Bagian 26: Seperti yang dia minta

9.3K 1.4K 84
                                    

jangan lupa apa?

***

"Lo beneran enggak mau ikut, Jev?" Lisa bertanya pada adik sepupunya yang pagi, siang, sore hingga malam hanya bermain game. Lebih heran lagi karena Jevano menduduki peringkat lima besar di angkatannya dengan kebiasaan seperti itu.

"Enggak," jawab Jevano tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Cari pacar deh lo biar ada kerjaan lain," ujar Lisa sembari melangkah meninggalkan Jevano.

"Udah punya," jawab Jevano lagi namun dengan suara yang diperkecil agar tidak ada yang mendengar.

Namun sayangnya, ada Jeffrey yang berdiri tidak jauh darinya sedang memasang jam tangan, "Siapa pacar lo?"

Jevano tersentak kaget, "Enggak ada, bercanda."

Jeffrey hanya tertawa meledek, ia paham bahwa diusia Jevano bercerita tentang pacar masih terlalu memalukan.

Kedua orang tua Lisa tinggal di Jogja, sementara Lisa kuliah di Jakarta sehingga ia tinggal di apartemen sendirian. Keluarga sudah menyarankan Lisa tinggal di rumah Jeffrey dan keluarganya saja, namun gadis keras kepala itu memilih hidup mandiri dengan tinggal di apartemen.

Belakangan, apartemennya terasa aneh. Semakin kompleks ketika ia mendengar suara jeritan dari kamar mandi. Untuk itu ia segera meminta pindah, meski semua orang sudah meyakinkan jika Lisa hanya berhalusinasi.

Sekarang ini, Jeffrey dan Lisa pergi ke sebuah supermarket yang berada di salah satu mall untuk berbelanja untuk kebutuhan Lisa di apartemen barunya. Mereka baru saja turun dari mobil, dari arah yang berlawanan mata Jeffrey bertaut sejenak dengan sepasang mata yang menatapnya dingin. Tidak hanya Jeffrey yang melihat gadis itu, Lisa pun menyadari keberadaan gadis yang katanya disukai oleh Jeffrey itu.

Untuk itu Lisa bermaksud untuk memberitahu Jeffrey dengan, "Jeff" namun seketika tangannya ditarik oleh Jeffrey sebagai peringatan agar Lisa tidak perlu menegur.

Setelah melangkah saling berjauhan antara ia dan Lisa dengan gadis itu, Lisa berkata, "Aneh banget sih lo?"

"Gue cuma ikutin mau dia, Lis. Gue gak mau dia enggak nyaman."

Lisa mendengus gemas, "Kalian berdua kayak abg baru pacaran tau enggak?"

"Ya emang, lo aja keseringan ganti cowok."

"Anjing."

Setelah urusan berbelanja selesai, Jeffrey hanya mengantar Lisa kembali ke rumah, kemudian lanjut ke rumah Doni. Tidak dalam rangka apa-apa, tujuan perkumpulan cowok-cowok biasanya tercipta setelah perkumpulan itu diadakan. Bisa membahas basket, kuliah, kehidupan, percintaan, atau tiba-tiba tentang masa depan negara.

Jeffrey bertemu Arka di teras depan rumah Doni saat baru tiba. Dan tiba-tiba pula Arka berkata, "Mau tanya orangnya langsung enggak? Nih, kebetulan ada disini," sambil mengulurkan ponselnya.

Ia yang tidak mengerti apapun tentu kebingungan. Sementara Arka menengok kembali ponsel yang ternyata sambungan telepon sudah diputuskan oleh Nadine.

"Kenapa sih?" Heran Jeffrey.

Arka terkekeh, "Enggak tau nih, Nadine."

"Kenapa Nadine?"

"Nanyain lo,"

"Gue?"

"Dia lagi sama Janisha sih, paling lagi ngomongin lo."

"Tadi gue ketemu Janisha," ucap Jeffrey masih bingung mengapa secepat kilat gadis yang ia temui di basement mall tadi kini sudah bersama Nadine.

In My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang