vote dan komen👍🏻
***
"Pengumuman lo kapan?" Tanya Jeffrey pada Jevano yang sedang sibuk memainkan game di ponselnya.
"Dua minggu kedepan," jawab Jevano tanpa menyahut.
"Lo santai aja gue liat," ujar Jeffrey karena adiknya memang tidak terlihat seperti calon mahasiswa yang sedang menunggu pengumuman hasil tes perguruan tinggi pada umumnya.
"Terus gue harus gimana?"
"Jeffrey!!!" Pekik suara seorang gadis yang begitu nyaring dari kamar sebelah menyela pembicaraannya dengan Jevano. Rasanya aneh sekali saat rumah yang biasanya hanya diisi oleh dua anak lelaki kini selama beberapa hari ini turut diisi oleh seorang anak gadis juga.
"Buset, apaan tuh?" Jevano yang harus mengungsi ke kamar Jeffrey karena kamarnya di tempati oleh cewek itupun tersentak kaget.
Pintu kamar Jeffrey dibuka, ralat, lebih tepat disebut didobrak oleh cewek itu.
"Kenapa sih, Lis?"
"Beliin gue pembalut dong,"
Jevano sontak tertawa keras mendengar hal itu.
"Gue temenin aja deh ya?"
"Yaudah, ayo!"
Lisa, anak dari adik Mami Meisha, artinya
sepupu Jeffrey dan Jevano. Keberadaannya di rumah ini tidak lain karena terjadi masalah dengan apartemen yang ia tempati selama tiga tahun di Jakarta, sehingga Lisa harus mengungsi selama beberapa hari di sini."Perasaan tadi katanya cuma mau beli pembalut?"
"Ya sekalian aja sih, di rumah gue busung lapar."
Jeffrey berdecak tidak percaya, "Gue percaya apart lo beneran berhantu, lo aja kesetanan gini."
Jeffrey hanya mengikuti sepupunya itu yang seperti berbelanja untuk membuka warung di rumahnya.
"Om Jefe?" Seorang anak kecil laki-laki menyapanya. Mengetahui anak kecil itu adalah Deva, ia lantas berjongkok untuk menyejajarkan tubuhnya dengan badan anak itu.
"Deva sama siapa?"
"Onty,"
Tidak berselang lama, seorang gadis yang mengenakan hoodie berwarna krem datang dari ujung lorong mini market ini. Ya, Janisha.
Gadis itu menghampiri mereka lalu berkata, "Ayo, Dev."
Namun Deva malah menjawab dengan, "Ini Om Jefe, Onty."
"Iya."
Lisa sebagai satu-satunya yang tidak paham situasi pun bertanya, "Siapa Jeff?"
"Oh," Jeffrey berpikir sejenak untuk jawaban yang paling tepat, "Junior di kampus."
Janisha pergi dengan ulasan tipis di bibirnya yang tidak juga bisa disebut senyum. Entahlah mereka dua orang yang saling kenal namun menjadi asing seketika ataukah memang tidak pernah sedekat itu.
Jeffrey kembali melirik Lisa, "Udah belum?"
"Iya, udah."
Atmosfer antara perjalanan pulang dan pergi sangat terasa perbedaannya. Ada yang aneh dari Jeffrey menurut Lisa sehingga ia terlalu gusar karena ingin tahu. Lisa bertanya, "Tadi siapa sih?"
"Udah gue bilang junior di kampus."
"Junior kok lo kenal sama adeknya?"
"Ponakannya," Jeffrey membetulkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Feeling
Hayran KurguJanisha Sabira, seorang mahasiswa tahun pertama jurusan ilmu komunikasi. Ketidakmampuannya menunjukkan perasaannya lewat kata, tindakan, bahkan ekspresi membuatnya terkesan dingin yang cenderung jutek. Ia bertemu dengan Jeffrey Adito, seorang kakak...