji untuk kumpul disini setelah semua urusan selesai.
"Jajan!" Nadine sambil menghentak bahu Janisha dengan niat sengaja mengagetkan gadis itu.
"Goblok lo!" latah Janisha kemudian lanjut mengomel, "Bisa biasa aja enggak?!"
"Ih, iya maaf."
"Lo sih, gangguin orang lagi hari pertama mens sama aja cari mati!" celetuk Marissa yang baru tiba bersama Sarah.
"Oiya, lupa gue," ucap Nadine.
"Leo sama Arka mana sih? Lama banget kayak cewek!" Janisha lanjut mengomel.
Sarah berujar mencoba menenangkan, "Iya, iya, sabar Ibu. Katanya udah otw kesini."
Janisha menghela napas kasar, "Busung lapar gue lama-lama."
"Assalamualaikum," ucap Leo, "Kenapa pada ceria gitu deh mukanya?"
"Emosi, Eo."
"Lo enggak liat muka Janisha udah kayak siap nerkam lo?" timpal Arka yang juga datang bersama Leo.
"Yaudah, ayo gas ngeng!"
"Gas ngeng kemana?" tanya Sarah.
"Makan 'kan?" jawab Leo.
"Makan apaan?" tanya Janisha pula.
"Apa aja, terserah Ndro Putri."
"Lo deh, lo mau makan apa?" Janisha melempar keputusan akan tujuan tempat makan mereka pada Nadine.
"Gue mah terserah, ngikut."
"Gue juga," jawab Marissa dan Sarah pula.
"Gue juga terserah deh!"
"Tuhan, tolong hamba!" Ucap Leo yang hampir menyerah dengan jawaban keempat gadis itu.
"Ya lo berdua mau makan apa?" tanya Nadine pada kedua lelaki itu.
"Lo nanya cowok mah, makan pecel lele di pengkolan depan juga ayo."
"Cari food court aja biar banyak pilihannya," usul Arka.
"Tuh, emang pinter cowok gue!" Puji Nadine yang memang selalu lebay.
"Eh iya, katanya ada food court yang asik gitu tempatnya," ucap Marissa.
"Yaudah, itu aja. Cus!"
Mereka pun bergerak menuju food court yang dimaksud Marissa itu. Mereka pergi dengan mobil yang dikendarai Leo. Butuh sekitar dua puluh menit untuk sampai. Waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan, hasil dari hanya mengiyakan usulan Marissa tanpa bertanya lebih lanjut tentang lokasinya.
"Makan apa ya? Pusing banget gue," ucap Janisha atas begitu banyak pilihan makanan yang ada.
Leo pun lantas mencibir, "Dasar cewek, udah banyak pilihan gini masih aja bingung."
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Feeling
FanfictionJanisha Sabira, seorang mahasiswa tahun pertama jurusan ilmu komunikasi. Ketidakmampuannya menunjukkan perasaannya lewat kata, tindakan, bahkan ekspresi membuatnya terkesan dingin yang cenderung jutek. Ia bertemu dengan Jeffrey Adito, seorang kakak...