Bagian 46: Make a wish

7.8K 1.1K 30
                                    

hepi nyuyer teman-teman!!!
let's make a lot of happiness in 2022
yang sekolah dilancarkan sekolahnya, yang kuliah dilancarkan kuliahnya, dan adik-adik pejuang PTN semangat yaaaaa
yang gadapet kuota SNMPTN gas belajar!!!
yang dapet kuota juga jangan lengah. banyakin baca buku, nonton video belajar. jangan baca wattpad/au atau nonton drakor aja. tapi boleh kok sekali-kali sebagai hiburan.
tau banget gimana rasanya di fase itu huhu...

anyway, happy reading.

***

"Rapih banget, mau kemana, Jeff?" Ucap Mami melihat putra sulungnya menuruni anak tangga dengan pakaian rapih khas anak muda.

"Nonton sama Janisha," jawab Jeffrey.

Mami mengulas senyum menyelidik, "Kalian udah pacaran ya?"

"Lho, Mami kemarin udah kasih Janisha hadiah, terus apa dong kalau bukan karna pacar anaknya?" sahut Jeffrey.

"Ya, ngasih aja. Waktu itu Mami tanya, kamu jawabnya mau tanya sama Janisha dulu."

"Iya, habis itu Jeffrey tanyain ke Janisha, dijawabnya iya pacaran."

Mami hanya bisa tertawa atas kelakuan anaknya itu. Beliau kemudian berkata, "Yaudah, hati-hati ya, jagain anak orang baik-baik."

"Siap!"

"Pergi naik apa?" tanya Mami lagi.

"Itu dia," jawab Jeffrey, "Boleh pinjem mobil Mami enggak?"

"Boleh dong. Kuncinya di atas kulkas."

"Oke, Mih. Kalau gitu Jeffrey pergi dulu ya!"

Jeffrey menuju rumah Janisha sesuai perjanjian. Daripada hanya menelepon meminta Janisha langsung keluar, Jeffrey memilih untuk minta izin langsung pada kedua orang tua gadis itu terlebih dahulu. Urusan adanya kemungkinan terburuk, yaitu Janisha tidak boleh pergi, biarlah dipikirkan nanti.

"Nak Jeffrey?" sambut Mama Airin, mama Janisha, membuka pintu untuknya.

"Malam, Tante. Janisha ada?"

"Ada. Kalian mau pergi ya?"

"Iya, Tante."

"Masuk dulu, biar Tante panggilkan."

Bersamaan dengan itu Janisha datang dengan sudah siap untuk pergi pula. Janisha terlihat manis dengan potongan blouse putih membuat senyum Jeffrey melengkung sempurna.

"Mah, pergi dulu ya?" pamit Janisha tidak ingin berlama-lama, takut ada interogsi tiba-tiba untuk Jeffrey.

"Mau kemana sih emangnya?" tanya Mama yang sebetulnya sudah tahu urusan anak muda.

"Nonton, Tante." Kejujuran Jeffrey itu sontak mendapat sikutan dari Janisha.

"Jangan pulang kemaleman ya?"

"Siap, Tante."

Janisha pun bergegas mempercepat langkah mereka untuk segera pergi. Ia sungguh masih belum siap untuk terbuka mengenai hubungan 'pacaran'-nya dengan keluarga. Bukan, bukan ia tidak ingin mengakui Jeffrey di depan Mama ataupun Papanya. Ia hanya masih terlalu canggung untuk hal tersebut. Janisha yang merupakan anak bungsu dan memiliki jarak delapan tahun dari kakaknya membuat ia selalu menjadi yang termuda di keluarga intinya. Ya, meskipun sekarang ada Deva, tetapi posisinya masih selalu menjadi 'anak bungsu'. Selain itu juga karena fakta bahwa Janisha memang cukup tertutup dengan kehidupan pribadinya. Ia jarang membagikan perasaannya bahkan pada keluarga terdekatnya ini.

"Kenapa sih?" tanya Janisha yang sudah cukup lama menunggu Jeffrey menancap gas untuk mereka pergi, namun cowok itu hanya menatapinya. "Ada yang aneh sama penampilan aku? Aku ganti baju dulu ya?"

In My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang